Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Benarkah Partai Usung Kadernya Capres Akan Raih Banyak Suara?

Benarkah Partai Usung Kadernya Capres Akan Raih Banyak Suara? Pengundian nomor urut Parpol peserta Pemilu 2019. ©2018 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Pada awal November 2018, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY pernah menyampaikan bahwa partai yang mengusung kadernya maju sebagai capres dapat diuntungkan dalam Pileg. Suara partai itu diprediksi akan melejit suaranya. Setidaknya hal itu terekam dalam beberapa lembaga survei.

Tak hanya dari hasil survei. Perolehan suara partai pada pemilu-pemilu sebelumnya juga bisa menjadi pembuktian. Meski sistem pemilunya tidak sama, Pileg dan Pilpres tidak dilakukan bersamaan seperti Pemilu 2019, tapi partai yang memiliki tokoh dan maju sebagai capres mendapat suara cukup tinggi.

Berikut data-data perolehan suara partai yang pernah mengajukan kadernya sebagai capres:

Demokrat Calonkan SBY

Pemilu legislatif (Pileg) 2004 Partai Demokrat mampu meraup suara 8.455.225 suara atau 7,45 persen. Padahal Demokrat adalah partai baru. Demokrat memiliki tokoh seperti SBY. Bahkan dengan modal suara 7,45 persen mengantarkan SBY maju sebagai capres berdampingan dengan Jusuf Kalla. Dan Berhasil memenangkan Pilpres 2004 dengan perolehan 69.266.350 suara atau 60,62 persen.

Pada Pilpres 2009, Partai Demokrat semakin bersinar, dan kembali menyalonkan SBY maju sebagai capres petahana bersama Boediono. SBY kembali terpilih menjadi Presiden untuk masa bakti 2009-2014. Karena sosok SBY, menghantarkan Partai Demokrat memenangkan suara terbanyak di Pileg 2009 dengan 21.703.137 suara.

Golkar Pernah Usung Wiranto dan JK

Pada Pilpres 2004, Golkar menyalonkan Wiranto berdampingan dengan Salahudin Wahid sebagai capres dan cawapres. Namun pasangan ini gagal. Walau kalah dalam Pilpres 2004, Golkar menjadi partai pemenang dalam Pileg yang digelar sebelum Pilpres itu dengan meraup 24.480.757 suara atau 21,58 persen.

Pada Pilpres 2009, Golkar kembali menyalonkan kader seniornya Jusuf Kalla bersama Wiranto. Suara Golkar dalam Pileg saat itu 15.037.757 suara atau 14,45 persen.

PAN Usung Amien Rais

Partai Amanat Nasional (PAN) juga pernah mengusung kadernya maju sebagai capres pada Pilpres 2004. PAN mengusung Amien Rais. Nama Amien memang menjadi tokoh sentral di PAN.

Dalam Pileg, PAN memperoleh 7.303.324 suara atau 6,44 persen. Setelah koalisi dengan partai lain, PAN bisa mengusung kadernya maju sebagai capres.

Saat Pilpres 2014, PAN kembali mengusung kadernya Hatta Rajasa dalam konstelasi Pilpres. Namun kali ini mengusung cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Suara PAN pada Pemilu 2014 masih cukup tinggi yaitu 9.481.621 suara atau 7,59 persen.

PDIP Usung Megawati dan Jokowi

Sejak pemiliu langsung 2004, suara PDIP sudah sangat kuat. Partai berlambang banteng selalu mengajukan capres, saat 2004 dan 2009 PDIP menyalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai Capres. Namun Megawati kalah dari SBY dalam Pilpres. Pada 2004, suara PDIP mencapai 21.026.629 dan Pileg 2009 mencapai 14.600.091 suara.

Pada Pemilu 2014, PDIP kembali mengajukan kadernya sendiri yaitu Joko Widodo atau Jokowi sebagai capres. Suara PDIP pada Pemilu 2014 sangat tinggi dan menjadi pemenang pemilu dengan 23.681.471 suara.

Bagaimana Pilpres 2019?

Pemilu 2019 memiliki formasi yang berbeda dengan pemilu langsung sebelumnya. Untuk pertama kalinya, Pilpres dan Pileg diadakan secara serentak. Apakah Partai yang mengusung capres di Pilpres 2019 juga diuntungkan?

Hasil dari beberapa lembaga survei setidaknya sudah memprediksi. Partai yang mengusung capres akan kembali diuntungkan. Contohnya hasil survei Lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan bahwa dua partai utama pendukung paslon Jokowi-Ma'ruf Amien berpotensi mendulang kenaikan suara, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Di kubu paslon Prabowo-Sandi, coattail effect hanya dinikmati oleh Partai Gerindra, tanpa menular ke parpol pendukung lainnya. "Gerindra meraih elektabilitas 12,3 persen, berpeluang menggeser Partai Golkar yang terpaut tipis (12,8 persen) dengan memperhitungkan margin of error survei," jelas Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/12).

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
UU Pemilu Digugat Lagi, Batas Usia Capres Maksimal 65 Tahun & Maju Pilpres Dibatasi 2 Kali
UU Pemilu Digugat Lagi, Batas Usia Capres Maksimal 65 Tahun & Maju Pilpres Dibatasi 2 Kali

Aturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).

Baca Selengkapnya
Polisi Ingatkan Warga Hormati Pilihan, Jangan Menjelekkan Capres Cawapres
Polisi Ingatkan Warga Hormati Pilihan, Jangan Menjelekkan Capres Cawapres

Kepolisian mengingatkan kepada warga agar tetap menjaga persatuan selama Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
PSI Sebut Keberpihakan Jokowi ke Capres Bukan Dosa, Sindir Kampanye Megawati di Pilpres 2004
PSI Sebut Keberpihakan Jokowi ke Capres Bukan Dosa, Sindir Kampanye Megawati di Pilpres 2004

Menurut Raja Juli, presiden maupun menteri merupakan warga negara yang memiliki hak politik untuk mendukung kandidat pilpres.

Baca Selengkapnya
Bawaslu: Capres Menghina Lawan Bisa Kena Pidana
Bawaslu: Capres Menghina Lawan Bisa Kena Pidana

Ancaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu).

Baca Selengkapnya
Dua Kali Pantun Bamsoet di Sidang MPR Singgung Capres Harus Lanjutkan Pembangunan Jokowi
Dua Kali Pantun Bamsoet di Sidang MPR Singgung Capres Harus Lanjutkan Pembangunan Jokowi

Bamsoet menyinggung koalisi, Capres dan pembangunan Jokowi lewat pantun di Sidang Tahunan MPR

Baca Selengkapnya
Capres dan Elite Politik Silaturahmi Lebaran Bikin Situasi Jadi Adem
Capres dan Elite Politik Silaturahmi Lebaran Bikin Situasi Jadi Adem

MK akan memutus gugatan Pilpres 2024 pada 22 April nanti

Baca Selengkapnya
Debat Kelima Pilpres, PSI Minta Tidak Ada Lagi Pemberian Nilai Capres
Debat Kelima Pilpres, PSI Minta Tidak Ada Lagi Pemberian Nilai Capres

"Tidakperlu terulang lagi pemberian nilai antar-capres di atas panggung dengan maksud buruk mendagrasi kandidat lain," kata Sekjen PSI

Baca Selengkapnya
Kampanye Akbar Pemilu 2024 Dimulai 21 Januari-10 Februari, Begini Aturan Mainnya
Kampanye Akbar Pemilu 2024 Dimulai 21 Januari-10 Februari, Begini Aturan Mainnya

KPU bersama perwakilan tim pasangan capres-cawapres dan perwakilan partai politik sedang membahas soal zona kampanye.

Baca Selengkapnya