Ridwan Kamil: Kami Belum Mengizinkan Wisatawan dari Luar Jabar
Merdeka.com - Geliat Industri pariwisata di Jawa Barat akan dibuka setelah evaluasi pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di sektor tempat ibadah, industri dan perkantoran. Jika tidak ada anomali, destinasi wisata bisa beroperasi dengan fokus pada wisatawan lokal.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan setelah satu minggu rumah ibadah dibuka, sesuai anjuran Kemenag, setiap DKM harus mengajukan ijin ke Kecamatan. Setelah itu, baru bisa membuka ekonomi industri dan perkantoran dan pertanian yang berada di zona biru.
"Kalau sudah tujuh hari setelah evaluasi tidak ada anomali persebaran virus, mal bisa dibuka dengan kapasitas setengahnya," ucap dia, Selasa (2/6).
"Pariwisata ini kami belum mengizinkan wisatawan datang dari luar Jabar. Jadi kami sedang mengendalikan Jabar, jangan sampai karena pariwisata dibuka tiba-tiba datang tamu yang sejarah perjalanannya tidak kita ketahui ternyata datang dari zona merah," ia melanjutkan.
Ia meminta wali kota dan bupati yang mayoritas ekonominya dari pariwisata untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia mencontohkan, Bandung yang biasanya di akhir pekan datang wisatawan dari Jakarta harus diantisipasi terlebih dahulu.
Sementara itu, Kepala Dinas Periwisata dan Kebudayaan Jabar, Dedi Taufik terus berkoordinasi dengan 27 dinas pariwisata di pemerintah kabupaten kota di Jabar untuk berkaitan dengan kesiapan protokol kesehatan di destinasi wisata sambil menunggu kepastian dan hasil evaluasi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Yang pasti, ia memastikan bahwa pariwisata di masa AKB ini berorientasi wisatawan domestik. "Kalaupun memang bisa dibuka, itu yang pasti kita pasti fokus untuk pasar domestik dan lokal. Tempat wisatanya juga yang bersifat Individual," ucap dia.
"Kami masih bahas mengenai standar protokolnya seperti apa. Ini menjadi key point," ia melanjutkan.
Di samping itu, industri perhotelan dan restoran pun terus berkoordinasi. Beberapa di antara mereka sudah menyatakan kesiapan untuk membuka operasional. Para pengusaha di sektor ini sudah mengeluhkan kinerja perusahaan yang terus menurun selama masa pandemi.
"Saya akan mengecek langsung kesiapannya dan membahas mengenai protokol kesehatan di tempat wisata di daerah. Besok saya akan ke Pangandaran membahas persyaratan untuk membuka tempat pariwisata, mungkin (wisatawan) harus ada surat sudah rapid atau apa, nanti dibahas," kata dia.
"Langkah ini diambil sambil menunggu seminggu hasil evaluasi pelaksanaan AKB. Beberapa hotel juga sudah menyatakan siap, destinasi juga sudah siap. Sejak pandemi okupansi hotel di angka 3 -5 persen. Tapi tetap kita akan menunggu (keputusan gubernur Jabar, Ridwan Kamil)," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaViral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaPetugas menyebutkan, terkait adanya kemacetan di jalur menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai terus memonitor kecepatan in-out kendaraan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaChikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam dan nyeri sendi secara mendadak.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya