Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menakar kemampuan Airlangga Hartarto pimpin Golkar

Menakar kemampuan Airlangga Hartarto pimpin Golkar Senior Gokar hadiri Sarasehan GMPG. ©2017 merdeka.com/iqbal s nugroho

Merdeka.com - Rapat pleno DPP Golkar memutuskan Airlangga Hartarto mengisi kekosongan kursi ketua umum yang ditinggalkan Setya Novanto pasca ditahan KPK karena kasus e-KTP. Rencananya, pengukuhan Airlangga jadi ketum dilakukan di Munaslub pada 19 Desember nanti, jika tak ada kader Golkar yang mau melawan menteri Perindustrian itu.

Dukungan kepada Airlangga untuk memimpin Golkar diyakini tak terbendung. Bahkan tak ada yang mampu melawan Airlangga dalam munaslub nanti.

"Terpilihnya Airlangga ini bukan sesuatu yang mengagetkan, karena umumnya yang menjadi Ketum Golkar ada dalam radar kekuasaan, contohnya JK yang saat itu jadi Wapres mengalahkan Akbar Tandjung, juga Aburizal Bakrie, dan SN saat itu mendapatkan restu dari kekuasaan," ucap Direktur Eksekutif Indo Barometer, Burhanuddin Muhtadi, dalam diskusi Menakar kepemimpinan Airlangga Hartato untuk kebangkitan Partai Golkar di RM Ayam Goreng Suharti, Jl Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/12).

Burhanuddin melanjutkan, segmentasi pemilih Golkar juga didominasi dengan massa yang memiliki kedudukan tinggi. Massa pemilihnya pun, kata Burhan, menginginkan posisi pucuk tertinggi Partai Beringin itu berada pada radar kekuasaan.

"Jadi di Golkar restu kekuasaan itu bukan hal yang haram, dengan doktrin kekaryaan, massanya menginginkan dari radar kekuasaan, kita lihat umumnya pemilih Gokar adalah priyayi," tuturnya.

Lebih lanjut, dengan figur Airlangga yang dapat diterima semua faksi membuatnya dapat memborong suara yang banyak. Dengan itu, kata Burhan, calon ketua umum tandingannya akan sia-sia melawannya.

Pada rapat pleno DPP Golkar Kamis (13/12) lalu, Politisi Golkar Aziz Syamsudin mengundurkan diri saat mencalonkan Caketum. Mundurnya Aziz beralasan bahwa dirinya tak ingin membuat suasana gaduh.

"Airlangga mendapat dukungan sedemikian kuat dari luar dan dalam yang membuat calon lawannya jiper duluan, mereka merasa melawan Airlangga seperti buang garam di lautan," pungkas Burhanuddin.

Namun, ada juga yang meragukan kemampuan Airlangga memimpin Golkar. Pengalaman politik yang dimiliki Airlangga menjadi salah satu keraguan tersebut.

Peneliti Senior Para Syndicate Jakarta, FS Swantoro mengatakan, Airlangga memiliki pengalaman yang kurang dalam organisasi politik. Dia membandingkan dengan kemampuan Akbar Tandjung yang memiliki pengalaman politik kuat.

"Contoh '98 Partai Golkar itu seperti mau dibubarin, 2004 dia malah menang kok. Kalau dilihat ini karena sentuhan tangan si Akbar Tandjung tadi, gitu. Hartarto jauh loh di bawah Akbar Tanjung, ini hanya untuk contoh, dia (Hartarto) bukan petarung, Akbar Tanjung lebih petarung," nilai Kusworo di Jakarta.

Sementara itu, dari beberapa calon Ketua Umum Partai Golkar seperti Airlangga Hartarto, Titiek Soeharto dan Idrus Marham, dirinya lebih condong terhadap Titiek yang dinilai mempunyai keturunan pemimpin sama halnya seperti orang tuanya yaitu Soeharto.

"Kalau saya lebih melihat Mbak Titiek. Mengapa, bapaknya itu jagoan loh dalam hal taktik dan strategi, seorang Jenderal, pasti ada apa gen-gen yang turun kepada anaknya. Yang kedua dia tidak pernah menjabat pemerintah dia bukan birokrat, untuk sebagai Ketua Umum partai, dia (Titiek) lebih cocok," ucapnya.

"Hartarto ini Menteri tapi nanti Ketua Umum, bagaimana dia mau ke lapangan, pasti susah, dari segi waktu saja ngaturnya sudah susah. Kalau saya pribadi Mbak Titiek lebih cocok, karena dia bukan pejabat penyelenggara negara, sehingga untuk turun ke lapangan jauh lebih luwes," sambungnya.

Hal itu diyakinkan oleh Swantoro bahwa Titiek bisa seperti Soeharto karena dirinya melihat atau menyamakan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Saya membandingkan misalnya pak Prabowo, pak Prabowo bapaknya juga begawan ekonomi, dia juga punya anak ini (Prabowo) punya gen seperti itu, Titiek pun kalau diberikan kesempatan bisa dia. Jadi menurut saya yang lebih cocok itu ya mbak Titiek," yakinnya.

Jika nantinya Titiek maju, terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar, maka dirinya ingin agar Titiek bisa memilih Sekretaris Jenderal yang mampu atau sudah menguasai organisasi secara baik dan bagus.

"Yang kedua harus mencari Sekjen yang bagus karena Sekjen ini juga menguasai organisasi kalau saya misalnya pasangan Mbak Titiek dengan Dedi Mulyadi itu ideal banget, untuk saat ini ideal banget, kita bicara ideal sering kali yang ideal itu tidak tercapai," ujarnya.

Jika nantinya Airlangga tetap terpilih menjadi Ketum Golkar melalui jalur aklamasi, maka itu akan mempengaruhi elektabilitas Partai Golkar dalam menuju Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Dia yakin, di bawah Airlangga, Golkar akan turun di bawah 10 persen.

"Turun, turun itu bisa di bawah 10 persen, kalau sekarang masih di atas 10 persen, akan di bawah 10 persen prediksi saya. Jadi kalau tadinya dua dijit, sekarang hanya satu dijit, kalau misalkan jadi aklamasi," katanya.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Airlangga Pede Menang Aklamasi di Munas Golkar

Airlangga Pede Menang Aklamasi di Munas Golkar

Munas Partai Golkar rencananya bakal digelar Desember 2024.

Baca Selengkapnya
Dinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran

Dinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran

Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya
Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar

Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar

Airlangga menanggapi muncul nama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Agus Gumiwang, hingga Bahlil Lahadalia jadi calon Ketum Golkar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Airlangga Hartarto Pastikan Presiden Jokowi Tak Hadir di Kampanye Akbar Prabowo-Gibran

Airlangga Hartarto Pastikan Presiden Jokowi Tak Hadir di Kampanye Akbar Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memastikan Presiden Jokowi tidak akan menghadiri kampanye akbar Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Suara Partai Meroket, Airlangga Hartarto Dinilai Sukses Kembalikan Kejayaan Golkar

Suara Partai Meroket, Airlangga Hartarto Dinilai Sukses Kembalikan Kejayaan Golkar

Selisih Golkar dan juara bertahan PDIP hanya tipis

Baca Selengkapnya
Dukungan ke Airlangga untuk Aklamasi Kembali Pimpin Golkar Dinilai Wajar

Dukungan ke Airlangga untuk Aklamasi Kembali Pimpin Golkar Dinilai Wajar

Airlangga dinilai berhasil dengan membawa Golkar berada di urutan kedua pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Airlangga Klaim Deklarasi Dukung Prabowo Sesuai Permintaan Kader Golkar

Airlangga Klaim Deklarasi Dukung Prabowo Sesuai Permintaan Kader Golkar

Airlangga menekankan bahwa deklarasi kepada Prabowo merupakan permintaan jajaran partai.

Baca Selengkapnya
Airlangga Targetkan Prabowo-Gibran Menang di Atas 50% di Bali, Ini Strategi Pemenangannya

Airlangga Targetkan Prabowo-Gibran Menang di Atas 50% di Bali, Ini Strategi Pemenangannya

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menargetkan Prabowo-Gibran menang di atas 50 persen dan Golkar menang 20 persen suara di Bali.

Baca Selengkapnya
Airlangga Minta Senior & Pengurus Golkar Terus Solid: Jangan Mau Dipecah & Dimanfaatkan

Airlangga Minta Senior & Pengurus Golkar Terus Solid: Jangan Mau Dipecah & Dimanfaatkan

"Pasti akan ada yang berusaha memecah belah Golkar tetapi dengan kehadiran di sini, ini dibuktikan bahwa senior partai Golkar bersama kita," kata Airlangga.

Baca Selengkapnya