Strategi Anies Bereskan Konflik Wadas
Hal itu disampaikan Anies saat berinteraksi dengan masyarakat dalam program Desak Anies.
Hal itu disampaikan Anies saat berinteraksi dengan masyarakat dalam program Desak Anies.
Calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan menceritakan kisahnya dalam menyelesaikan satu permasalahan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Salah satunya membereskan pengelolaan angkot untuk mau bekerja di dalam sebuah sistem.
Hal itu disampaikan Anies saat berinteraksi dengan masyarakat dalam program Desak Anies, saat ditanyakan perihal cara penyelesaian kasus isu Wadas, pada Kamis (18/1) kemarin.
"Prinsip yang kami adopsi adalah prinsip keadilan kesejahteraan. Jadi, bagi kami solusi yang dibuat harus mengedepankan prinsip keadilan dan kesetaraan," kata Anies di Half Patiunus, Jakarta.
"Jadi undang semuanya, ada deadlock, deadlock itu terjadi di semua urusan. Tapi selalu ada jalan keluar dan itu membutuhkan endurance, endurance itu daya tahan untuk menjalaninya," ujar Anies.
Anies mulai menceritakan kisahnya saat bertugas di Jakarta. Bahkan, untuk menyelesaikan masalah tersebut sampai melakukan pertemuan sebanyak 77 kali.
"Kami mau mempersatukan pengelola angkot di Jakarta ikut berkerja dalam satu sistem berapa kali pertemuan untuk bisa sepakat? di awalnya deadlock pertemuan paling keras yang saya pernah rasakan di Pemprov DKI adalah ketemu dengan orang-orang yang mengelola angkot itu, kerasnya luar biasa, keras sekali," ujar Anies.
"Tapi kemudian kita jalani terus sampai tuntas sepakat ketemu, berapa kali ketemu? 77 kali ketemuan selesai. Kesepakatan ada kesepakatan, kita tuh sekarang di pemerintah enggak memiliki data tahan untuk mengerjakan itu semua, yang nambah perbedaan pasti kita bisa sampai pada titik temu," kata Anies.
Anies menjelaskan, 77 kali pertemuan tersebut merupakan negosiasi yang cukup panjang. Karena, menurut Anies, memang tak bisa diburu-diburu dalam menyelesaikan persoalannya.
"Pasti ini harus duduk bersama, dan harus ada take and gift ini juga proses negosiasi yang panjang, dan harus ada take and gift negosiasi yang panjang untuk itu, tapi kalau kita diburu-diburui kalau dulu ya," kata Anies.
Anies menegaskan dalam menyelesaikan suatu titik temu dalam permasalahan harus adanya prinsip adil serta sepemahaman. Semua pihak harus sepaham karena apabila prinsip itu tidak ada maka negosiasi akan sulit," ujar Anies.
"Duduk bersama kalau kita ingin prinsip keadilan, itu yang akan saya kerjakan dan kita harus sabar sampai prosesnya tuntas," pungkas Anies.
Dia menerangkan, bahwa niatannya dirinya lebih untuk mengembangkan 40 kota selevel Jakarta.
Baca SelengkapnyaSehingga, mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun menyebut, ada empat patokan dalam mengambil suatu keputusan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan bercerita pernah diminta untuk membuat pidato kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku sudah empat kali mendatangi Sumbar karena banyak kesan setiap datang ke sana.
Baca SelengkapnyaSetelah purnatugas, ternyata Anies masih meninggalkan sederet janji-janji yang masih menjadi persoalan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan merespons acara Desak Anies di Yogyakarta dibatalkan mendadak.
Baca SelengkapnyaAnies selalu mengatakan dalam debat Pilpres itu tidak bisa dipelajari secara sesaat.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan, perjuangan ketiganya untuk mewujudkan perubahan di Indonesia tidak akan sia-sia.
Baca SelengkapnyaAnies mengklaim pada tahun 2018 pernah ditawarkan menjadi calon wakil presiden oleh Prabowo. Tetapi Anies menolak karena komit menjadi gubernur.
Baca Selengkapnya