Maruarar Sirait: Milenial itu akan objektif di Pilpres 2019
Merdeka.com - Dari sekitar 186 juta pemilih di 2019, sekitar 100 juta diantaranya merupakan pemilih muda atau sering disebut pemilih milenial. Untuk menggapai suara milenial dibutuhkan keteladanan calon presiden dan wakil presiden yang maju dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang.
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait menilai, generasi milenial Indonesia saat ini sudah cukup cerdas dan pintar. Milenial ini tidak bisa diyakinkan dengan kepentingan, figure, agenda, pendekatan dan lainnya.
"Apakah bisa dikatakan milenial itu bisa didekati dengan figure enggak, program juga enggak. Itu ada bagian-bagiannya. Kalau kita pertajam yang orientasi ideologi atau nasionalisme misalnya belum tentu juga," katanya di Jakarta, Rabu (3/10).
Maruarar mencontohkan, dua pasangan calon yang maju di Pilpres 2019, pasangan dengan nomor urut 01 yang akan didorong menggarap milenial adalah Jokowi. Sementara pasangan nomor urut 02 yang disorong menggarap suara milenial adalah Sandiaga Uno.
"Saya kira dari dua pasangan kontestan yang dominan menggaet milenial ini adalah Jokowi dan Sandi. Sandi dan Jokowi pendekatannya terlihat dari cara pakaiannya saja sudah merepensentasikan milenial. Hal-hal yang bersifat fisik seperti main bola, main basket dan lainnya merupakan suatu upaya menggaet milenial," ujarnya.
Dalam agenda atau program, dikatakan Ara sapaan Maruarar, Jokowi mendorong UU Kewirausahaan yang saat ini dibahas di DPR. UU itu nantinya akan mendorong kaum milenial untuk mulai berwirausaha dalam mengembangkan masa depannya.
Sementara Sandiaga agendanya bagaimana agar membersarkan program OK Oce. "Itu cara mereka menggaet milenial. Konsepnya mana yang penting milenial yang menilai," jelasnya.
Ketua Umum Taruna Merah Putih itu mengatakan, milenial secara objektif itu bisa berubah dan sangat tergantung figurnya, kebijakannya, dan posisi orang yang berkompetisi.
"Milenial itu akan sangat objektif. Pendekatan itu apa yang bisa dirasakan, dia sangat percaya pada keteladanan," ungkapnya.
Ara mencontohkan, capres atau cawapres yang tidak konsisten dengan omongan dan perbuatan, akan susah mendapatkan suara dari milenial. Karena milenial itu akan sangat kritis terhadap sesuatu yang dianggap tidak konsisten.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional
Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaMaruarar Sirait Akui Temui Jokowi di Istana Sebelum Kembalikan KTA PDIP, Ini yang Dibahas
Salah satu alasan keluar dari PDIP, Maruarar ingin mengikuti langkah Jokowi
Baca SelengkapnyaDitanya Pesan Jokowi Sebelum Putuskan Hengkang dari PDIP, Begini Jawaban Maruarar Sirait
Langkah politik keluar dari PDI Perjuangan Maruarar ia sebut mengikuti Jokowi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Ikut Kampanye dan Memihak, Ini Aturannya di UU Pemilu
Presiden Jokowi menyatakan Presiden boleh ikut kampanye dan memihak salah satu calon di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSoal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa
Terkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden
Baca SelengkapnyaIstana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi
Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaUntitledJokowi di Ujung Periode Kekuasaan, Dari Wacana Hak Angket Hingga Pemakzulan
Langkah Gibran maju di Pilpres 2024 membuat sejumlah pihak meradang dan mendorong pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSejarawan Sebut Pemilu 2024 Seperti Pemilu 1971, Ini Alasannya
Sejarawan JJ Rizal menyebut proses Pemilu 2024 sama seperti pelaksanaan Pemilu 1971 saat awal era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Baca Selengkapnya