Djarot: Tidak benar bahwa PDIP identik dengan PKI, PKI sudah dikubur!
Merdeka.com - Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menepis tudingan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri menganut dan berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Hal ini disebut saat sejumlah pengurus melakukan rapat konsolidasi dengan DPC Kabupaten Bekasi, dalam rangka Safari Kebangsaan.
Bermula saat Ketua Ranting PDIP Karangrahayu, Supriatna, menceritakan dalam kontestasi Pemilu 2019, partai berlambang banteng bermoncong putih itu dikaitkan dengan PKI.
"Di sini isunya, sekarang ini PDIP disebut partai setan, partai PKI. Bagaimana caranya pusat (DPP) menepis berita yang beredar di masyarakat," tanya Supriatna kepada para pengurus DPP PDIP yang hadir, di kantor DPC Bekasi, Cikarang, Sabtu (17/11).
Mendengar hal itu, Ketua DPP PDIP bidang Keorganisasian, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan PKI itu sudah lama bubar. Meskipun dia menyadari isu tersebut selalu muncul saat Pemilu.
"Menjelang Pemilu isu ini selalu muncul. Tau enggak sih yang ngomong PKI apa? PKI itu Partai Komunis Indonesia yang sudah dibubarkan tahun 65. Komunisme sudah dilarang. PDIP sejarahnya berasal dari Partai Nasional Indonesia, ideologinya Pancasila. Pancasila inilah yang melawan komunisme," ucap Djarot.
"PDIP adalah partai nasional. Kita semua nasionalis. Orang yang nasionalis adalah orang yang beragama. Jadi jangan takut. Rakyat sudah mulai pintar, rakyat sudah cerdas bisa membedakan itu," tegas mantan Gubernur DKI ini.
Dia menekankan pada seluruh kader utamanya yang di Bekasi bahwa sampai kapan pun PDIP itu ideologinya Pancasila. Semua isu yang mengaitkan PDIP dan PKI, kata dia, tidaklah benar faktanya.
"Pak Jokowi aja dikira PKI. Padahal lahirnya 61 (tahun 1961). Ini PDIP harus berani ngomong bahwa PDIP ideologinya Pancasila. Dan yang menjadi lawan komunisme adalah Pancasila," jelas Djarot.
"Maka dari itu, tidak benar bahwa PDIP identik dengan PKI. PKI sudah dikubur," sambung Djarot.
Kemudian, masih kata dia, PDIP juga disebut partai antiumat muslim. Menurutnya hal tersebut sangat salah besar.
"Nasionalisme selalu bergandengan dengan Islam. Maka seorang nasionalis otomatis seorang Islam yang baik, muslim yang baik. Muslim yang baik adalah muslim yang cinta kepada Tanah Air. Bekerja untuk Tanah Airnya, berbakti di Tanah Airnya, membantu bangsa dan negaranya," jelas Djarot.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih
PDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.
Baca SelengkapnyaTak Perlu Deklarasi, Analis Sebut Arah Politik Jokowi ke PSI
Walaupun belum keluar dari PDIP, Jokowi dinilai sudah sangat erat dengan PSI.
Baca SelengkapnyaDjarot Puji Maruarar Sirait Pilih Mundur dari PDIP: Lebih Baik Gentle Seperti Itu Kalau Beda Pilihan
Menurut Djarot, DPP PDIP menghormati itu. Djarot optimistis PDIP masih memiliki banyak kader yang loyal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?
Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP: Pernyataan Jokowi Kontradiktif, Minta ASN hingga Aparat Netral tapi Mau Kampanye untuk Calon Tertentu
Etika Jokowi sebagai presiden dipertanyakan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaIstana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi
Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaCuma PKS yang Tak Ikut Jokowi
Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP
Hasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Baca Selengkapnya