Rupiah terus merosot, Ketua DPR sentil beberapa lembaga ini
Merdeka.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo mendesak sejumlah lembaga negara dan kementerian untuk bertindak mengatasi merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Berdasarkan penutupan hari ini, kurs rupiah terhadap USD di Bank Indonesia berada di Rp 14.332 per USD. Sementara di Pasar Spot di angka Rp 14.303 per USD.
Menurut Bamsoet, bisa dipahami merosotnya nilai tukar rupiah terhadap USD itu dipengaruhi beberapa hal termasuk faktor internal. Seperti perang dagang AS dan China yang semakin meningkat, hambatan perdagangan di India dan Uni Eropa, serta kenaikan harga minyak mentah dunia.
Baginya, harus ada sejumlah hal yang harus dilakukan oleh sejumlah lembaga negara menyangkut masalah itu. Yang pertama adalah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) sebagai pemegang otoritas fiskal serta moneter.
"Kemenkeu dan BI harus berkomitmen dalam menyiapkan solusi dan langkah-langkah mitigasi agar pergerakan kurs dapat kembali normal serta lebih cermat mengawasi berbagai aspek yang mempengaruhi," kata Bamsoet di Jakarta, Jumat (29/6).
Kata Politikus Golkar itu, kedua lembaga itu wajib mengingatkan diri sendiri, bahwa stabilitas nilai tukar menjadi suatu hal yang penting. Dia berharap Komisi XI DPR yang membidangi masalah keuangan, segera mengontak mitra kerjanya itu untuk segera bergerak.
Selain itu, Bamsoet juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk memberikan insentif ekspor. Baginya, hal demikian perlu dilakukan guna mendapatkan surplus perdagangan dan mengurangi neraca keseimbangan primer negatif.
Di sisi lainnya, Politikus Golkar itu berharap juga ada langkah dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Baginya, lembaga itu harus lebih proaktif dan progresif dalam melakukan hubungan kerjasama bilateral dan multilateral dengan negara-negara maju. Utamanya agar para pengusaha mereka datang menanamkan modalnya di Indonesia.
Kata Bamsoet, hal ini guna meningkatkan investasi ke dalam negeri. Arus modal masuk akan membantu memperbaiki nilai tukar rupiah.
"Saya mengharapkan agar komisi di DPR terkait, seperti Komisi VI agar mengingatkan lembaga terkait mengenai masalah ini," tukas Bamsoet.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaPemerintah Prediksi Perputaran Uang Saat Musim Libur Lebaran Tembus Rp276 Triliun
Pemerintah memperkirakan perputaran uang selama musim lebaran tahun ini bisa mencapai Rp276 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnya