Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tinggal di luar negeri,para pasangan ini dukung anak konsisten puasa

Tinggal di luar negeri,para pasangan ini dukung anak konsisten puasa Keluarga Sita Rose. ©istimewa

Merdeka.com - Menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan, meski hukumnya wajib, namun tidak semua muslim sanggup melaksanakannya dengan sepenuh hati. Menahan lapar dan dahaga selama belasan jam dengan tetap beraktivitas normal, hanya muslim yang memiliki komitmen kuat yang sanggup melaksanakannya.

Berpuasa merupakan kewajiban setiap muslim seluruh dunia. Mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Mulai azan subuh hingga azan maghrib berkumandang. Namun, rentang waktu antara fajar terbit hingga matahari terbenam tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya. Di Indonesia, rentang waktu puasa hanya sekitar 14 jam. Namun muslim di belahan bumi lain melaksanakan puasa dengan rentang waktu yang berbeda, bahkan lebih lama bila dibandingkan dengan muslim Indonesia.

Bagi muslim dewasa, berpuasa dengan rentang waktu lebih dari 14 jam merupakan tantangan tersendiri. Terlebih lagi tinggal di negara dengan penduduk mayoritas non muslim, tentu perlu perjuangan lebih besar untuk bisa melewati bulan Ramadan dengan penuh ketakwaan. Lantas bagaimana dengan muslim belia yang masih belajar berpuasa?

Tampaknya, perlu perjuangan tersendiri bagi orang tua menanamkan konsistensi beribadah puasa kepada anak-anaknya terlebih lagi tinggal di luar negeri. Hal ini dialami oleh pasangan Sita Rose (Ita) dan Patrick Monlouis (mualaf asal Perancis) terhadap putranya, Ilhan Barru Yusuf Pierson Monlouis (11).

Konsistensi Ita dan Patrick dalam menjalankan ibadah sebagai muslim di negara bukan mayoritas beragama Islam, sudah ditanamkan sejak Ilhan masih di dalam kandungan. Hamil di Paris bertepatan dengan bulan Ramadan tahun 2004, Ita tetap konsisten berpuasa penuh.

"Sejak awal kami berkomitmen kelak jika memiliki anak, akan kami ajarkan juga bagaimana menjadi muslim yang menjalankan ajaran agama Islam. Saya memulainya saat hamil tahun 2004 di Paris, yang Alhamdullillah jatuh pada bulan suci Ramadan. Saya tetap puasa penuh saat itu," kata Ita kepada merdeka.com.

Disadari keduanya bahwa seorang anak akan meniru segala hal yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Nilai-nilai keagamaan pun berlanjut ditanamkan pasangan tersebut kepada Ilhan. Hal itu pun terbukti Ilhan mulai meniru ritual ibadah salat sejak usia 1 tahun. Saat berusia 3 tahun, Ilhan mulai tertarik membaca Alquran.

"Kebetulan pada awal-awal kami menikah, saya mengajari Patrick membaca Alquran. Mulai Iqro 1 sampai 6, jadi buku Iqro milik suami saya dihibahkan kepada anak saya. Akhirnya sampai usia 7 tahun, Ilhan benar-benar sudah sampai di Alquran," tutur Ita.

Latihan berpuasa sudah dilakoni Ilhan sejak usia 5 tahun, meski belum penuh. Tidak patah semangat, Ilhan akhirnya mampu berpuasa penuh sejak usia 7 tahun. Diakui Ita, pada saat Ilhan menginjak usia 7 tahun hingga 9 tahun, kondisinya terbantu dengan bulan Ramadan yang bertepatan dengan libur sekolah di Perancis.

Hal ini memudahkan Ilhan untuk mulai menjalankan puasanya secara penuh di Indonesia dengan rentang waktu yang relatif konsisten yakni selama sekitar 14 jam.

"Tapi saat Ilhan menginjak usia 10 dan 11 tahun, saatnya dia puasa di Perancis, karena Ramadan tidak jatuh saat musim libur sekolah. Meskipun beberapa tahun ini puasanya 19 jam, Ilhan sama sekali tidak ada kendala untuk menjalaninya," ungkap Ita.

Tak pernah surut Ita menguatkan Ilhan untuk tetap menjalankan segala kewajibannya sebagai seorang muslim, meski tinggal di negara yang mayoritas non muslim. Meski dengan setumpuk aktivitas sekolah tapi tidak terpengaruh dengan kondisi Ramadan. Tak surut pula Ita bersama Patrick menanamkan kecintaan Ilhan kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Ita yakin, ibadah yang dijalankan berdasarkan cinta akan lebih ringan untuk dilakukan.

"Saya menanamkan dulu rasa cinta dia pada Allah. Dan Alhamdullillah dia selalu menomorsatukan Allah. Bahkan pernah saya sedang drop, dia yang menasihati dengan keberadaan Allah. Saya yakin Ilhan telah jatuh cinta dengan Allah. Jadi mau puasa berapa lama pun saya kok yakin dia sanggup," ucap Ita.

Ita mengaku, nalurinya sebagai ibu sering tidak tega melihat Ilhan tetap berpuasa. Terlebih lagi aktivitas sekolah Ilhan tetap padat, dan kondisi cuaca sedang terik bahkan sempat mencapai suhu 40 derajat selsius. Meski Ita tetap yakin terhadap konsistensi Ilhan, namun Ita tetap memberi keleluasaan kepada Ilhan untuk mengukur kemampuannya sendiri.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang dilakukan Ita terhadap Ilhan saat berpuasa di musim panas dengan suhu ekstrem.

"Jika ia merasa tidak kuat, ia bisa memecahkan puasanya. Untuk itu kami selipkan jus kotak kecil di tasnya. Jika jadwal istirahat kantin sekolah (biasanya anak-anak makan siang di kantin pukul 12.00 sampai 13.30) tiba, Ilhan saya minta untuk pulang ke rumah dan tidur siang sebentar. Biasanya 15 menit sebelum jadwal masuk kembali ke sekolah saya akan bangunkan dia dari tidur siang untuk kembali ke sekolah," ungkap Ita.

Hal lain yang dilakukan Ita untuk mendukung sang anak berpuasa adalah dengan memberinya kebebasan bermain game kesukaannya yang biasanya dibatasi. Makanan sehat saat sahur dan berbuka pun tak luput dari perhatian Ita.

"Sebagai tambahan lagi agar dia semangat berpuasa, saya akan mengisi uang tabungannya. Dengan uang tersebut dia dapat membeli game dan juga stok sedekah kelak di Indonesia. Karena jika sedekah dia selalu memilih mata uang Indonesia yang paling besar. Alhamdulillah," tutup Ita.

Tak hanya Ita, dukungan puasa kepada anak di negara mayoritas non muslim juga dilakukan oleh pasangan Sherima Reyna Miranda Ilyas (Reyna) dan Canggeni Anggoro Dewabrata. Reyna mengatakan, putrinya Dayinta Maerel Pradnyanindya Dewabrata (11) yang kini tinggal di Jerman sudah konsiten menjalankan ibadah puasa secara penuh saat usianya menginjak 7 tahun.

Saat itu Daynita tinggal di Singapura dengan durasi puasa sekitar 14 jam. Tahun ini diakui Reyna merupakan tantangan baru yang harus dihadapi keluarga kecilnya. Hal itu lantaran baru saja bepindah tempat tinggal ke Jerman dengan durasi puasa yang lebih lama yakni mencapai 20 jam.

"Sekarang dia (Dayinta) harus menghadapi 18-20 jam. Tepatnya, 20 jam 11 menit. Ketar ketir mikirin dia bisa apa enggak. Deg-degan juga, takut kalau pihak sekolah menganggap adalah suatu hal yang menyiksa kalau anak-anak dibiarkan puasa apalagi sepanjang itu," tutur Reyna.

Namun, Reyna menyadari bahwa Islam tidak pernah memberatkan penganutnya dalam hal ibadah. Reyna pun mendapati fatwa ulama di London, Inggris yang menyatakan kekhawatiran berpuasa hingga lebih dari 20 jam akan membahayakan kesehatan. Oleh sebab itu, ulama di London membolehkan muslim yang tinggal di negara dengan durasi puasa lebih dari 20 jam untuk mengikuti jadwal puasa di Mekkah, Arab Saudi. Reyna mencari referensi lain yakni muslim Turki di Jerman.

"Setelah melihat jadwal puasa muslim Turki di Jerman, kami memutuskan buat mengikuti, 18 jam saja. Mulai dari 03.46 pagi dan berakhir 21.28 petang," tutur Reyna.

Hari pertama berpuasa, Reyna berpesan kepada Dayinta untuk menceritakan kondisinya yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan kepada wali kelasnya. Reyna mengaku sempat khawatir aktivitas Dayinta berpuasa tidak mendapat dukungan dari sekolah. Namun tak disangka pihak sekolah justru meminta teman-teman Dayinta untuk mendukungnya berpuasa.

"Dua hari pertama, Dayinta sudah melewati puasa dengan selamat. Walaupun agak teler karena harus tidur lebih malam, dan bangun lebih pagi. Kurang tidur dia. Tapi dia happy," ucap Reyna.

Reyna pun mendapati Dayinta berkeinginan kuat untuk bisa melewati bulan Ramadan di Jerman. Meski durasi puasa hingga 18 jam dan tetap menjalankan aktivitas sekolah.

"Walaupun Dayinta diperbolehkan tetap aktif di kegiatan sekolah, mereka juga pay extra attention ke Dayinta. Kayak sekolah di sini, pas kegiatan olahraga misalnya, itu semua kelas 5 jadi dikurangi intensitasnya karena mereka menghargai ada yang berpuasa. Padahal yang puasa cuma seorang," ungkap Reyna.

Selain penguatan secara mental, Reyna juga sangat memperhatikan kondisi kesehatan Dayinta dengan menyiapkan makanan bergizi saat sahur dan berbuka puasa.

"Jadi mempersenjatai si anak kecil (Dayinta) pakai apel, pir dan buah-buahan lain. Makan malam sebelum sahur, Dayinta wajib minum yang banyak lalu makan buah buat dessertnya. Tujuannya supaya si serat buah bisa nyimpen makanan dan air lebih lama dalam tubuh supaya dia enggak gampang dehidrasi," tutup Reyna.

Selain kedua pasangan tadi, pasangan lain yakni Kevinia D Pramono dan Muhamad A Rizqi yang tinggal di Houston, Amerika Serikat, melakukan hal sama terhadap buah hatinya, Nyson Omar Rizqi (12) dan Naomi Ofira Rizqi (10).

Durasi puasa di Houston, Amerika Serikat berlangsung sekitar 16 jam mulai pukul 5.00 hingga 20.20. Dengan durasi puasa yang lebih panjang bila dibandingkan dengan durasi puasa di Indonesia, Kevin menilai godaan terhadap konsistensi menjalankan ibadah menjadi lebih besar. Untuk itu, Kevin menilai lingkungan di sekitar putra putrinya menjadi faktor utama yang harus lebih dulu dibenahi.

"Konsistensi dibina dari lingkungan. Karena mayoritas teman dekat mereka muslim plus keluarga jadi mereka tidak dapat pengaruh besar untuk bangga melakukan puasa. Apalagi mereka homeschooling lebih gampang karena pengaruh luar tidak terlalu besar. Namun demikian, di tempat les,tetangga, community centre tetap orang-orang non muslim," ucap Kevinia.

Untuk meningkatkan ketakwaan putra putrinya di bulan Ramadan, Kevin juga menyertakan Nyson dan Naomi dalam aktivitas Sekolah Ramadan di masjid terdekat. Aktivitas tersebut berlangsung setiap minggu.

"Alhamdulillah, supportif sekali," imbuhnya.

Tak lupa Kevin juga menyiapkan fisik putra putrinya agar tetap sehat sepanjang menjalankan ibadah puasa, yakni dengan menyediakan makanan bergizi saat sahur dan berbuka puasa.

"Air putih harus dua botol minimum pas sahur dan sayur itu harus," tutup Kevinia.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.

Baca Selengkapnya
Gejala ISPA pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Gejala ISPA pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.

Baca Selengkapnya
Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh

Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh

Cara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cak Imin Curhat: Ada Kawan Saya 'Dibeli' Paslon Lain Sampai Lupa Punya Teman Bernama Muhaimin

Cak Imin Curhat: Ada Kawan Saya 'Dibeli' Paslon Lain Sampai Lupa Punya Teman Bernama Muhaimin

Cak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.

Baca Selengkapnya
Kisah Cinta Kasad Jenderal TNI Maruli Sehari Telepon 37 Kali Luluhkan Hati Anak Luhut

Kisah Cinta Kasad Jenderal TNI Maruli Sehari Telepon 37 Kali Luluhkan Hati Anak Luhut

Tak hanya itu, ada permintaan pula dari ayah istri, Luhut Pandjaitan.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Anak di Surabaya Disiksa Ibu, Dipaksa Minum Air Panas hingga Dicabut Giginya Pakai Tang

Kisah Pilu Anak di Surabaya Disiksa Ibu, Dipaksa Minum Air Panas hingga Dicabut Giginya Pakai Tang

Seorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.

Baca Selengkapnya
Kapan Anak Perlu Mulai Dibiasakan Tidur Sendiri dan Bagaimana Memulainya?

Kapan Anak Perlu Mulai Dibiasakan Tidur Sendiri dan Bagaimana Memulainya?

Membiasakan bayi tidur sendiri bisa dilakukan mulai usia 3 bulan dengan berbagai cara.

Baca Selengkapnya
7 Masalah Kesehatan yang Sebabkan Keringat Berlebih, Salah Satunya karena Gula

7 Masalah Kesehatan yang Sebabkan Keringat Berlebih, Salah Satunya karena Gula

Keringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.

Baca Selengkapnya
Dibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit

Dibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit

Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.

Baca Selengkapnya