3 Fakta Bangau Bluwok, Satwa Terancam Punah Penghuni Suaka Margasatwa Karang Gading

Merdeka.com - Salah satu fauna yang banyak dijumpai di Indonesia adalah burung. Kita dapat menjumpai beragam jenis satwa yang satu ini. Mulai dari yang biasa kita lihat di sekitar kita sehari-hari, sampai jenis-jenis burung yang hanya bisa ditemukan di habitat alam bebas, seperti hutan.

Dari banyaknya jenis dan spesies burung yang ada, bangau adalah salah satu yang banyak ditemui di sejumlah daerah. Bangau sendiri memiliki 16 jenis yang terbagi ke dalam 6 genus, salah satunya bangau bluwok atau Mycteria cinerea.

Bangau bluwok ini tersebar luas di sejumlah negara di dunia, diantaranya Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, serta Indonesia. Di Indonesia sendiri, bangau jenis ini bisa kita jumpai salah satunya di Suaka Margasatwa Karang Gading, yang ada di Sumatra Utara (Sumut).

Sayangnya, bangau bluwok ini masuk ke dalam satwa yang dilindungi dan terancam punah. Melansir dari laman indonesia, berikut fakta menarik bangau bluwok selengkapnya.

Paling Banyak Ditemukan di Indonesia

mongabay.co.id ©2022 Merdeka.com

Saat ini, ada sekitar 1.700 individu bangau bluwok di kawasan pantai Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Sumbawa. Jumlahnya yang tak sampai 2.000 di dunia, menjadikan Indonesia rumah paling banyak didiami burung penyuka ikan-ikan kecil di laut, kerang, katak, dan serangga tersebut.

Bangau bluwok ini memiliki ciri utama kulit mukanya tanpa bulu, berwarna merah jambu hingga merah. Postur tubuhnya bongsor, kaki dan leher jenjang, serta paruh besar, kuat, lagi panjang. Pada kaki bangau terdapat selaput yang berfungsi untuk mengarungi air dangkal.

Sayapnya pun cukup lebar ketika dikepakkan di udara. Burung ini tidak bisa berkicau, sehingga mereka berkomunikasi dengan cara saling mengatupkan paruh besarnya hingga menghasilkan suara.

Habitat di Pantai dan Hutan Mangrove

indonesia.go.id ©2022 Merdeka.com

Habitat bangau bluwok banyak terdapat di lahan basah berlumpur, terutama perairan dangkal seperti tepi pantai, muara, rawa, serta hutan mangrove. Karena itu lah, burung ini tidak bisa pindah ke sembarang tempat karena bergantung pada lahan basah.

Burung ini hidupnya soliter atau dalam kelompok-kelompok kecil di dekat pantai. Bangau bluwok biasa membangun sarangnya di pucuk pohon bakau, beringin dan kepuh. Ini menyebabkan perkembangbiakan bangau kluwok terbilang lambat karena sifatnya yang lebih suka menyendiri.

Bangau jenis ini biasanya berkembang biak antara Januari hingga September, sepanjang tahun. Saat bereproduksi, di tiap sarang biasanya berisi antara satu hingga empat butir telur yang dierami sekitar satu bulan.

Terancam Punah

Keberadaannya yang kian menurun setiap tahunnya, membuat bangau bluwok ini masuk ke dalam daftar merah (redlist) pada kategori genting (endangered/EN) atau terancam punah secara global. Oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), bangau kluwok tidak boleh lagi diburu dan harus segera diselamatkan dari kepunahan.

Di Indonesia sendiri, bangau ini telah dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Bangau bluwok pun menjadi satu di antara 179 jenis burung di Indonesia yang masuk ke dalam daftar satwa terancam punah secara global menurut Burung Indonesia.

Burung ini semakin terancam keberadaannya karena perburuan yang kian meningkat serta kerusakan alam yang semakin lama makin merusak habitat alami bangau ini.