Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar

Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar

Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar

Siti Mutaharoh merasa miris. Puluhan tahun mengajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri Kranggan I di Kabupaten Batang, baru kali ini sekolah itu tidak mendapat siswa.

Guru yang telah 20 tahun mengadi di SDN Kranggan I menyebut sekolah ini sempat favorit karena prestasinya olahraga badminton. Pelayanan kepada murid juga selalu maksimal.

Guru yang telah 20 tahun mengadi di SDN Kranggan I menyebut sekolah ini sempat favorit karena prestasinya olahraga badminton. Pelayanan kepada murid juga selalu maksimal.

Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar

Ketiadaan fasilitas TK diduga menjadi salah satu penyebab tidak adanya orang tua yang mendaftarkan anaknya pada pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024.

"Kondisi tahun ini kita tidak dapat murid. Karena kan kami juga tidak punya TK. Untuk SD kan sumbernya harus ada TK."

Siti Mutaharoh, guru SDN Kranggan I , Jumat (21/7).

Sebenarnya sempat ada satu murid yang mendaftar. Namun, karena tidak ada temannya, siswa itu memilih mundur.

Sebenarnya sempat ada satu murid yang mendaftar. Namun, karena tidak ada temannya, siswa itu memilih mundur.

Kalau kami sebagai pengajar, satu orang pun akan kami ajar. Bahkan kami ada program mengantar murid pulang ke rumah dan seragam gratis. Kalau kondisinya begini, saya harus mengajar lainnya," ujarnya.

Kini, jumlah siswa di SDN Kranggan I berjumlah 19 orang. Jumlah itu keseluruhan siswa dari kelas 2 hingga 6 dengan tujuh guru.

"Memang siswa yang kami ajar sedikit. Tapi ada beberapa guru juga masih mengajar di antaranya 3 guru PNS dan 4 wiyata bakti atau honorer," jelasnya.

Kini, jumlah siswa di SDN Kranggan I berjumlah 19 orang. Jumlah itu keseluruhan siswa dari kelas 2 hingga 6 dengan tujuh guru.
Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar

Siti berharap ada solusi dari masalah ini. Dia berharap sekolahnya tidak dimerger atau digabung dengan sekolah lain. "Saya sudah minta solusi sama Disdik. Tapi kalau bisa sekolahnya jangan dijadikan satu sama sekolah negeri lainnya. Kasihan siswa selain jauh dari lokasi juga nasib guru honorer," ucapnya.

Situasi yang mirip juga dialami SD Negeri Sijono. Meski menjadi satu-satunya SD Negeri di Desa Sijono, Kecamatan Warungasem, namun tetap kekurangan murid. Kepala SDN Sijono Setiabudi menyebut tahun ini hanya mendapatkan tiga murid. Mereka mendaftar pada hari-hari terakhir PPDB. "Kami sempat rapat untuk tidak membuka kelas. Tapi besoknya ada yang daftar satu, terus besoknya ada dua di kelas I dan satu murid pindahan ke kelas 4," jelasnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang Bambang Suryantoro Sudibyo mengakui sejumlah sekolah dasar (SD) Negeri kekurangan siswa.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang Bambang Suryantoro Sudibyo mengakui sejumlah sekolah dasar (SD) Negeri kekurangan siswa.

"Kita tidak ada istilah kekurangan, mungkin di bawah rombel. Rombel kita harusnya 30 anak, setahu saya ada yang enam, lima, dua bahkan tahun kemarin ada yang satu, itu saja Mas," kata Bambang.

Dia menyebut ada dua SDN yang kekurangan siswa yaitu SDN Sijono dengan tiga siswa. Lalu, SDN Kranggan 1 yang tidak dapat siswa sama sekali. Bambang menyebut jumlah SD Negeri di Kabupaten Batang mencapai 452 SD. Sekitar 254 di antaranya tidak memenuhi rombongan belajar (rombel) atau di bawah 30 anak per kelasnya. "Tren sekolah tidak memenuhi rombel dimulai 2010 namun yang signifikan sejak 2016 hingga sekarang," jelasnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi semakin menurunnya jumlah anak usia sekolah di daerah itu, meningkatnya pasangan muda merantau ke luar daerah, keberhasilan program KB dan persaingan antarsekolah. "Jadi persoalannya lokasi jauh dari perkampungan, di sisi lain muncul sekolah MI (Madrasah Ibtidaiyah) di dekat kampung itu menjadikan kalah bersaing. Meski SD negeri gratis, tapi mindset kultur masyarakat ingin anaknya di sekolah agama," jelasnya. Sejumlah upaya yang dilakukannya yaitu penggabungan dua sekolah di wilayah yang sama. Lalu memprogamkan peningkatan mutu dan mendekatkan sekolah ke kawasan permukiman.

Namun bagi sekolah yang menjadi satu-satunya di sebuah desa tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan mutunya agar lebih bisa bersaing.

Namun bagi sekolah yang menjadi satu-satunya di sebuah desa tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan mutunya agar lebih bisa bersaing.

Sengkarut PPDB di Palembang, Ombudsman Temukan Siswa Tak Daftar Tiba-Tiba Sekolah
Sengkarut PPDB di Palembang, Ombudsman Temukan Siswa Tak Daftar Tiba-Tiba Sekolah

Sedikitnya ada enam SMA Negeri dan 1 SMP Negeri di Palembang menjadi sampel obyek.Ombudsman menemukan banyak fakta di lapangan.

Baca Selengkapnya
Gubernur Bali Geram Anggota DPRD Titip Siswa Saat PPBD: Tak Ada Istilah Menitip!
Gubernur Bali Geram Anggota DPRD Titip Siswa Saat PPBD: Tak Ada Istilah Menitip!

Koster menegaskan, PPDB adalah hak semua anak Indonesia. Sehingga, tak boleh ada praktik titip menitip siswa agar masuk sekolah negeri tertentu.

Baca Selengkapnya
Potret Kece 6 Anak Artis yang Sekolah di Luar Negeri, Ada Anak Reza Artamevia Hingga Parto
Potret Kece 6 Anak Artis yang Sekolah di Luar Negeri, Ada Anak Reza Artamevia Hingga Parto

Deretan anak artis ternama ini memilih untuk kuliah dii luar negeri. Siapa saja ya mereka?

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tangan Siswi SMKN di Bogor Terjepit Mesin Penggiling Jahe Saat Praktik di Sekolah, Butuh 30 Menit Dievakuasi
Tangan Siswi SMKN di Bogor Terjepit Mesin Penggiling Jahe Saat Praktik di Sekolah, Butuh 30 Menit Dievakuasi

Peristiwa itu menimpa seorang siswi SMKN 1 Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya
Cerita Prabowo Dibully Guru saat Sekolah di Eropa: Tiap Hari Dibilang 'Rakyatmu Tinggal di Pohon'
Cerita Prabowo Dibully Guru saat Sekolah di Eropa: Tiap Hari Dibilang 'Rakyatmu Tinggal di Pohon'

Prabowo Subianto mengungkapkan refleksi selama hidupnya.

Baca Selengkapnya
Potret Kasad Agus Subiyanto Cium Kepala Anaknya yang Sedang Sekolah di SMA Taruna Dibanjiri Pujian
Potret Kasad Agus Subiyanto Cium Kepala Anaknya yang Sedang Sekolah di SMA Taruna Dibanjiri Pujian

Tak terkira, ada momen saat Kasad bertemu dengan sang putra yang tengah menempuh pendidikan.

Baca Selengkapnya
Cantik dan Cerdas, Potret Sheva Anak Ussy dan Andika Pratama yang Lolos Lomba Matematika di Singapura
Cantik dan Cerdas, Potret Sheva Anak Ussy dan Andika Pratama yang Lolos Lomba Matematika di Singapura

Sheva anak dari pasangan Ussy Sulistiawaty dan Andhika Pratama, kini telah memasuki kelas 1 di sekolah dasar.

Baca Selengkapnya
PBNU Bakal Tampung Siswa Ponpes Al Zaytun Kalau Ditutup
PBNU Bakal Tampung Siswa Ponpes Al Zaytun Kalau Ditutup

Gus Yahya mengamini nasib pendidikan santri Al Zaytun terancam. Apalagi saat ini Panji sendiri sudah berstatus tersangka kasus penistaan agama.

Baca Selengkapnya
Cerita Prabowo Temukan Prasasti Zaman Belanda saat Berenang di Kolam Renang Manggarai, Isinya Bikin Kaget
Cerita Prabowo Temukan Prasasti Zaman Belanda saat Berenang di Kolam Renang Manggarai, Isinya Bikin Kaget

Prabowo minta mahasiswa belajar kerja keras dan mengenang perjuangan bangsa melawan penjajah.

Baca Selengkapnya