Selundupkan 3 Kg Sabu ke Bali, pria Prancis diancam hukuman mati
Merdeka.com - Petugas Bea Cukai Ngurah Rai, Bali, menangkap seorang pria warga negara Prancis yang menyelundupkan 3 kilogram sabu ke Bali. Tersangka Francois Jacques Giuily (48) terancam hukuman mati atas kejahatan itu.
"Di pasaran gelap narkotika, sabu tersangka punya nilai Rp 6,1 miliar dengan asumsi harga per gram Rp 2 juta," kata Kepala Kantor Bea Cukai Ngurah Rai Made Wijaya dalam jumpa pers, Senin (20/1).
Giuily tiba di terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai dengan pesawat Malaysia Airlines MH 867 rute Abu Dhabi-Kuala Lumpur-Denpasar, Minggu (19/1).
Kecurigaan petugas berawal saat memeriksa koper merah yang dibawa tersangka dengan alat x-ray. Hasilnya, ditemukan dua plastik berisi serbuk kristal putih yang disembunyikan di rongga dinding koper.
Dari hasil narcotic test, serbuk putih itu mengandung sediaan narkotika jenis methamphetamine. "Setelah ditimbang berat totalnya 3.083 gram bruto," ujar Wijaya.
Kepada petugas, Giuily mengaku baru pertama datang ke Bali. "Kita masih periksa tersangka untuk mengungkap asal sabu itu dan ke mana tujuannya. Termasuk jaringannya di Indonesia," terang Wijaya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedatangannya di Tanah Air, membuat Risma harus membayar sejumlah uang bea cukai yang totalnya sampai Rp360 juta. Ternyata ini yang dibawa.
Baca SelengkapnyaDari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPasutri asal Sumut, MT (30) dan RT (28) diringkus polisi di salah satu hotel, Jalan Diponegoro, Surabaya, karena membawa 1,17 kg sabu-sabu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaSejak mengerti peluang bisnisnya, pemuda ini membudidayakan tanaman simbar.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaAlih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaMereka tak pernah membayangkan akan jadi pengusaha camilan.
Baca Selengkapnya