Pemilu 2019 'Kuburan' Bagi Partai Politik Baru yang Minim Gagasan
Merdeka.com - Pengamat politik, AS Hikam menduga terjadi inersia atau kemandekan politik yang membuat partai minim gagasan. Padahal setiap penyelenggaraan Pemilu terdapat partai politik baru. Karena itu dia menganjurkan ada perombakan sistem kepartaian demi kualitas politik di Indonesia.
"Saya kira ada inersia politik. Makanya saya selalu mengatakan salah satu hal yang penting dilakukan adalah perombakan di sistem kepartaian," ujar Hikam saat menghadiri diskusi Para Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (22/3).
Hikam mengamini, untuk mendobrak sistem kepartaian saat ini tidak mudah. Seharusnya kehadiran partai alternatif atau partai baru mampu mendobrak tatanan sistem lama yang dianut partai saat ini. Namun kenyataannya partai baru tidak menjadi jawaban perubahan sistem kepartaian. Harus ada platform serta gagasan baru.
Merujuk data survei Litbang Kompas per Maret elektoral partai baru seperti PSI, Garuda, Berkarya, Perindo masih di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold, sebesar 4 persen. PSI (0,9 persen), Berkarya (0,5 persen), Garuda (0,2 persen), sementara Perindo (1,5 persen).
"Pileg 2019 adalah kuburan bagi partai politik alternatif (partai baru). Kalaupun survei ini benar ya masuk kuburan," katanya.
Dia tidak sependapat jika parliamentary threshold dinilai sebagai penghambat partai baru untuk unjuk gigi. Justru adanya ambang batas seperti itu bertujuan meningkatkan kualitas sistem politik.
"Secara teoritis bagus karena sebetulnya kita ingin agar PT (parliamentary threshold) kita juga bisa menunjukkan efektif ada mayoritas dan yang tidak. Kita berharap ada perampingan jumlah partai," ucapnya.
Selain partai baru, survei Litbang Kompas juga menunjukkan partai lama seperti Hanura berada di posisi rawan. Elektoral partai besutan Oesman Sapta Odang itu terancam gagal masuk Senayan karena elektabilitasnya hanya berkisar 0,9 persen. Sementara partai lama yang tidak lolos parlemen pada 2014-2019 seperti PBB dan PKPI, berpotensi kembali gagal, karena elektabilitasnya masing-masing 0,4 persen dan 0,2 persen.
Sementara itu, partai-partai seperti Nasdem, PPP dan PAN belum aman. Sebab, dengan elektabilitas Nasdem (2,6 persen), PPP (2,7 persen), PAN (2,9 persen), masih dalam rentang ancaman ketidaklolosan ambang batas parlemen 4 persen.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui pengumpulan pendapat melalui wawancara tatap muka ini pada 22 Februari-5 Maret 2019. Sebanyak 2.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian +/- 2,2 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampanye Akbar Pemilu 2024 Dimulai 21 Januari-10 Februari, Begini Aturan Mainnya
KPU bersama perwakilan tim pasangan capres-cawapres dan perwakilan partai politik sedang membahas soal zona kampanye.
Baca SelengkapnyaBeda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu
Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.
Baca Selengkapnya40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna
Kata-kata pemilu lucu ini bisa jadi hiburan menghadapi suasana politik yang seringkali tegang dan serius.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengejutkan, Ini Perolehan Suara PSI dan PPP di Pemilu 2024
KPU mengumumkan hasil rekapitulasi perolehan suara partai politik Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnya4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya
Merdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.
Baca SelengkapnyaPersaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPDIP Buka Peluang Koalisi dengan PPP, Hanura, dan Perindo di Pilkada 2024
Apalagi keempat partai politik (parpol) ini merupakan korban kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaHasil Pemilu 1955 Menunjukkan Kemenangan Partai Besar yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI, Berikut Penjelasannya
Pemilu 1955 di Indonesia menjadi momen bersejarah yang menandai pelaksanaan pemilihan umum pertama setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Baca Selengkapnya