Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Yusril Tanggapi Lahirnya Partai Masyumi Reborn: Partai Islam Hidupnya Ngos-ngosan

Yusril Tanggapi Lahirnya Partai Masyumi Reborn: Partai Islam Hidupnya Ngos-ngosan Partai Masyumi. ©2020 Dok. Masyumi

Merdeka.com - Sejumlah tokoh Komite Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendeklarasikan berdirinya kembali Partai Masyumi. Diketahui, partai ini sempat dibubarkan di era Soekarno pada 75 tahun silam.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menceritakan, sudah pernah ada nama partai Masyumi pada Pemilu 1999. Serta nama Masyumi Baru digunakan pada tahun yang sama. Hasilnya tidak begitu baik. Keduanya juga masih berdiri sebagai partai politik yang berbadan hukum yang sah dan terdaftar di Kemenkumham.

PBB tidak menyebut diri sebagai Masyumi atau Masyumi baru. Yusril yang ikut mendirikan PBB pada 1998, mengatakan, PBB merupakan partai yang menimba inspirasi dari Partai Masyumi.

"Sebab saya yakin, zaman sudah berubah. Situasi politik sudah sangat berbeda dengan zaman tahun 1945-1960 ketika Masyumi ada," kata Yusril dalam keterangannya, Senin (9/11).

Menurut Yusril, sekadar mendeklarasikan partai memang mudah. Tetapi mengelola, membina dan membesarkan partai tidak mudah. Orientasi politik masyarakat berbeda dan tidak terbelah pada ideologi yang tajam.

"Rakyat tidak lagi terbelah pada perbedaan ideologi yang tajam seperti tahun 1945-1960. Masyarakat kini bahkan lebih praktikal dalam menjatuhkan pilihan politik. Sebagian malah transaksional: anda sanggup kasi apa dan berapa dan kami akan tentukan sikap kami seperti apa," jelas Yusril.

Yusril bercerita pengalaman mempertahankan PBB. Menurutnya, itu sangat sulit. Karena itu dia justru memikirkan cara untuk mempertahankan eksistensi partai Islam.

"Karena itu, saya justru berpikir bagaimana caranya partai-partai Islam yang ada ini dapat bersatu memikirkan bagaimana caranya agar partai Islam ini tetap eksis di negara mayoritas Muslim ini," ujarnya.

Selain itu, partai perlu dana besar untuk bergerak. Partai berbasis Islam sulit mendapatkan dana besar. Menurut Yusril, sebagian besar umat Islam hidup dalam kekurangan, yang punya dana besar adalah pengusaha dalam maupun luar negeri.

"Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya, partai-partai Islam itu hidupnya 'ngos-ngosan'. Zaman sekarang sangat jarang ada anggota partai membayar iuran anggota seperti zaman dulu. Dunia sudah berubah," jelasnya.

Yusril menghormati rencana berdirinya Masyumi Reborn oleh KH Cholil Ridwan dan tokoh lainnya. Perlu kerja keras untuk membangun cabang dan merekrut anggota di tengah pandemi Covid-19 agar bisa disahkan oleh Kemenkumham hingga diverifikasi KPU untuk ikut serta dalam Pemilu 2024.

"Membuat partai baru bagi saya sangatlah berat. Mudah-mudahan tidak demikian bagi KH Cholil Ridwan dan para tokoh deklarator yang bersama beliau telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi tanggal 7 November kemarin," ucapnya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Yusril Tanggapi Isi Gugatan Sengketa Pilpres Anies-Cak Imin: Banyak Narasi dan Asumsi daripada Bukti

Yusril Tanggapi Isi Gugatan Sengketa Pilpres Anies-Cak Imin: Banyak Narasi dan Asumsi daripada Bukti

Yusril Ihza Mahendra menilai permohonan sengketa Pilpres 2024 yang disampaikan kubu Anies-Muhaimin hanya sebuah narasi dan asumi.

Baca Selengkapnya
Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud: Indonesia saatnya Dipimpin Rambut Putih dan Pendekar Hukum

Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud: Indonesia saatnya Dipimpin Rambut Putih dan Pendekar Hukum

Hasto menyebut, pasangan Ganjar-Mahfud berbeda dengan pasangan calon yang lain yang punya dana banyak, triliunan, sehingga bisa memberikan bantuan sosial.

Baca Selengkapnya
Bingung Menyikapi Money Politik? Ini Tips dari Mahfud MD

Bingung Menyikapi Money Politik? Ini Tips dari Mahfud MD

Jika ditekan seseorang untuk memilih nama-nama tertentu, dia pun menyarankan untuk di-iyakan saja. Tetapi pada hari H nanti, silakan memilih sesuai hari nurani.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Partai NasDem Tetap Ajukan Gugatan Sengketa Pilpres Meski Surya Paloh Sudah Terima Hasilnya

Partai NasDem Tetap Ajukan Gugatan Sengketa Pilpres Meski Surya Paloh Sudah Terima Hasilnya

Surya Paloh menyatakan, partainya mendukung segala upaya mencari keadilan

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Jenderal Agus Bicara Investasi Akhirat, Bergerak Dalam Gelap Mencari Ridho-Nya

Panglima TNI Jenderal Agus Bicara Investasi Akhirat, Bergerak Dalam Gelap Mencari Ridho-Nya

Panglima TNI Agus Subiyanto adalah sosok yang sangat religius, ia sering sholat Subuh berjamaah di masjid dan menyampaikan tentang pentingnya akhirat.

Baca Selengkapnya
Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta

Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta

Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.

Baca Selengkapnya
Gus Yasin Ungkap Penyebab PPP tak Lolos ke Senayan, Ternyata Ini Masalahnya

Gus Yasin Ungkap Penyebab PPP tak Lolos ke Senayan, Ternyata Ini Masalahnya

Gus Yasin berharap hasil Pemilu 2024 tersebut harusnya dijadikan bahan musahabah bagi elite partainya yang duduk di struktur kepengurusan DPP.

Baca Selengkapnya
Todung Mulya Lubis dan Henry Yosodiningrat Pimpin Timsus Hukum Ganjar-Mahfud Usut Dugaan Kecurangan Pemilu

Todung Mulya Lubis dan Henry Yosodiningrat Pimpin Timsus Hukum Ganjar-Mahfud Usut Dugaan Kecurangan Pemilu

Pembentukan timsus hukum itu berdasarkan keputusan partai politik pengusung Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
Berdalih Sedekah, Caleg DPR dari Demokrat Bagi-Bagi Uang Rp50 Ribu di Pantai Losari

Berdalih Sedekah, Caleg DPR dari Demokrat Bagi-Bagi Uang Rp50 Ribu di Pantai Losari

Syarifuddin mengaku tindakannya membagikan uang di masa kampanye ini bukan money politics

Baca Selengkapnya