Kapan saat yang tepat untuk mengganti bantal tidur?
Merdeka.com - Kamu bisa jadi memiliki bantal favorit yang terasa sangat nyaman dan membuat tidurmu lebih nyenyak. Namun di balik rasa nyaman dari bantal lama kesayangan, ada banyak masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan.
Para ahli kesehatan mengklaim bahwa bantal yang sudah digunakan selama enam bulan akan menyebabkan masalah kesehatan seperti alergi dan memunculkan jerawat. Ini karena kotoran, debu, minyak, sel kulit mati, dan kutu busuk telah menumpuk pada bantal tersebut, seperti dilansir oleh Daily Mail.
Dr Robert Oexman, direktur dari Sleep to Live Institute di Mebane, North Carolina menjelaskan bahwa orang yang menggunakan bantal mereka selama enam bulan lebih dan tak segera menggantinya dengan bantal baru sebenarnya sedang menempelkan wajah mereka pada tumpukan kotoran, debu, minyak, dan sel kulit mati yang bisa menyebabkan jerawat.
Tak hanya debu, minyak, dan sel kulit mati, bantal juga bisa menjadi sarang dari kutu busuk yang memicu reaksi alergi, atau bahkan asma, berdasarkan keterangan Dr Mark Neustrom, seorang ahli kekebalan tubuh dan alergi di Kansas City Allergy and Asthma Associates. Kutu busuk dan debu yang menempel pada bantal juga diketahui bisa memicu alergi.
Dr Mark menjelaskan bahwa jika seorang pasien alergi sering mengalami reaksi alergi pada pagi hari saat bangun tidur atau sebelum tidur, bisa jadi bantal mereka lah yang jadi penyebabnya. Ini karena protein pada kutu busuk yang bisa memicu reaksi alergi tidak tersebar lewat udara.
Dr Oexman selanjutnya menyarankan semua orang untuk mencuci kasur atau mengganti bantal mereka secara teratur. Selain itu, dia juga menyarankan untuk menggunakan bantal yang biasa digunakan untuk menopang celah antara kepala dan bahu ketika berbaring. Orang yang terbiasa tidur terlentang atau tengkurap juga sebaiknya memilih bantal yang lebih tipis. Sementara orang yang terbiasa tidur menyamping sebaiknya memilih bantal yang lebih tebal.
Jadi, sudahkah kamu mengganti bantal setiap enam bulan sekali? Jika tidak, sebaiknya kamu mulai mempertimbangkan untuk melakukannya, daripada kamu harus berisiko terkena alergi, asma, atau berjerawat.
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Lelah Namun Sulit Tidur Malam? Temukan Penyebab dan Cara Mengatasinya
Rasa "berat" karena kurang tidur bisa membuat kita lebih mudah lelah. Akumulasi stres fisik & emosional dari kelelahan itu kemudian bisa membuat susah tidur.
Baca Selengkapnya9 Cara Maksimalkan Tidur untuk Turunkan Berat Badan, Tambah Kurus Hanya dengan Memejamkan Mata
Menurunkan berat badan ternyata bisa dilakukan ketika tidur.
Baca SelengkapnyaAwas, Tidur Malam Kurang dari 7 Jam per Hari Bikin Umur Pendek
Orang yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Mengapa Ketiak Berbau Tak Sedap saat Bangun Tidur
Pada saat kita bangun tidur, berbagai hal mungkin terjadi pada diri kita termasuk munculnya bau ketiak yang tak sedap.
Baca SelengkapnyaDampak Buruk Tidur setelah Sahur yang Wajib Diwaspadai
Tidur usai sahur bisa memicu sejumlah masalah kesehatan yang tidak terduga, mulai dari gangguan pencernaan hingga peningkatan risiko penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaIni Penyebab Mengapa Napas Kita Terdengar Sangat Keras ketika Tidur
Pada saat tidur, biasanya napas kita akan terdengar lebih teratur namun lebih keras dibanding biasanya. Ini Penyebabnya.
Baca SelengkapnyaManfaat Sit Up sebelum Tidur dan Bangun Tidur, Berikut Tipsnya
Merdeka.com membahas manfaat yang luar biasa dari sit up sebelum tidur dan bangun tidur.
Baca SelengkapnyaIni yang Terjadi Jika Kamu Tidur dengan Rambut Basah
Banyak orang menyukai kebiasaan keramas di malam hari dan akhirnya tidur dengan rambut basah. Yuk, simak akibatnya!
Baca Selengkapnya5 Kebiasaan Tidur yang Bisa Buat Awet Muda, Penting Dilakukan untuk Cegah Penuaan Dini
Cukup tidur merupakan hal yang penting dilakukan karena bisa menjaga kesehatan kita termasuk mencegah terjadinya penuaan dini.
Baca Selengkapnya