Varian XBB Terdeteksi di RI: Kenali Karakteristik, Gejala dan Tingkat Bahayanya
Merdeka.com - Covid-19 varian XBB terdeteksi masuk Indonesia. Sebelumnya, sebaran varian ini cukup masih terdeteksi di Singapura.
Epidemiolog, Dicky Budiman menjelaskan varian XBB merupakan turunan dari varian Omicron khususnya B.A 2 yang sebarannya terjadi di awal-awal tahun 2022. Meskipun varian ini bersifat turunan, Dicky berpesan agar tidak dianggap remeh.
"Jangan dianggap 'oh ini sama dengan Omicron, tidak. Walaupun dia sama dalam turunan Omicron, tetapi karakteristik mereka berbeda jauh, sangat berbeda termasuk antara varian XBB dengan varian covid BQ 11 yang juga masuk turunan Omicron," kata Dicky dalam pesan elektroniknya, Minggu (23/10).
Dicky mengatakan, varian ini pada memiliki kerja yang tidak jauh berbeda dengan varian lain. Yakni dapat menjangkiti siapapun termasuk yang sudah pernah terpapar Covid-19 varian sebelumnya.
"Dia mampu menginfeksi dan mereinfeksi baik orang yang sudah divaksinasi maupun yang sudah terinfeksi. Itu kemampuan dia," katanya.
Gejala dan Bahayanya
Adapun gejala yang muncul ketika seseorang terpapar varian ini juga sama seperti sebelumnya merasakan tidak enak di bagian tenggorokan. Tetapi khusus mereka yang sudah divaksin apalagi booster hanya akan merasakan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala apa-apa.
"Kalaupun ada gejala ringan tidak sampai seperti dulu, tidak ada hilang penciuman, tapi nyeri tenggorokannya tetap ada dan assih cukup mengganggu," katanya.
Varian ini sambungnya, akan menjadi berbahaya bagi mereka yang sama sekali belum mendapatkan vaksin. Apalagi masuk kelompok rawan seperti lansia, ibu hamil dan anak-anak. Sebaliknya, fatalitas memang masuk mungkin menjangkiti mereka yang sudah divaksin maupun booster tapi kemungkinan itu sangat kecil.
"Kalau belum dapat vaksin bisa fatal pada yang bersangkutan ini yang disebut risiko proporsional. Artinya bisa dialami orang-orang yang belum punya proteksi tadi," jelasnya.
Dicky menambahkan, penyebaran varian ini masih bisa dilakukan. Satu caranya dengan tetap mengutamakan vaksin hingga booster. Tidak lupa tetap menerapkan perilaku hidup bersih.
"Dan penting ditingkatkan deteksi dini, jadi kita tetap tahu situasinya dan melakukan pencegahan," tutup Dicky.
Ditemukan di 24 Negara
Sebelumnya, Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril, dalam keterangan resminya mengatakan sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Dia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober," jelasnya.
Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB.
Syahril pun mengatakan meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron. Kendati demikian, negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19.
Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab jerawat punggung dan cara mencegahnya yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaRasa "berat" karena kurang tidur bisa membuat kita lebih mudah lelah. Akumulasi stres fisik & emosional dari kelelahan itu kemudian bisa membuat susah tidur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jari tangan kaku saat bangun tidur bisa menjadi tanda penyakit tertentu.
Baca SelengkapnyaTanpa kita sadari, sejumlah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari ternyata bisa menjadi penyebab terjadinya stres pada kehidupan kita.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan, jasad korban EV dengan posisi tertutup terpal yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaPada saat kita bangun tidur, berbagai hal mungkin terjadi pada diri kita termasuk munculnya bau ketiak yang tak sedap.
Baca SelengkapnyaMunculnya bau tak sedap di ketiak dan lipatan tubuh lain rentan terjadi karena sejumlah hal.
Baca Selengkapnya