Merdeka.com - Masuknya peradaban Islam di Indonesia tentunya meninggalkan bukti-bukti sejarah yang menjadi petunjuk dan menjadi penanda bahwa telah terjadi peristiwa tersebut. Salah satu peninggalan sejarah peradaban Islam di Indonesia yaitu kompleks Makam Papan Tinggi.
Terletak di Desa Penanggahan, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, kompleks makam ini berada di atas bukit setinggi kurang lebih 3000 meter di atas permukaan air laut.
Dengan adanya makam kuno di kawasan Barus yang merupakan wilayah Emporium dan pusat perdagangan komoditi kapur barus yang di ekspor sampai ke Arab dan Persia menunjukkan bahwa di Tanah Barus terdapat jejak-jejak penyebaran agama Islam.
Penasaran dengan Makam Tinggi di Barus? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Sesuai dengan namanya, kompleks pemakaman ini terletak berada di atas bukit yang cukup tinggi. Bagi pengunjung yang ingin mencapai ke kompleks makan, diharuskan dengan berjalan kaki dan menaiki tangga yang berjumlah 708 anak tangga.
Saat ini, masyarakat sekitar telah membangun pos-pos peristirahatan bagi para pengunjung di setiap 150 anak tangga.
Melansir dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, kompleks makam ini memiliki luas 40 meter X 15 meter, dengan pagar pembatas di sekelilingnya setinggi 160 cm.
Advertisement
Masih dari sumber yang sama, di dalam kompleks makam ini terdapat 7 makam berupa batu nisan tanpa menggunakan Jirat Enam makam yang tergabung dalam satu kelompok.
Material yang digunakan pada makam-makan tersebut terbuat dari batu kali. Adapun makam yang bernisan besar berjumlah 3 buah, kemudian nisan kecil berjumlah 3 buah dan 1 makam lainnya terletak secara terpisah.
Salah satu makam itu memiliki nisan berbentuk segi empat yang pipih dan pada ujungnya berbentuk bulat. Pada bagian luar nisan terpadat kaligrafi Arab yang sudah mulai rusak.
Adapun ukuran nisan yang berkaligrafi Arab itu memiliki tinggi 144 cm, lebar 46 cm, dan tebal 13 cm. Panjang nisan dari bagian kepala hingga kaki mencapai 8,15 meter.
cagarbudaya.sumutprov.go.id ©2023 Merdeka.com
Salah satu dari makam yang ada dalam kompleks Makam Papan Tinggi itu salah satunya adalah makam Syekh Mahmud. Dia adalah seorang pendatang dari Yaman sekitar abad ke-7 dan juga saudagar dari Arab Persia yang menyebarkan Agama Islam pertama di Indonesia.
Syekh Mahmud sendiri disinyalir hendak melakukan pelayaran dari Yaman menuju ke Kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Namun, saat berlayar kapal Syekh Mahmud tiba-tiba salah arah dan terdampar di Barus.
Pada saat itulah, Syekh Mahmud memutuskan untuk berdakwah dan menyebarkan Agama Islam di Barus. Tak hanya itu, dirinya pun juga menjadi pedagang dan berbisnis komoditas kapur barus yang begitu mahsyur di zaman itu.
Namun dalam proses penyebaran Agama Islam, Syekh Mahmud sempat ditentang oleh Kerajaan Barus dan diasingkan ke Aceh Singkil. Tetapi dia tetap menyebarkan Agama Islam selama di Aceh Singkil hingga paham Islam sudah tersebar di penjuru Nusantara.
Advertisement
Usut Dugaan Aliran Dana Narkoba untuk Pemilu 2024, Begini Langkah Bawaslu Sumut
Sekitar 37 Menit yang laluCiri Cowok Introvert Jatuh Cinta, Perhatikan Sikap dan Tingkah Lakunya
Sekitar 1 Jam yang lalu5 Cara Membuat Stuff Roti yang Enak dan Praktis, Cocok untuk Sarapan
Sekitar 1 Jam yang lalu29 Mei 1953: Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Berhasil Capai Puncak Everest
Sekitar 6 Jam yang lalu25 Ucapan Menjalankan Haji, Penuh Doa dan Menyentuh Hati
Sekitar 19 Jam yang laluNiat Puasa Senin Kamis untuk Kesuksesan, Lengkap Beserta Artinya
Sekitar 22 Jam yang lalu10 Tempat Wisata Murah di Medan yang Indah dan Menakjubkan, Cocok untuk Liburan
Sekitar 1 Hari yang lalu7 Resep Tumis Sayuran ala Rumahan, Enak dan Praktis
Sekitar 1 Hari yang laluDikabarkan Meninggal Dunia, Ini Perjalanan Karier Benjo Eks Teamlo di Dunia Lawak
Sekitar 1 Hari yang laluCoba Taksi di AS, Wanita Ini Kaget Tidak Ada Sopir Mobil Jalan Sendiri
Sekitar 1 Hari yang laluPakai Seragam SMA, Intip Momen Perayaan Ulang Tahun Henny Rahman Istri Alvin Faiz
Sekitar 1 Hari yang laluIngat Btari Karlinda Pemeran Ina 'Catatan si Boy', Begini Kabar Terbarunya Sekarang
Sekitar 2 Hari yang laluDibangun Tanpa Semen, Masjid di Sumut Ini Jadi Peninggalan Kesultanan Asahan
Sekitar 2 Hari yang laluPerwira Polwan Sidak Anggota, Ada Polisi Kumisan & Jenggotan Langsung Dikorek Api
Sekitar 17 Menit yang laluPotret Jenderal Lulusan Terbaik Nostalgia Bareng Teman Lama, Kumpulnya di Saung 91
Sekitar 37 Menit yang laluViral Ibu Protes Saat Dampingi Anaknya Praktik Buat SIM
Sekitar 6 Jam yang laluTak Cuma Komandan Pasukan HUT RI Istana, Polisi Penjual Pecel Ayam juga Pasukan PBB
Sekitar 3 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 14 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluKalah dari Persebaya, Bali United Tak Agendakan Uji Coba Lagi Sebelum Melawan PSM
Sekitar 12 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami