Stok Vaksin di Indonesia 130 Juta, Baru 50 Juta yang Disuntikkan
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi mengatakan stok vaksin yang ada saat ini sebanyak 130 juta. Namun dari jumlah tersebut, baru sekitar 50 juta yang sudah disuntikkan.
"Tadi pak Presiden dan juga pak Menkes (Menteri Kesehatan) menyampaikan bahwa jumlah stok vaksin kita sekarang ini sekitar 130 juta. Sementara yang disuntikkan baru sekitar 50 juta lebih. Artinya sekarang ini, masih banyak vaksin yang gentayangan di gudang-gudang pemerintah daerah, di puskesmas-puskesmas. Presiden minta dikeluarkan semua, disuntikkan semua, jangan ditandon. Nanti untuk berikutnya biar kita dapatkan," ujar ujar Muhadjir saat melakukan dialog di salah satu radio swasta di Solo, yang juga dihadiri wartawan, Jumat (16/7).
Saat ini, lanjut dia, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri juga tengah mencari vaksin di pasar internasional. Misalnya vaksin moderna, dari Amerika namun merupakan bantuan multilateral, diharapkan segera bisa didapatkan.
Muhadjir yakin dengan semakin banyak masyarakat yang divaksin dan terciptanya herd immunity, akan semakin mudah mengendalikan Covid-19. Namun demikian untuk memenuhi herd immunity, minimun 70 persen penduduk Indonesia atau 180 juta, tidaklah mudah.
"Itu pekerjaan tidak mudah, karena kita tidak memproduksi vaksin sendiri. Kita harus cari-cari ke pasar internasional, baik itu dengan beli maupun donasi-donasi. Melalui antar negara atau bilateral, maupun lintas negara atau multilateral yang dikoordinir oleh WHO," katanya.
Terkait adanya warga yang kesulitan mendapatkan akses vaksinasi karena terbentur domisili atau KTP, Muhadjir menegaskan hal tersebut tidak boleh terjadi.
"Sudah ada edaran Menteri Kesehatan, sekarang ini vaksinasi tidak berbasis KTP domisili. Yang penting punya KTP, di situ ada outlet vaksinasi, entah yang dilakukan Menkes, TNI atau Polri, silakan bawa KTP saja cukup. Jadi tidak harus dipermasalahkan domisilinya dari mana," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi perintahkan Bapanas stok beras kemasan 5 kg di ritel modern tersedia.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaImpor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah pusat akan meninggalkan sejumlah aset barang milik negara (BMN) senilai Rp 1.640 triliun di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya