Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemilu 2019 'Kuburan' Bagi Partai Politik Baru yang Minim Gagasan

Pemilu 2019 'Kuburan' Bagi Partai Politik Baru yang Minim Gagasan Titiek gabung Partai Berkarya. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengamat politik, AS Hikam menduga terjadi inersia atau kemandekan politik yang membuat partai minim gagasan. Padahal setiap penyelenggaraan Pemilu terdapat partai politik baru. Karena itu dia menganjurkan ada perombakan sistem kepartaian demi kualitas politik di Indonesia.

"Saya kira ada inersia politik. Makanya saya selalu mengatakan salah satu hal yang penting dilakukan adalah perombakan di sistem kepartaian," ujar Hikam saat menghadiri diskusi Para Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (22/3).

Hikam mengamini, untuk mendobrak sistem kepartaian saat ini tidak mudah. Seharusnya kehadiran partai alternatif atau partai baru mampu mendobrak tatanan sistem lama yang dianut partai saat ini. Namun kenyataannya partai baru tidak menjadi jawaban perubahan sistem kepartaian. Harus ada platform serta gagasan baru.

Merujuk data survei Litbang Kompas per Maret elektoral partai baru seperti PSI, Garuda, Berkarya, Perindo masih di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold, sebesar 4 persen. PSI (0,9 persen), Berkarya (0,5 persen), Garuda (0,2 persen), sementara Perindo (1,5 persen).

"Pileg 2019 adalah kuburan bagi partai politik alternatif (partai baru). Kalaupun survei ini benar ya masuk kuburan," katanya.

Dia tidak sependapat jika parliamentary threshold dinilai sebagai penghambat partai baru untuk unjuk gigi. Justru adanya ambang batas seperti itu bertujuan meningkatkan kualitas sistem politik.

"Secara teoritis bagus karena sebetulnya kita ingin agar PT (parliamentary threshold) kita juga bisa menunjukkan efektif ada mayoritas dan yang tidak. Kita berharap ada perampingan jumlah partai," ucapnya.

Selain partai baru, survei Litbang Kompas juga menunjukkan partai lama seperti Hanura berada di posisi rawan. Elektoral partai besutan Oesman Sapta Odang itu terancam gagal masuk Senayan karena elektabilitasnya hanya berkisar 0,9 persen. Sementara partai lama yang tidak lolos parlemen pada 2014-2019 seperti PBB dan PKPI, berpotensi kembali gagal, karena elektabilitasnya masing-masing 0,4 persen dan 0,2 persen.

Sementara itu, partai-partai seperti Nasdem, PPP dan PAN belum aman. Sebab, dengan elektabilitas Nasdem (2,6 persen), PPP (2,7 persen), PAN (2,9 persen), masih dalam rentang ancaman ketidaklolosan ambang batas parlemen 4 persen.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui pengumpulan pendapat melalui wawancara tatap muka ini pada 22 Februari-5 Maret 2019. Sebanyak 2.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian +/- 2,2 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kampanye Akbar Pemilu 2024 Dimulai 21 Januari-10 Februari, Begini Aturan Mainnya

Kampanye Akbar Pemilu 2024 Dimulai 21 Januari-10 Februari, Begini Aturan Mainnya

KPU bersama perwakilan tim pasangan capres-cawapres dan perwakilan partai politik sedang membahas soal zona kampanye.

Baca Selengkapnya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.

Baca Selengkapnya
40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna

40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna

Kata-kata pemilu lucu ini bisa jadi hiburan menghadapi suasana politik yang seringkali tegang dan serius.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengejutkan, Ini Perolehan Suara PSI dan PPP di Pemilu 2024

Mengejutkan, Ini Perolehan Suara PSI dan PPP di Pemilu 2024

KPU mengumumkan hasil rekapitulasi perolehan suara partai politik Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya

4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya

Merdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.

Baca Selengkapnya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
PDIP Buka Peluang Koalisi dengan PPP, Hanura, dan Perindo di Pilkada 2024

PDIP Buka Peluang Koalisi dengan PPP, Hanura, dan Perindo di Pilkada 2024

Apalagi keempat partai politik (parpol) ini merupakan korban kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Hasil Pemilu 1955 Menunjukkan Kemenangan Partai Besar yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI, Berikut Penjelasannya

Hasil Pemilu 1955 Menunjukkan Kemenangan Partai Besar yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI, Berikut Penjelasannya

Pemilu 1955 di Indonesia menjadi momen bersejarah yang menandai pelaksanaan pemilihan umum pertama setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca Selengkapnya