Tak Bisa Pakai Water Boombing, Ini Penyebab Pemadaman Api di Gunung Agung Pakai Cara Manual
Api sudah berkobar sejak Rabu (27/9) lalu.
Api sudah berkobar sejak Rabu (27/9) lalu.
Kebakaran di lereng Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, sudah mulai teratasi. Meski melakukan pemadaman manual, tim gabungan mulai bisa menjinakkan api yang berkobar sejak Rabu (27/9) lalu.
Meski mulai teratasi, bara api masih terlihat lereng Gunung Agung, di kawasan Desa Dukuh, Kecamatan Kubuh, Kabupaten Karangasem, Bali.
@merdeka.com
Kata BPBD Karangasem.
Sampai hari ini, luasan lahan terbakar mencapai 400 hektare. Kemungkinan masih terus bertambah karena di beberapa titik masih ada bara yang menyala.
Alasan menggunakan pemadaman manual untuk mematikan api di lereng Gunung Agung seperti menggunakan ranting pohon yang ada daun yang masih hijau. Kemudian memakai cangkul, cangkang, sekop, alat-alat manual gitu, dan dikubur apinya.
Sebab, penggunaan water boombing lewat helikopter seperti di Gunung Bromo, Jawa Timur tidak bisa dilakukan di Gunung Agung. Cara tersebut pernah dilakukan tahun 2012 lalu, tetapi helikopter mengalami turbulensi.
"Turbulensi karena Gunung Agung tipenya beda. Itu kata teman-teman yang ikut di tahun 2012. Turbulensi itu karena anginnya itu. Di gunung itu kan berputar anginnya dan membahayakan. Lain kalau di Bromo kan datar."
Badai topan begitu mengerikan bila terjadi. Banyak dampak buruk yang ditimbulkan bagi umat manusia. Berikut adalah gambaran badai topan dilihat dari luar angkas
Baca SelengkapnyaKini semua jalur pendakian Gunung Sumbing ditutup hingga batas yang belum ditentukan.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaPetugas kesulitan melakukan pemadaman, lokasi yang terjal dan kencangnya embusan angin.
Baca SelengkapnyaLaporan sementara, kebakaran berada di beberapa blok TN Gunung Ciremai yang berlokasi di Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI mengklaim polutan PM2,5 di sekitar gedung menurun usai dilakukan penyemprotan.
Baca SelengkapnyaKekeringan yang terjadi disebabkan kemarau panjang dan sebagai dampak banyaknya pembangunan perumahan.
Baca SelengkapnyaFenomena unik, pertemuan air sungai dengan air Danau Toba yang tidak dapat menyatu.
Baca SelengkapnyaSetiap hari, ada orang datang untuk mengambil air di batu lesung ini.
Baca Selengkapnya