Analisis Koalisi Semut Merah: PKB-PKS Ibarat Minyak dan Air
Merdeka.com - Wacana koalisi Semut Merah yang digagas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diprediksi bakal layu sebelum berkembang. Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyebut ada dua pertimbangan utama.
Pertama, PKB dan PKS selama ini dinilai kerap berseberangan. Ideologi perjuangan kedua partai pun dinilai tampaknya kurang sejalan.
Meskipun dua partai itu pernah dalam satu koalisi di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun koalisi saat itu bukan gagasan PKB dan PKS. Dua partai tersebut, saat itu menjadi satu koalisi atas prakarsa Partai Demokrat.
"Dengan begitu, tampaknya sulit bagi kedua partai untuk menyatukan visi dan misi dalam mengusung presiden. Kedua partai akan terjebak pada ideologi perjuangan masing-masing," kata Jamiluddin, saat dihubungi merdeka.com, Minggu (12/6).
Rapuh dan Mudah Goyah
Lebih lanjut, Jamiluddin pun menyebut, pendukung kedua partai itu juga ibarat minyak dan air. Karena itu, ada kemungkinan bila PKB dan PKS berkoalisi tidak akan mendapat dukungan dari pendukungnya.
Faktor kedua yang membuat koalisi layu yakni, PKB dan PKS tidak punya tokoh sentral yang kuat untuk mempersatukan dua partai tersebut.
"Hal ini akan membuat koalisi Semut Merah menjadi rapuh, sehingga mudah goyah," ungkapnya.
Peluang layu pun semakin besar karena PKB terkesan akan memaksakan Ketua Umumnya Muhaimin (cak Imin) Iskandar menjadi capres. Padahal elektabilitas cak Imin hingga saat ini sangat rendah sehingga tak layak diusung menjadi capres.
"Persoalan capres yang akan diusung membuat kedua partai akan cepat goyah. PKB dan PKS akan sulit bersepakat bila keduanya memaksakan kadernya menjadi capres. Sebab, kader kedua partai hingga saat ini belum ada yang layak menjadi capres," imbuhnya.
Koalisi Semut Merah
PKS dan PKB mulai saling mendekat untuk membentuk koalisi poros ketiga. Sekretaris Jenderal PKS, Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mengungkap awal mula benih kedekatan PKS dan PKB.
Komunikasi PKS dan PKB terjalin berkat Milad ke-20 PKS 29 Mei lalu. Saat itu, PKS mengundang pimpinan partai politik, para tokoh yang digadang-gadang menjadi capres, dan para gubernur.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar ketika itu tertarik dengan perjodohan yang dimulai oleh PKS. Kemudian dialog untuk membangun koalisi berlanjut.
"Jadi pertemuan itu sebenarnya pertemuan perjodohan, kita ingin bercinta di ruangan yang kita buat untuk perkawinan. PKS membuka peluang, siapa bertemu siapa, siapa dengan siapa, kami ingin berperan moga-moga ada yang bertemu jodoh, ternyata Cak Imin menanggapi dan besoknya langsung kita berdialog, buat PKS welcome, apalagi bersama PKB," kata Habib Aboe saat konferensi pers bersama Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6).
PKB: Jangan Banyak Curiga
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, selama ini PKB diframing kurang baik di masyarakat bahwa tidak dapat berkoalisi dengan PKS.
"Memang yang harus kita akui bahwa PKB dan PKS ini sering menjadi framing yang kurang baik di masyarakat. Seakan-akan kami tidak bisa bertemu," ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6).
Jazilul mengatakan, PKB dan PKS sama-sama partai lahir di era reformasi. Keduanya juga pernah berkoalisi mengusung poros tengah yang menjadikan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai presiden. "Padahal kami sama-sama mengusung politik untuk kesejahteraan, lahir reformasi, dulu poros tengah," kata wakil ketua MPR RI ini.
Saat ini, PKB dan PKS mendorong poros ketiga. Jazilul yakin akan menjadi magnet bagi partai politik agar bergabung dan para tokoh yang berminat menjadi calon presiden.
"Kalau ini bukan poros tengah disebutnya, ini jalan ketiga. Kalau jalan ketiga ini menjadi lompatan, ini tentu yang disebut dengan magnet baru dan mudah-mudahan ini karena awal ya kita berharap semuanya jangan banyak curiga, jangan negatif thinking. Ini sedang apa sedang apa mau apa, kita positif thinking agar hasilnya menjadi baik, tentu kami PKB sangat positif thinking," ujar Jazilul.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PKS Tentukan Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah Setelah Hasil Pemilu Diumumkan KPU
Posisi PKS di pemerintahan bakal diputuskan lewat Musyawarah Majelis Syuro PKS.
Baca SelengkapnyaPolresta dan Pemkot Pekanbaru Gelar Istigasah Demi Pemilu Damai
Kombes Jeki berharap melalui istigasah bersama ini jadi momentum meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBeda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu
Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan
Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.
Baca SelengkapnyaBMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPBNU: Pemilu untuk Memilih Pemimpin, Bukan untuk Memecah Belah
Jangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah
Baca SelengkapnyaOposisi atau Dukung Prabowo-Gibran? PKB Tentukan Sikap Setelah Putusan MK
Oposisi atau Dukung Prabowo Gibran? PKB Tentukan Sikap Setelah Putusan MK
Baca SelengkapnyaContoh Koalisi Partai Politik Sebagai Penentu Pembentukan Pemerintahan Kuat, Kenali Bedanya dengan Oposisi
Berikut contoh koalisi Partai Politik dan kenali perbedaan dengan oposisi.
Baca Selengkapnya