Banjir Peminat, Omzet Penjual Pakkat Khas Mandailing Natal Naik 2 Kali Lipat
Merdeka.com - Bulan Ramadan menjadi momen istimewa bagi para pedagang makanan. Pasalnya, produk-produk makanan yang mereka jual begitu dinantikan sebagai santapan berbuka puasa. Seperti halnya para pedagang pakkat, makanan khas Mandailing Natal yang banjir peminat.
Omzet penjualan mereka meningkat tajam pada bulan Ramadan kali ini. Tak tanggung-tanggung, para penjual di Medanmengaku permintaan pakkat naik dua kali lipat selama bulan suci ini.
"Alhamdulillah, pada awal Ramadan ini penjualan Pakkat sangat meningkat yang mencapai 100 persen dari hari biasanya, karena bahan ini dijadikan lalapan untuk berbuka puasa," ujar salah satu penjual Pakkat, Dani dikutip dari Antara (26/3).
Habiskan 1.000 Batang
medaninside.com ©2020 Merdeka.com
Dijelaskan Dani, biasanya ia hanya menghabiskan sekitar 300 batang atau setara dengan dua ikat pakkat. Sementara itu pada bulan Ramadan, dirinya bisa menghabiskan 10 ikat atau mencapai 1.000 batang rotan muda.
"Saat Ramadan banyak peminatnya, karena sangat enak kalau dijadikan lalapan untuk makan setelah berbuka puasa," katanya.
Untuk memenuhi seluruh permintaan tersebut, ia bahkan memesan batang rotan muda tersebut sampai ke kawasan Langga Payung, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, dan Gunung Tua yang berada di Kabupaten Padang Lawas Utara.
Hadapi Kendala
©2017 merdeka.com/yan muhardiansyah
Sementara itu pedagang lainnya bernama Putra Siregar mengaku omzet penjualan Pakkat selama bulan Ramadan sangat baik. Namun, dirinya mengalami kendala bahan baku lantaran tempat produksi batang rotan mudan sedang banjir.
"Kendala yang kami hadapi para penjual pakkat ada itu bahan baku dari Kota Pinang yang sementara mengalami banjir. Jadi para pengambil bambu rotan memiliki kendala. Alhasil permintaan terus melambung," ujarnya.
Selalu Diburu Masyarakat
medcom.id ©2020 Merdeka.com
Pakkat merupakan makanan khas Mandailing Natal yang terbuat dari batang rotan. Namun, tidak semua batang rotan bisa digunakan sebagai bahan makanan ini. Hanya bagian ujung batang rotan saja yang digunakan sebagai olahan makanan yang satu ini.
Tak hanya itu, pakkat hanya dapat dijumpai ketika Bulan Ramadan saja. Tak heran jika kuliner yang satu ini selalu diburu dan menjadi favorit masyarakat sebagai lalapan saat berbuka puasa.
Biasanya, para pedagang pakkat akan menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan ataupun pusat keramaian. Sehingga untuk menemukan pakkat saat bulan Ramadan tidaklah sulit, bahkan hampir di semua daerah di Sumatra Utara juga menjual makanan yang unik ini.
(mdk/adj)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaMengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaSepekan jelang bulan suci Ramadan 2024, sejumlah harga pangan mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaPasar tekstil di Jakarta, seperti Pasar Cipulir dan Pasar Tanah Abang, mulai diserbu para reseller.
Baca Selengkapnya