Usai Munas 2015, akankah barisan sakit hati keluar dari Golkar?
Merdeka.com - Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-9 yang akan diselenggarakan Januari mendatang. Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengakui setiap kali Munas berakhir, ada saja kader partai berlambang beringin yang meninggalkan partai.
Hal itu disebabkan mereka kecewa atas hasil Munas. Idrus Marham berharap Munas Golkar pada Januari mendatang berbeda dengan Munas sebelum-sebelumnya. Dia berharap tak ada kader Golkar yang keluar setelah Munas.
"Memang kita berharap bahwa Munas 2015 ini tidak sama dengan Munas yang lalu. Kita tahu Munas lalu seperti tahun 1998 lahir satu partai. Tahun 2004 lahir satu partai. Tahun 2009 lahir satu partai. Karena itu kami sangat mengharapkan Munas ke-9 nanti yang akan datang dapat berlangsung demokratis dan betul-betul kandidat yang ada menunjukkan komitmen yang jelas membesarkan Partai Golkar," kata Idrus usai acara perayaan ulang tahun Ical di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (15/11).
Seperti diketahui, setiap Munas berakhir, ada saja kader Golkar yang keluar dari partai dan membentuk partai. Salah satu contohnya adalah Surya Paloh. Saat Munas Golkar 2009 lalu di Riau, bos Media Grup itu maju mencalonkan diri sebagai ketum melawan Aburizal Bakrie (Ical).
Namun, Surya Paloh kalah dari Ical. Surya Paloh kemudian memutuskan keluar dari Golkar dan kemudian membangun Partai NasDem bersama sejumlah kader Golkar yang juga ikut keluar dan masuk NasDem.
Menanggapi fenomena tersebut, pakar ilmu komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi memprediksi tidak akan ada yang keluar dari Golkar dalam Munas kali ini.
"Menurut saya kalau ada anggota keluar tidak akan efektif," kata Ari saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (15/11).
Dia mengatakan saat ini ada dua kubu yang akan maju di Munas Golkar. Aburizal Bakrie yang kembali maju akan bersaing dengan tujuh orang calon lainnya.
Tujuh calon itu yakni; MS Hidayat, Agus Gumiwang Kartasasmita, Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y. Thohari, Agung Laksono, Airlangga Hartarto, dan Zainuddin Amali.
Dia menyarankan ketimbang kader Golkar keluar dari keanggotaan partai pasca-Munas, lebih baik mereka bersatu untuk membesarkan Golkar. Sebab, dengan bersatu maka akan lebih efektif membangun dan membenahi Golkar.
"Ya kalau kata saya daripada ada yang keluar lebih baik mereka membenahi tubuh Golkar," ujarnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munas Partai Golkar rencananya bakal digelar Desember 2024.
Baca Selengkapnya"Ya kan sudah jelas bahwa Golkar akan Munas pada Desember ya, bahwa ada calon, selama calon memenuhi syarat, dia kader Golkar," kata JK
Baca SelengkapnyaLuhut meminta kepada para petinggi dan pengurus Partai Golkar jangan menciderai keberhasilan Partai Golkar di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Airlangga menyebut Golkar masih menyusun koalisi untuk Pilkada Banten 2024.
Baca SelengkapnyaAturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).
Baca SelengkapnyaInternal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum
Baca SelengkapnyaApalagi isu tersebut berkembang bahwa ada sekelompok orang yang mendorong percepatan Munas Golkar.
Baca SelengkapnyaSarmuji mengatakan Golkar perlu berkoalisi dengan partai lain untuk menggenapkan total kursi menjadi 10 untuk mengusung Bayu.
Baca SelengkapnyaGus Yahya berkelakar cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar tak akan menang di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya