Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Syndrome Hiper Reality bikin wartawan ramai maju Pilwali Surabaya'

'Syndrome Hiper Reality bikin wartawan ramai maju Pilwali Surabaya' Ilustrasi Pemilu. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Praktisi media massa ramai-ramai maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya, Jawa Timur Tahun 2015, karena 'Syndrome Hiper Reality'. Inilah penilaian yang disampaikan pengamat komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya (Unair), Sukowidodo menyikapi gejala politik jelang Pilkada di Kota Pahlawan.

Suko juga menyebut, munculnya tokoh-tokoh media massa di kancah perpolitikan Surabaya ini, ditengarai terinspirasi dari mantan Wakil Wali Kota Surabaya, Arif Afandi. Mantan Pemred Jawa Pos ini, pernah mendampingi Bambang Dwi Hartono memimpin kota yang zaman dulu dijuluki Hujung Galuh tersebut. Bambang-Arif, memimpin Surabaya pada periode 2005-2010.

Kemudian pada Pilwali 2010, Arif maju sebagai calon wali kota didampingi Adies Kadir, sedang Bambang mendampingi Tri Rismaharini, yang saat ini menjabat sebagai wali kota.

Sementara pada Pilwali Surabaya 2015 mendatang, muncul lima tokoh media yang dikabarkan bakal maju merebutkan kursi balai kota satu. Lima nama itu adalah, Dhimam Abror, mantan jurnalis yang saat ini menjadi Ketua Harian KONI Jawa Timur.

Kemudian M Mahmud, mantan Ketua DPRD Surabaya dari Partai Demokrat, yang juga mantan jurnalis serta pemred salah satu koran harian kriminal di Surabaya. Selanjutnya Sukoto, pimpinan harian kriminal, dan Budi Sugiaharto alias Uglu, fotografer sekaligus kabiro Surabaya salah satu media online ternama.

Terakhir praktisi media yang disebut-sebut bakal maju di Pilwali Surabaya adalah anak mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, yaitu Azrul Ananda, yang notabenenya sebagai direktor Jawa Pos. "Mereka harus hati-hati dan harus tetap base on riset, jika memang serius maju di Pilwali Surabaya mendatang," kata Suko mengingatkan.

‪Dia menyebut, munculnya tokoh-tokoh media massa menjadi kandidat yang akan maju di Pilwali Surabaya ini, merupakan bentuk 'Syndrome Hiper Reality'.

"Atau merasa bisa membentuk opini publik, karena memiliki pengalaman di media massa. Padahal, realitas media itu berbeda dengan agenda publik," tegas dia.‬

‪‪Selain itu, lanjut dia, para bakal calon dari tokoh media itu, juga perlu melakukan interaksi dengan publik, karena sejatinya itu menjadi modal utama maju di Pemilukada.

"Ingat, ahli media itu berbeda dengan ahli komunikasi dengan publik. Jadi pengamalan berinteraksi dengan publik itu juga sangat menentukan," sambungnya mengingatkan.

‪Dia mengakui, seperti Dhimam Abror misalnya. Ketika memutuskan maju, dia memiliki segudang pengalaman yang cukup. Abror, kata Suko, pernah menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Ketua Harian KONI Jawa Timur, serta Ketua Harian PSSI.

Begitu juga Azrul Ananda. Cukup berpengalaman menangani Bola Basket. Selanjutnya Sukoto. Suko Widodo menyebut, Sukoto kerap bergerilya langsung ke warga pinggiran. "Sedangkan Uglu, belum memiliki pengalaman yang memadai," nilainya.

Terpisah, pengamat politik dari Bangun Indonesia, Agus Mahfud Fauzi juga menyebut, munculnya tokoh-tokoh media, karena Kota Surabaya pernah memiliki wakil wali kota dari kalangan jurnalis, yaitu Arif Affandi.

"Mungkin mereka ini terinspirasi atas kesuksesan Arif Affandi, yang berhasil menjadi wakil wali kota mendampingi Bambang DH pada periode 2005-2015," jelasnya.

‪Di sisi lain, sambung Agus, karakteristik Kota Pahlawan, berbeda dengan daerah-daerah lain di Jawa Timur. Di Surabaya, masyarakatnya lebih melek media, sehingga ada kecenderungan media dapat dengan mudah menggiring opini masyarakat untuk berbuat sesuatu agar kotanya menjadi lebih baik.‬

‪"Banyak ide-ide pembangunan di Surabaya itu berasal dari opini yang dibangun media massa, yang untuk kemudian ditanggapi dan didukung oleh masyarakat. Kemudian opini itu direalisasi oleh pemerintah kota," ungkap mantan Komisioner KPU Jawa Timur ini.

Sementara terkait 'kenekatan' para jurnalis ini di Pilwali 2015, pria asal Ponorogo ini menyampaikan analisanya, hal itu lebih disebabkan sikap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Risma cenderung bersikap tidak jelas: Apakah akan kembali maju atau tidak, serta akan menggandeng siapa yang akan menjadi wakilnya? "Nah, sikap Risma inilah, yang agaknya menjadi peluang tokoh-tokoh media untuk berusaha mengambil alih posisi tersebut," ucapnya.

Sedangkan terkait peluang, Agus mengatakan, yang paling berpotensi maju sebagai calon wali kota adalah Dhimam Abror dan Azrul Ananda. Ini karena berdasarkan pengalaman kedua tokoh tersebut. Untuk Sukoto dan Uglu, paling banter menjadi calon wakil wali kota.‬

‪"Mereka (Sukoto dan Uglu) itu bisa saja digandeng Tri Rismaharini jika nanti memang berniat maju lagi atau diusung PDIP, serta koalisi dari parpol-parpol lain," pungkasnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Digilir 8 Pemuda Selama Hampir Satu Tahun, Gadis Keterbelakangan Mental di Banyuasin Hamil 6 Bulan
Digilir 8 Pemuda Selama Hampir Satu Tahun, Gadis Keterbelakangan Mental di Banyuasin Hamil 6 Bulan

Prengki menyebut sebelumnya sudah dilakukan mediasi dengan beberapa terlapor.

Baca Selengkapnya
Gunakan Media Sosial untuk Picu Tawuran di Jakarta, 4 Provokator Ditangkap
Gunakan Media Sosial untuk Picu Tawuran di Jakarta, 4 Provokator Ditangkap

Polisi mengungkap kasus provokasi yang memicu sejumlah tawuran di Jakarta. Empat orang tersangka pelakunya ditangkap.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung

Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan

Baca Selengkapnya
Viral Warga Sawangan Depok Ribut Gara-Gara Bayinya Terganggu Saat Bangunkan Sahur, Ini Cerita Lengkapnya
Viral Warga Sawangan Depok Ribut Gara-Gara Bayinya Terganggu Saat Bangunkan Sahur, Ini Cerita Lengkapnya

Salah satu warga mengaku geram karena aktivitas sekelompok warga membangunkan sahur membuat bayinya yang sedang tidur terganggu.

Baca Selengkapnya
Terduga Pemerkosa Gadis Keterbelakangan Mental hingga Hamil di Banyuasin Bertambah Jadi 10 Orang
Terduga Pemerkosa Gadis Keterbelakangan Mental hingga Hamil di Banyuasin Bertambah Jadi 10 Orang

Terduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.

Baca Selengkapnya
Siswi SMP di Kendari Dianiaya Temannya Hingga Pingsan, Penyebabnya Gara-Gara Hal Sepele Ini
Siswi SMP di Kendari Dianiaya Temannya Hingga Pingsan, Penyebabnya Gara-Gara Hal Sepele Ini

Siswi SMP berinisial A (16) dianiaya temannya hingga pingsan beredar di media sosial (medsos).

Baca Selengkapnya
Media Asing Terkemuka Sebut Jokowi Akhiri Masa Jabatan dengan Mengecewakan
Media Asing Terkemuka Sebut Jokowi Akhiri Masa Jabatan dengan Mengecewakan

Dalam editorialnya, The Economist menyorot soal pencalonan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin
Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin

Surabaya pernah jadi daerah paling kuat di Jawa bagian timur

Baca Selengkapnya