Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tilap uang KKL, PNS Politeknik Semarang dipolisikan mahasiswa

Tilap uang KKL, PNS Politeknik Semarang dipolisikan mahasiswa ilustrasi korupsi. ©2013 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) Jawa Tengah dari Program Studi (Prodi) D3 Akuntansi, Prodi D3 Keuangan dan Prodi Perbankan Angkatan 2014 Selasa (9/2) petang mendatangi Mapolrestabes Semarang di Jalan Dr Soetomo, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kedatangan mereka untuk melaporkan Nur Alijad Ahmadi, pemilik biro perjalanan Mega Dewata tur Kota Semarang. Pasalnya, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kampus tersebut diduga menyelewengkan dana Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sebesar Rp 228 juta.

Ketua Panitia KKL, Enis Dwi Rizki mengungkapkan dana ratusan juta itu sedianya untuk biaya akomodasi 203 mahasiswa dan sembilan dosen pendamping selama lima hari melaksanakan KKL di Jakarta dan Bandung dengan menggunakan sembilan bus. Namun oleh pengusaha tersebut ternyata uang yang sudah dibayarkan itu tidak digunakan sesuai dengan kebutuhan.

"Kami berangkat 1 Februari 2016 lalu. Uang ternyata tidak dibayarkan ke hotel tempat kami menginap, katering serta kebutuhan lain yang dijanjikan biro perjalanan itu sesuai dengan kesepakatan," tegas Enis Dwi Rizki saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolrestabes Semarang Selasa (9/2).

Akibat perbuatan Ahmadi, membuat rombongannya tersebut terlantar hingga sempat dikeluarkan dari hotel tempat menginap. Tak hanya itu KKL yang rencananya berjalan lima hari hanya sampai tiga hari. "Kami juga batal ke Bandung hanya ke Jakarta saja, padahal rencana awal ada kunjungan ke Bandung," ungkapnya.

Mahasiswi semester 4 tersebut mengaku sudah menaruh curiga saat awal keberangkatan rombongannya. Sebab dia menemukan beberapa keganjilan.

"Sepertinya pihak tur belum siap, bener dan spanduk belum dipasang, kru bus juga tidak ada koordinasi. Lalu, bus yang dijanjikan tidak sesuai," jelasnya.

Kecurigaan semakin menguat saat Sariyanto, perwakilan dari pihak biro yang menjadi pendamping memutuskan untuk mengundurkan diri di tengah perjalanan. Keputusan tersebut diambil lantaran pria tersebut mengaku sudah tidak punya uang lagi untuk biaya akomodasi.

"Dia mengaku menggunakan uang pribadi sebab, pemilik tur tidak memberikan yang untuk akomodasi. Tak hanya itu, saat tiba di hotel di Jakarta rombongan kami juga terkejut dari pihak hotel mengatakan uang pembayaran belum dilunasi, baru uang muka saja. Malam harinya saat hendak istirahat, pintu kamar kami diketuk dan pihak hotel meminta kami untuk iuran untuk melunasi pembayaran kalau tidak kami harus keluar dari hotel," ungkapnya.

Untungnya, lanjut Enis membeberkan pihak dosen yang ikut mendampingi rela mengeluarkan uang pribadinya sebesar Rp 24 juta untuk menutup kekurangan pembayaran terlebih dahulu. "Sudah ditutup timbul masalah baru, ternyata katering belum dibayar. Pemilik katering marah dan sempat mengancam kalau bus tidak akan bisa keluar sebelum dilunasi," bebernya.

Melihat Situasi itu Enis dan panitia lainnya mencoba menghubungi pemilik biro tersebut. Namun berulang kali dihubungi tidak juga aktif. "Awal berangkat masih bisa dihubungi. Saat kami komplain dia malah bilang kalau biro memang begitu pelunasan bayarnya nanti selesai tur, setelah itu handphone sudah tidak aktif," ungkapnya.

Usai tiba di Semarang dia dibantu dosen juga mencoba mendatangi kantor biro tersebut di Penggaron Regency, Penggaron dan di rumah pengusaha tersebut. Namun Ahmadi sudah tidak ada di tempat. Akhirnya, pihak panitia memutuskan untuk melaporkan Ahmadi. Oleh petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, laporan tersebut diarahkan ke Polsek Tembalang.

"Kami berharap kasus tersebut ditangani serius oleh Polsek Tembalang dan bisa ditangkap pelakunya karena telah merugikan kami," pungkasnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kuota KIP Kuliah Merdeka 2024 Capai 985.577 Mahasiswa, Total Anggaran Rp13,9 Triliun
Kuota KIP Kuliah Merdeka 2024 Capai 985.577 Mahasiswa, Total Anggaran Rp13,9 Triliun

Besarannya ditetapkan berdasarkan perhitungan indeks harga lokal masing-masing wilayah perguruan tinggi.

Baca Selengkapnya
Uang Makan Siswa Penghafal Alquran Dikorupsi, Satu Orang Wanita Ditetapkan Tersangka dan Ditahan
Uang Makan Siswa Penghafal Alquran Dikorupsi, Satu Orang Wanita Ditetapkan Tersangka dan Ditahan

Tersangka telah merugikan keuangan Negara sebesar Rp172.760.000.

Baca Selengkapnya
5 Perampok Bercadar Sekap Karyawan SPBU di Kediri, Gasak Uang Rp35 Juta
5 Perampok Bercadar Sekap Karyawan SPBU di Kediri, Gasak Uang Rp35 Juta

Kedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mahasiswa di Medan Dirampok dan Dianiaya, Pelaku Mengaku Anggota Polisi
Mahasiswa di Medan Dirampok dan Dianiaya, Pelaku Mengaku Anggota Polisi

Para pelaku juga menuding AK sebagai pengguna narkoba dan akan ditangkap.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Begini Isi Surat Edaran Sri Mulyani Blokir Belanja Pemerintah Senilai Rp50,1 Triliun
Terungkap, Begini Isi Surat Edaran Sri Mulyani Blokir Belanja Pemerintah Senilai Rp50,1 Triliun

kegiatan yang saat ini diblokir (catatan halaman IV A DIPA) dan diperkirakan tidak dapat dipenuhi dokumen pendukungnya sampai dengan akhir Semester I TA 2024.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Polisi Tidak Tahan Sihol Situngkir, Tersangka TPPO Berkedok Mahasiswa Magang Ferienjob Jerman
Ini Alasan Polisi Tidak Tahan Sihol Situngkir, Tersangka TPPO Berkedok Mahasiswa Magang Ferienjob Jerman

Sihol Situngkir ternyata mendapat uang Rp48 juta dari hasi mempromosikan program ferienjob magang mahasiswa ke Jerman.

Baca Selengkapnya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.

Baca Selengkapnya
Ogah Kerja karena Gajinya Kecil, Remaja Usia 18 Tahun Pilih Dagang Kaki Lima Penghasilan Sehari Jutaan Rupiah
Ogah Kerja karena Gajinya Kecil, Remaja Usia 18 Tahun Pilih Dagang Kaki Lima Penghasilan Sehari Jutaan Rupiah

Sejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.

Baca Selengkapnya
Jadi Polisi Gadungan, Petani Lampung Tipu Dosen Wanita di OKU Timur
Jadi Polisi Gadungan, Petani Lampung Tipu Dosen Wanita di OKU Timur

Seorang dosen wanita CA (25) harus kehilangan uang Rp50 juta setelah ditipu seorang petani asal Lampung. Penipuan itu bermodus polisi gadungan.

Baca Selengkapnya