Panduan Bagi Orangtua untuk Mempersiapkan Buah Hati Melakukan Potty Training
Masa-masa potty training merupakan salah satu tahapan penting dalam perkembangan anak yang mengharuskan orangtua untuk bersabar dan telaten.
Masa-masa potty training merupakan salah satu tahapan penting dalam perkembangan anak yang mengharuskan orangtua untuk bersabar dan telaten.
-
Siapa yang mengatakan potty training bisa dilakukan umur 18-30 bulan? Lisa Asta, M.D., dokter anak dari University of California, San Francisco mengatakan bahwa hal ini bisa dilakukan pada saat anak antara 18 hingga 30 bulan.
-
Bagaimana cara mengajarkan anak membersihkan area intim? Gunakan bahasa yang sopan dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan area ini untuk menghindari infeksi dan iritasi.
-
Bagaimana cara orangtua mengajarkan anak menjaga kebersihan? Ajarkan cara cuci tangan yang tepat agar anak bisa mencuci tangan dengan baik. Hal ini penting dilakukan terutama agar anak tidak terlanjut terbiasa berlaku jorok.
-
Kenapa anak butuh waktu lama untuk potty training? Banyak orangtua yang ingin agar masa-masa potty training ini bisa cepat berlalu dengan mudah. Namun sayangnya hal ini membutuhkan waktu yang lama hingga anak benar-benar bisa buang air dengan tepat.
-
Bagaimana bayi mengatasi kesulitan buang air besar? “Bayi baru lahir belum tahu bagaimana mengontrol dan mengkoordinasikan sfingter analnya, otot yang menahan tinja di rektum,“ kata Rebecca Preziosi, M.D., seorang dokter anak di Pusat Medis Sharp Rees-Stealy di San Diego. “Mereka harus mendorong dan mendengus untuk membuat tinja melewati otot ini.“
-
Bagaimana cara yang tepat untuk memandikan bayi baru lahir? Pada bayi yang baru lahir, memandikan bayi perlu dilakukan dengan menyeka tubuhnya menggunakan lap atau handuk basah. Memandikan langsung dengan air atau bahkan merendam bayi bisa membuatnya mengalami masalah kesehatan dan berisiko mengalami infeksi.
Panduan Bagi Orangtua untuk Mempersiapkan Buah Hati Melakukan Potty Training
Dilansir dari Medical Daily, tidak ada waktu yang tepat untuk memulai proses ini, karena setiap anak memiliki waktu yang berbeda-beda dalam memahami dan menerima konsep buang air di toilet. Oleh karena itu, orangtua perlu memperhatikan tanda-tanda kesiapan anak secara fisik, mental, dan emosional sebelum memulai potty training.
Pada aat melaksanakan latihan ini, anak mulai diajarkan untuk mencopot popok dan mulai bisa mengendalikan diri dalam buang air kecil secara mandiri. Salah satu kondisi yang perlu disiapkan adalah kesiapan anak untuk melakukannya.
Kesiapan yang dimiliki oleh anak ini menyebabkan tidak ada usia pasti kapan potty training ini bisa dilakukan. Lisa Asta, M.D., dokter anak dari University of California, San Francisco mengatakan bahwa hal ini bisa dilakukan pada saat anak antara 18 hingga 30 bulan. Tanda-tanda kesiapan anak untuk melakukan potty training bisa bervariasi, tetapi beberapa indikator umum meliputi:
Interval antar buang air sudah cukup lama: Anak bisa menahan buang air setidaknya selama dua jam di siang hari.
Mengompol saat tidur: Anak sudah tidak mengompol saat tidur siang.
Menyadari popok basah: Anak mulai menyadari ketika popok mereka basah.
Menunjukkan minat buang air di toilet: Anak menunjukkan minat atau antusiasme terhadap penggunaan toilet.
Mulai bisa menahan buang air besar: Anak sudah bisa menahan buang air besar untuk sementara waktu.
Ketika anak sudah menunjukkan sebagian atau seluruh tanda-tanda tersebut, maka mereka mungkin sudah siap untuk memulai potty training. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah tidak memaksakan anak untuk segera mulai melakukan potty training.
Anak perlu merasa siap secara internal dan ingin melakukannya sebelum orangtua bisa untuk menerapkannya. Berikut sejumlah langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk memulai dan membiasakan anak melakukan potty training:
Perkenalkan Toilet secara Bertahap
Mulailah berbicara kepada anak tentang penggunaan toilet saat mereka mulai bisa diajak bicara. Gunakan contoh-contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka untuk memperkenalkan konsep ini. Hal ini akan membantu anak merasa nyaman dan terbiasa dengan penggunaan toilet.
Buat Jadwal
Tetapkan jadwal rutin untuk membawa anak ke kamar mandi, baik mereka membutuhkannya atau tidak, setiap dua jam sekali. Lakukan ini mulai dari bangun tidur hingga sebelum tidur malam. Konsistensi dalam jadwal akan membantu membentuk kebiasaan yang baik pada anak.
Beri Pujian
Ketika anak mulai berhasil buang air di toilet, berikan pujian dan penghargaan sebagai bentuk dorongan positif. Hindari menghukum anak jika mereka mengompol, tetapi bantu mereka memahami prosesnya dengan sabar dan dukungan.
Ajarkan Kebersihan yang Tepat
Jelaskan kepada anak pentingnya menjaga kebersihan dengan mencuci tangan setelah buang air. Ajarkan mereka cara mencuci tangan yang benar untuk mencegah penularan penyakit dan memupuk kebiasaan yang baik.
Sabar
Potty training memerlukan kesabaran dari kedua belah pihak, baik dari orangtua maupun anak. Berikan waktu yang cukup bagi anak untuk memahami dan menguasai konsep ini. Hindari memaksa anak untuk menahan buang air terlalu lama, karena hal ini bisa berdampak negatif pada perkembangan mereka.
Orangtua dan anak perlu sama-sama siap sebelum melakukan potty training. Kesabaran dari orangtua sangat penting agar anak tidak terlalu terbebani dan kesulitan melakukannya.