Diabetes Bisa Sebabkan Gejala COVID-19 Semakin Parah, Ketahui Gejala Tersembunyinya
Merdeka.com - Memiliki Diabetes Melitus atau DM bisa membuat seseorang rentan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan. Hal ini termasuk munculnya sejumlah komplikasi serius jika terinfeksi COVID-19.
Dokter spesialis penyakit dalam di Good Doctor, Rulli Rosandi dalam webinar bersama dengan LSPR Communication and Business Institute belum lama ini mengungkap kesimpulan ini. Hasil ini diperoleh berdasar hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta.
Diketahui bahwa pasien penderita diabtes memiliki kemungkinan mendapat perawatan intensif lebih dari 2,5 kali dibanding yang tidak memiliki masalah ini. Tak hanya pada COVID-19, komplikasi lebih parah juga bisa muncul ketika terinfeksi virus apa pun.
"Secara umum penyandang diabetes lebih cenderung memiliki gejala dan komplikasi yang lebih parah ketika terinfeksi virus apa pun," kata dr. Rulli.
dr. Rulli menjelaskan beberapa gejala diabetes yang harus diwaspadai adalah sering buang air kecil terutama pada malam hari padahal tidak banyak minum, cepat merasa lapar dan haus, berat badan menurun padahal nafsu makan bertambah, cepat merasa lelah dan mengantuk, serta mudah timbul bisul atau abses dengan kesembuhan yang lama. Selain gejala umum tersebut, terdapat juga sejumlah gejala tersembunyi dari diabetes ini.
Gejala yang kerap tak disadari sebagai tanda diabetes adalah gatal pada kelamin bagian luar, sering kesemutan, gairah seks tiba-tiba menurun, penglihatan kabur yang ditandai dengan seringnya berganti ukuran kacamata, serta ibu yang melahirkan bayi lebih dari empat kilogram.
Oleh karena itu, secara rutin, dr. Rulli menekankan pentingnya pemeriksaan kadar gula. Hal ini penting dilakukan baik bagi mereka yang sudah diketahui mengidap diabetes maupun bagi yang tidak.
"Tidak bisa hanya berdasarkan gejalanya saja," ujarnya.
Sebab, lanjut Rulli, seseorang tidak langsung begitu saja menjadi diabetes. Dimulai dari yang normal lalu pre-diabetes, barulah menjadi diabetes.
"Seseorang dikatakan diabetes apabila gula darah puasa (GDP lebih dari 126 mg/dl, gula darah post pembebanan glukosa (GDPP) 200 mg/dl, dan Hba1C lebih dari 6,5 persen," Rulli menekankan.
Proporsi Pasien Diabetes Usia Muda Semakin Tinggi
Berdasar data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional, dr. Rulli menjelaskan bahwa pasien diabetes di Indonesia terus meningkat. Pada 2007 persentasenya sebesar 5,7 persen meningkat menjadi 6,9 persen pada 2013. Lalu pada 2018 meningkat lagi menjadi 10,9 persen.
"Apabila penduduk Indonesia berjumlah 250 juta berarti ada sekitar 25 juta penduduk Indonesia yang mengalami diabetes atau yang biasa disebut diabetesi. Selain itu, proporsi diabetes usia muda di Asia Tenggara lebih tinggi dibandingkan wilayah lain," katanya.
"Di Asia Tenggara didominasi usia paruh baya, 40 sampai dengan 59 tahun diikuti usia muda 20 sampai 39 tahun. Berbeda dengan di Eropa yang didominasi penduduk usia tua (60—79 tahun)," sambungnya.
Pada pasien usia muda ini, sebagian besar masalah kesehatan mereka diawali dengan kegemukan dan riwayat keluarga. Kondisi ini bisa memicu diabetes yang bisa meningkatkan risiko komplikasi kesehatan yang bisa membahayakan kesehatan secara lebih lanjut.
Reporter: Aditya Eka PrawiraSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Datangnya bulan Ramadan sudah dalam hitungan hari, persiapan untuk puasa penting dilakukan oleh siapa saja termasuk pada pasien diabetes.
Baca SelengkapnyaSebelum seseorang mengalami diabetes, terdapat kondisi pra-diabetes yang mungkin terjadi dan bisa dikenali.
Baca SelengkapnyaDiabetes adalah penyakit yang dapat mempengaruhi berbagai jaringan tubuh, termasuk kulit. Tanda-tanda yang muncul mungkin tampak biasa, tapi jangan disepelekan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria pecinta ular kobra tersebut belum lama ini memeriksakan dirinya ke dokter. Usut punya usut, Panji mengidap penyakit diabetes.
Baca SelengkapnyaPrediabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal, namun belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.
Baca SelengkapnyaSeperti yang dilaporkan oleh saluran YouTube Panji Petualang, Panji mengungkapkan bahwa ia menderita diabetes dan harus mengonsumsi obat sepanjang hidupnya.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pasien diabetes tetap bisa berpuasa di bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaPrediabetes adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah sudah melebihi batas normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.
Baca SelengkapnyaSalah satu cara untuk mengendalikan diabetes adalah melalui pola makan yang sehat dan seimbang, yang mencakup konsumsi buah-buahan.
Baca Selengkapnya