Takut dipolitisasi, Sandiaga ogah jenguk Ratna Sarumpaet
Merdeka.com - Tersangka kasus penyebaran kabar bohong, Ratna Sarumpaet telah resmi ditahan di Mapolda Metro Jaya sejak Jumat (5/10) malam lalu. Ratna ditangkap polisi karena berbohong dianiaya sejumlah orang tak dikenal yang menyebabkan mukanya memar dan bengkak. Namun kemudian ia mengaku memar di wajahnya karena efek operasi plastik.
Setelah sempat memercayai pengakuan Ratna Sarumpaet, kubu capres-cawapres Prabowo-Sandi mengecam tindakan pemukulan yang disebutkan Ratna. Sebelumnya Ratna juga masuk sebagai salah satu juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandi.
Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, tak akan menjenguk Ratna ditahan. Ia tak ingin kedatangannya menemui Ratna dipolitisasi.
"Dengan menjenguk itu pasti dipolitisasi. Saya enggak mau menambah beban. Saya pikir fokus kita adalah ekonomi. Fokus kita adalah ekonomi kreatif, lapangan pekerjaan, dan biaya hidup. Saya enggak mau kita terus teralihkan isu ini," jelasnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (8/10).
Kasus Ratna Sarumpaet ini, menurutnya, sebuah distorsi atas isu utama bangsa Indonesia yaitu isu perekonomian. Karena itulah lebih jauh dia enggan mengomentari kasus ini.
Terkait Partai Gerindra yang juga melaporkan Ratna Sarumpaet, Sandiaga menolak berkomentar. "Saya sudah tidak di Gerindra lagi dan tentunya apa yang dilakukan oleh Gerindra merupakan hal yang mesti diklarifikasi ke Gerindra," ungkapnya.
Sejak kebohongan Ratna terungkap dan Prabowo langsung meminta maaf kepada masyarakat, Sandiaga mengatakan pihaknya telah berkomitmen untuk tidak ingin menambah beban Ratna Sarumpaet akibat perbuatannya.
"Bagi kami, kami berikan ruang pihak kepolisian untuk menelusuri dan menindaklanjuti kasus itu," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Syaratnya adalah ada orang lain yang bukan bagian keluarga Kepala Negara tadi juga mendapatkan porsi dan hak yang sama.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaAHY, menilai bergabungnya Partai Demokrat kembali ke pemerintahan sebagai bentuk amanah.
Baca SelengkapnyaMeski memilih menjadi negara netral, Indonesia dihadapkan pada sejumlah ancaman dan tantangan yang perlu diantisipasi dengan bijak.
Baca SelengkapnyaUntuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang.
Baca SelengkapnyaIsinya seputar profesionalisme, fokus, hingga keluarga.
Baca Selengkapnya