Sowan ke Dahlan Iskan, Yenny kenang usaha memperjuangkan Bank NU
Merdeka.com - Direktur Wahid Insitute Yenny Wahid bersama suami Dhohir Farisi sowan ke rumah Dahlan Iskan. Sekitar dua jam mereka berbincang dengan penuh keakraban.
"Sebenarnya, kemarin (saat Dahlan membaca pledoi) ingin datang. Tapi ada urusan di Jakarta, jadi baru bisa datang sekarang," kata Yenny kepada wartawan, Jumat (14/4).
Kedatangan putri presiden keempat RI itu lebih banyak berbicara mengenang masa lalu dengan diselingi candaan, seperti keakraban dengan warga Nahdiyin saat Dahlan menakhodai Nusumma, bank milik Nahdlatul Ulama.
Cerita diawali dengan berdirinya Nusumma tahun 1990 oleh PBNU. Inisiatornya adalah Ketua Umum PBNU saat itu yakni Abdurrahman Wahid dan Bank Summa milik konglomerat muda Edward Soeryadjaya. Dahlan ingat betul ada sembilan Nusumma yang didirikan di Indonesia saat itu.
Namun dua tahun kemudian Bank Summa kolaps. Suatu hari menjelang hari raya Idul Fitri, Gus Dur menelepon Dahlan. Presiden Indonesia keempat itu bertanya kepada Dahlan, apakah bersedia menjadi investor di Nusumma. Tujuannya supaya orang-orang NU yang menabung bisa mengambil uang untuk Lebaran. Jumlahnya, sekitar Rp 6 miliar.
"Waktu itu saya samina wa athona (saya mendengar, saya taat) sama Gus Dur," ucap Yenny.
Menurutnya, waktu itu Dahlan sebenarnya tidak mempermasalahkan uangnya. Meski Gus Dur mengatakan segera mengembalikan uang setelah Lebaran. Namun beberapa bulan kemudian Gus Dur menelepon dan mengatakan uang tidak bisa dikembalikan.
Sebagai gantinya, Dahlan diminta untuk menjadi pemegang saham menggantikan Edward sekaligus Direktur Utama Nusumma. Dahlan menyetujui dengan catatan Gus Dur menjadi komisaris utama. Setelah itu Nusumma menjadi besar dan bisa memberikan deviden. Hingga menjelang reformasi Edward ingin kembali menjadi pemegang saham Nusumma.
"Gus Dur telepon lagi, boleh tidak saham saya dibalikin. Saya pasrah, samina wa athona karena sejak awal memang tidak ingin menjadi Dirut atau pemegang saham," kenangnya.
Setelah itu, Dahlan dan Edward bertemu untuk menyelesaikan urusan berpindahnya saham. Edward mengeluarkan cek dari tasnya, menulis nominal rupiah, dan menyobeknya untuk diserahkan ke Dahlan.
Namun apes. Cek miliaran rupiah tersebut ternyata tidak bisa dicairkan hingga kini. Dahlan sendiri tidak mempermasalahkan itu. "Itu tidak terlalu penting. Tapi kenapa Nusumma jadi tidak berkembang," katanya kepada Yenny dan Dhohir.
Saat ini, Yenny dan Dhohir sedang memperkuat Nusumma lagi. Ada banyak peninggalan utang sejak dilepas Dahlan ke Edward Soeryadjaya. Mereka harus bersusah payah membesarkan Nusumma yang embrionya dari BPR karena sudah diserahkan ke Yenny. "Di Jawa Tengah saat ini sudah kuat," kata Dhohir.
Usai mengenang Nusumma, Yenny mengatakan Dahlan Iskan memang sosok yang kreatif. Suka berpikir out of the box dan menembus batas. Itu membuat Dahlan yang selalu ingin berkarya dan berbakti untuk Nusa Bangsa. "Orang-orang seperti Dahlan sangat dibutuhkan negara kita karena bisa mendorong kemajuan," tuturnya.
Sebagai orang yang kreatif, Yenny menyebut Dahlan sebagai sosok ulet. Semangat entrepreneur disebut lulusan Harvard University itu akan sealu bisa hidup dengan otaknya. Itulah kenapa, dia tidak yakin Dahlan melakukan hal buruk seperti yang dituduhkan jaksa di kasus PWU.
"Saya berharap, proses peradilan ini memang betul-betul membawa semangat keadilan. Supaya bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat akan sistem hukum yang betul-betul adil, dan terbebas dari berbagai intervensi," imbuhnya.
Selain itu Yenny juga mengapresiasi pleidoi berjudul Tuntutan Bui Untuk Pengabdi yang dibacakan Dahlan pada sidang Kamis (13/4).
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nekat Tinggalkan Jabatan Mentereng di Bank, Pria Tulungagung Ini Pilih Buka Bisnis Cukur Rambut
Sesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaYenny Wahid: Kita Tak Mau Negara Ini Diperuntukkan untuk Mereka yang Berkuasa dan Para Pejabat Saja
Yenny Wahid menyebut bansos yang diberikan anggap saja sedekah dan sedekah tak wajib untuk memilih paslon tersebut.
Baca SelengkapnyaNelayan Sambut Gembira Program Penghapusan Kredit Macet Ganjar
Program Capres 2024 nomor urut 3 itu sangat tepat untuk menyelesaikan problem sehari-hari yang dialami nelayan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Belanja Hemat Pakai Promo BRI, 5 Swalayan Ini Hadirkan Penawaran Menarik yang Sayang Kalau Dilewatkan
Nasabah BRI bisa menikmati penawaran menarik di 5 swalayan ini!
Baca SelengkapnyaNelayan Indramayu Curhat Dipalak Bajak Laut, Ganjar: Kita Sikat
Ganjar mengapresiasi keberanian nelaysn menungkap praktik pungli.
Baca SelengkapnyaSosok Lukman Hakim, Teman Dekat Bung Karno yang Pernah Jadi Direktur Bank Dunia
Pria kelahiran Tuban ini tercatat pernah menduduki banyak jabatan strategis.
Baca SelengkapnyaDahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar
Ada seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca SelengkapnyaDirut BRI Pamer Tangani Kredit 44 Juta Nasabah UMKM Hingga Bawa Akses Bank ke Masyarakat Kecil
Dia menjelaskan, selain mengurus aspek pembiayaan ke UMKM, BRI juga turut melakukan pendampingan.
Baca Selengkapnya