PKS Minta Maaf dengan PDIP, Fahri Hamzah Sindir Lagi Oposisi Memble
Merdeka.com - Politikus PKS Fahmi Alaydroes meminta maaf kepada PDI Perjuangan usai menyindir Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai calon presiden. Fahmi sebelumnya protes karena kesal permintaan interupsi dalam rapat paripurna tidak digubris Puan yang memimpin rapat.
Menanggapi permintaan maaf PKS, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah enggan berkomentar panjang lebar. Dia hanya menyindir slogan yang selama ini disuarakan terhadap parpol oposisi.
"#OposisiPlangaPlongo, #OposisiMemble," ujar Fahri singkat dalam pesan WhatsApp yang dikirimnya. Dia juga memberikan emoticon senyum tanpa menanggapi lagi, Senin (8/11).
Sebelumnya Fahri juga mengkritisi oposisi di parlemen yang lemah. Diketahui, saat ini ada dua partai oposisi yaitu PKS dan Demokrat. Fahri bahkan bercerita, Presiden Joko Widodo mengeluhkan bahwa partai oposisi saat ini lemah.
"Suatu hari saya bertemu dengan Presiden Jokowi dan kalimat yang pertama keluar dari beliau adalah, mas kenapa sekarang oposisinya lemah kok Senayan pada diam, banyak menteri gak diawasi apa yang terjadi?. Silakan pikir sendiri jawabannya. Sampai jumpa, kita rehat sejedag,” tulis Fahri dalam akun Twitternya, @fahrihamzah, dikutip merdeka.com, Rabu (3/11).
Bagaimana Mau Jadi Capres
Polemik permintaan maaf Fahmi dipicu dalam rapat paripurna persetujuan Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI, Senin (8/11).
Fahmi kesal interupsinya tidak digubris oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Dengan nada kesal, Fahmi melempar suatu ujaran kepada Puan.
"Bagaimana mau jadi capres!" kata Fahmi saat rapat paripurna DPR RI, Senin (8/11).
Momen itu terjadi ketika Puan akan menutup rapat paripurna dengan agenda tunggal yaitu pengesahan laporan Komisi I terkait uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Fahmi meminta kesediaan pimpinan rapat agar diberikan waktu untuk menyampaikan interupsi. Fahmi sudah meminta waktu dan sudah menyebut nomor keanggotaannya.
Minta Maaf
Namun tak lama setelah itu, Fahmi langsung menyampaikan permohonan maaf. Menurut dia, permasalahan dengan Puan Maharani sudah selesai. Dia sudah menyampaikan permintaan maaf kepada Fraksi PDI Perjuangan.
"Hal itu sudah selesai tadi, dengan teman-teman PDIP tadi saya juga sudah meminta maaf," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/11).
Fahmi mengatakan, sindiran kepada Puan sebelumnya karena protes tidak diizinkan untuk menyampaikan interupsi.
Menurutnya, hal ini menjadi pembelajaran kepada pimpinan DPR agar menghargai dan menjamin hak anggota dewan untuk menyampaikan interupsi dalam rapat paripurna.
"Tetapi tentu saja ini menjadi pelajaran besar, terutama buat pimpinan DPR untuk menghargai dan menjamin hak konstitusi saya sebagai anggota dewan, terima kasih," kata Fahmi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi
Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaPDIP Siap Jadi Oposisi, Begini Respons Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons soal PDI Perjuangan yang siap menjadi oposisi.
Baca SelengkapnyaTak Semua Menteri PDIP Hadiri Pelantikan AHY, Begini Kata MenPAN Azwar Anas
Azwar Anas enggan menanggapi lebih jauh terkait pandangan PDIP.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PDIP: Presiden Milik Kita Semua, Tidak Perlu lah Kampanye!
PDIP menilai Presiden Jokowi tidak perlu kampanye meski diizinkan UU Pemilu.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Sempat Berdoa Jokowi Tidak Ikut Turun Kampanye dan Memihak ke Satu Capres
Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca SelengkapnyaGerindra Tak Yakin PDIP Oposisi di Pemerintahan Mendatang, Bambang Pacul: Suka-Suka Dialah
Partai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya