Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tradisi Belis, budaya 'mencekik leher' warga NTT

Tradisi Belis, budaya 'mencekik leher' warga NTT Gading Gajah. ©2015 merdeka.com/abdullah_sani

Merdeka.com - Memberi belis atau mas kawin berupa gading gajah adalah hal lumrah di kalangan masyarakat Nusa Tenggara Timur, khususnya di Flores. Pemberian belis menjadi istimewa dan terlihat elit lantaran harganya mahal karena belis berupa gading gajah ini amat jarang ditemukan di NTT. Meski tergolong memeras kocek, tapi mereka beranggapan hal ini mampu melejitkan pamor dan status sosial di mata warga.

"Di NTT mana ada gajah, mau cari di mana gajah. Menurut cerita dahulu orang portugal menukar hasil bumi dengan gading. Gading itu lah yang menjadi spesial di sini," kata Thomas asal Flores kepada merdeka.com, Sabtu (22/2).

Thomas menambahkan kini belis berupa gading gajah nyaris tidak ada lagi orang membelinya. Kebanyakan belis diberikan kepada calon mempelai pria kepada wanita merupakan warisan.

"Saya 4 tahun lalu beli belis harga Rp 40 juta itu hanya kecil. Kalau yang besar bisa Rp 150 juta. Beli Rp 40 juta hasil tawar dengan keluarga calon istri dulu," kata warga asli Larantuka, Nando.

Nando mengucap syukur karena sang istri tidak memberatkan keluarganya. Apalagi pekerjaan Nando hanya seorang sopir sewaan.

"Biayanya berat, saya habis beratus-ratus juta bawa 1 kambing juga dan 1 babi belum makanan-makanan lainnya," kenang dia.

Belis yang diserahkan ke istrinya yang orang Lembata pun, didapat dari kakak perempuannya.

"Kakak saya jual belis Rp 40 juta itu dicicil. Sekarang semua belis berputar saja jual belinya," tanda dia.

Sekali lagi dia bercerita mengenai beratnya harga belis bagi warga NTT yang sebagian besar masih bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan sampai-sampai banyak orang mengadu nasib ke luar negeri sebagai TKI jika dia atau sanak saudaranya hendak menikah.

"Berat! Tapi mau gimana itu tradisi. Ada tetangga saya minta 7 belis (gading), itu ada, karena ibunya dulu dapat 7 jadi dia harus dapat 7," sambung Nando.

Oleh karena itu, kini sebagian laki-laki yang keberatan dengan penyerahan belis punya taktik khusus biar tetap bisa menikahi perempuan idaman mereka. Tetapi cara itu sepertinya kurang patut dilakukan lantaran menabrak norma kesusilaan.

"Sekarang banyak laki-laki yang buat wanitanya hamil dulu jadi harga belis turun dan dia bisa menikah," ucap rekan nando, Thomas.

Meskipun amat berat biaya belis, tapi sepanjang sejarah tidak ada aksi curi mencuri belis.

"Belis tidak bisa dicuri uang bisa, kalau ada curi belis itu akan kembali lagi dengan sendiri oleh yang mengambil. Itu benda keramat," tutur Nando.

Bicara mengenai belis, beberapa kali Nando mengelus dada dan sesekali menunduk. Memang tradisi penyerahan belis tidak bisa dihindarkan olehnya. Tetapi keharusan menyerahkan belis tak disangkal membuat Nando pusing. Dia sampai harus berutang hingga meminta uang kepada orang tua serta menabung jika dia serius ingin menikahi tambatan hatinya. Kebudayaan belis justru ancaman di tengah perekonomian warga NTT makin menghimpit.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Perang Lempar Air, Tradisi Masyarakat Tionghoa di Selatpanjang Riau

Mengenal Perang Lempar Air, Tradisi Masyarakat Tionghoa di Selatpanjang Riau

Uniknya, tradisi ini hanya satu-satunya di Indonesia. Bahkan etnis Tionghoa di daerah lain tidak ada pelaksanaan tradisi yang serupa.

Baca Selengkapnya icon-hand
Bukan Hanya Sekedar Tren, Ini Manfaat Dari Tradisi Melukat di Bali

Bukan Hanya Sekedar Tren, Ini Manfaat Dari Tradisi Melukat di Bali

Ketahui manfaat dari tradisi melukat yang kerap diikuti wisatawan saat berlibur ke Pulau Dewata Bali.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mengenal Peresean, Tradisi Adu Kuat Para Lelaki di Lombok Sambut Hari Kemerdekaan

Mengenal Peresean, Tradisi Adu Kuat Para Lelaki di Lombok Sambut Hari Kemerdekaan

Tarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.

Baca Selengkapnya icon-hand
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Peringati Malam Satu Suro, Begini Keseruan Warga Boyolali Adakan Tradisi Sedekah Merapi

Peringati Malam Satu Suro, Begini Keseruan Warga Boyolali Adakan Tradisi Sedekah Merapi

Tradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.

Baca Selengkapnya icon-hand
Tradisi Bedah Teteg Cueran di Klaten, Warga Saling Berebut Ikan di Kolam Lumpur

Tradisi Bedah Teteg Cueran di Klaten, Warga Saling Berebut Ikan di Kolam Lumpur

Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.

Baca Selengkapnya icon-hand
Keindahan Desa Tradisional di Belanda Bikin Pejabat Indonesia Terpukau, Berkeliling Naik Boat Kecil

Keindahan Desa Tradisional di Belanda Bikin Pejabat Indonesia Terpukau, Berkeliling Naik Boat Kecil

Tiba di lokasi, sosoknya pun begitu takjub dengan keindahan salah satu desa tradisional di Belanda.

Baca Selengkapnya icon-hand
Serunya Tradisi Sedekah Laut di Brebes, Bentuk Rasa Syukur Para Nelayan

Serunya Tradisi Sedekah Laut di Brebes, Bentuk Rasa Syukur Para Nelayan

Tradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun selama puluhan tahun.

Baca Selengkapnya icon-hand