Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PDIP dan PKB sepakat definisi terorisme versi pemerintah

PDIP dan PKB sepakat definisi terorisme versi pemerintah Arsul Sani. ©dpr.go.id

Merdeka.com - Rapat Pansus RUU Antiterorisme mengenai pembahasan definisi terorisme mulai menemukan titik terang. DPR dan pemerintah telah sepakat untuk menghadirkan dua rumusan definisi yang dapat dijadikan alternatif.

Anggota Pansus RUU Antiterorisme Arsul Sani mengatakan, definisi yang disepakati itu akan diajukan kepada pemerintah besok kamis (24/5) dalam rapat pleno besok pukul 10.00 WIB di DPR.

"Tentu antara sore ini dengan rapat besok itu akan terjadi pembicaraan, lobi-lobi karena kalau kita lihat tadi 8 fraksi memilih alternatif dua di mana definisi tersebut dalam batang tubuh ada frase motif politik, ideologi atau gangguan keamanan," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (23/5).

Dia mengungkapkan, dua fraksi yang telah setuju memilih definisi terorisme tanpa adanya motif politik adalah PDIP dan PKB seperti yang diusulkan pemerintah. Dua parpol tersebut menyetujui definisi terorisme pada draf regulasi lama yang mengacu pada definisi terorisme sesuai Pasal 6 dan Pasal 7 dalam draf RUU Antiterorisme.

"Dua fraksi (PDIP-PKB) itu mempertahankan bahwa definisi terorisme tidak perlu ada frase motif politik, ideologi atau gangguan keamanan," ucapnya.

Sementara fraksi lainnya setuju ada motif politik. "8 fraksi memilih alternatif dua di mana definisi tersebut dalam batang tubuh ada frase motif politik, ideologi atau gangguan keamanan," tutur Arsul.

"Kami berharap sepanjang sisa waktu sampai dengan besok kami melakukan pleno pansus akan terjadi lobi-lobi terutama kepada dua fraksi agar alternatif yang kedua inilah yang menjadi pilihan, karena semua itu yang mengakomodasi semua kepentingan fraksi di DPR berdasarkan aspirasi dari berbagai elemen masyarakat terkait definisi terorisme itu," tambahnya.

Lebih lanjut, pansus RUU anti terorisme masih rapat untuk untuk menyusun sinkronisasi kalimat dalam pasal pasal. Alternatif definisi terorisme juga akan disampaikan besok.

"Sinkronisasi itu menyinkronkan kalimat dan kata kata dalam pasal yang sudah disepakati, sehingga tidak terjadi kontra diksi tidak terjadi perbedaan istilah dan lain sebagainya dalam satu pasal dengan pasal yang lain untuk hal yang dimaksudkan sama," terang Arsul.

Sekjen PPP ini menambahkan, bila rapat pleno dengan pemerintah besok yang diwakili Kemenkumham berjalan lancar. Arsul optimistis RUU Antiterorisme dapat disahkan dalam sidang paripurna yang dilaksanakan Jumat (25/5).

"Kalau hari Jumat dijadwalkan rapat paripurna ya terbuka untuk kemudian UU ini disahkan dalam rapat paripurna hari jumat," pungkasnya.

Diketahui, pemerintah telah menyampaikan dua opsi definisi terorisme tanpa adanya frasa motif politik, ideologi dan ancaman negara.

Opsi pertama berbunyi: "terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, menimbulkan korban yang bersifat massal dan atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas pubik atau fasilitas."

Opsi kedua yakni "terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik atau fasilitas internasional.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Contoh Koalisi Partai Politik Sebagai Penentu Pembentukan Pemerintahan Kuat, Kenali Bedanya dengan Oposisi

Contoh Koalisi Partai Politik Sebagai Penentu Pembentukan Pemerintahan Kuat, Kenali Bedanya dengan Oposisi

Berikut contoh koalisi Partai Politik dan kenali perbedaan dengan oposisi.

Baca Selengkapnya
Ahok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih

Ahok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih

PDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Konflik Vertikal Adalah Konflik Antar Golongan yang Berbeda, Berikut Penjelasannya

Konflik Vertikal Adalah Konflik Antar Golongan yang Berbeda, Berikut Penjelasannya

Konflik vertikal mengacu pada bentuk konflik atau pertentangan yang terjadi antara tingkatan atau lapisan yang berbeda dalam struktur organisasi atau masyarakat

Baca Selengkapnya
Ganjar Sentil Maruarar Sirait: Atas Dasar Apa Pindah, Ideologi atau Pragamatis?

Ganjar Sentil Maruarar Sirait: Atas Dasar Apa Pindah, Ideologi atau Pragamatis?

Ganjar pede hengkangnya ratusan anggota organisasi sayap PDIP pasca Ara mundur tidak berpengaruh terhadap suaranya di Jabar.

Baca Selengkapnya
Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?

Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?

Istilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.

Baca Selengkapnya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.

Baca Selengkapnya
11 Prinsip Pemilu beserta Tujuan, Fungsi, dan Asasnya

11 Prinsip Pemilu beserta Tujuan, Fungsi, dan Asasnya

Prinsip-prinsip dalam pemilu adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pemilu agar pemilu berjalan dengan demokratis dan transparan.

Baca Selengkapnya