Bertemu SBY, Zulkifli Hasan mengaku bahas koalisi di Pilpres
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di rumah SBY Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan. Keduanya bersilaturahmi sambil berbincang agenda politik Pemilihan Presiden 2019.
"Tentu masuk hari hari menentukan soal tahun politik dalam Pilpres. Tentu juga itu perlu juga silaturahmi ke berbagai kalangan. Kalau pak SBY artinya tidak hanya karena politik, tapi saya sering silaturahmi. Tapi tentu ini ada kaitannya juga dengan tahun politik. Pilpres kita juga berbicara apa yang terbaik untuk Indonesia hari ini dan yang akan datang. Itu yang kita bahas," kata Zulkifli Hasan di DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (5/6) malam.
Zul sapaan akrabnya juga menanyakan arah dukungan Demokrat di Pilpres. Sebab, PAN dan Demokrat belum memenuhi syarat ambang batas Presiden yakni 20 persen jika mengusung calon Presiden. Keduanya butuh tambahan satu partai.
"Yang bisa dua (partai mengusung capres) partai PDI, Golkar, Gerindra. Tapi kalau PAN, Demokrat dan lain-lain itu harus tiga karena itu koalisi harus dibangun. Tentu yang paling penting bagi kita bagaimana Indonesia hari ini dan akan datang. Mau dibawa ke mana," ujar dia.
Zul tak menampik juga membahas nama-nama capres yang muncul dipublik dalam pertemuan itu. Salah satunya dari kader PAN maupun Demokrat.
"Ya semualah yang muncul. Termasuk dari kita, dari Demokrat. Semua disebut. Pokoknya nama-nama yang sering muncul. Dirinci kebanyakan," kata Zul.
Dari hasil pertemuan tadi, PAN dan Demokrat juga belum bersepakat untuk berkoalisi di Pilpres 2019. Menurut Zul, proses masih panjang dan cair.
"Itu masih panjang. Dalam proses iya. Proses namanya. Jangan disimpulkan. Porosesnya itu masih panjang, masih ada besok, lusa, terus," ujarnya.
Poin-poin pertemuan juga masih formal belaka. "Emang kita searah-searah (poin) tersebut. Paling-paling terakhir beda jalan," tambah Zul dengan tertawa.
Lebih lanjut, Ketua MPR ini juga membahas soal arah negara Indonesia kedepan antara lain tentang kedaulatan, kesenjangan, penegakan hukum, ekonomi kerakyatan dan sebagainya.
"Itu yang kita bicarakan. Jadi tak sekedar koalisi, menang Pilpres, jatah-jatah menteri. Tapi yang paling dalam diskusi tadi adalah bagaimana Indonesia lebih berdaulat, lebih maju, lebih adil," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan menyerahkan sepenuhnya terkait jatah menteri kepada presiden terpilih capres Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPAN meluruskan video Ketum PAN Zulkifli Hasan terkait candaan salat dikaitkan dengan dukungan ke Prabowo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
JK menegaskan sikap politiknya mendukung pasangan capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKPU menambah durasi untuk segmen terakhir debat kelima Pilpres 2024, dari awalnya dua menit menjadi empat menit.
Baca SelengkapnyaPKS memuji penampilan calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dalam debat terakhir Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Rahmat, ucapan dan tindakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak layak. Karena menjadikan tahiyatul akhir dalam salat sebagai candaan.
Baca SelengkapnyaGus Yahya tetap mendoakan yang terbaik teruntuk capres-cawapres yang memenangi kompetisi Pilpers 2024.
Baca Selengkapnya"Tidakperlu terulang lagi pemberian nilai antar-capres di atas panggung dengan maksud buruk mendagrasi kandidat lain," kata Sekjen PSI
Baca Selengkapnya