Polisi klaim sudah petakan pelaku empat pelanggaran HAM di Papua
Merdeka.com - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyatakan kasus pelanggaran hak asasi manusia sudah dilakukan olah tempat kejadian perkara di Papua. Kasus tersebut yakni kasus Wamena, kasus Wapen Waropen, Kongres Rakyat Papua ketiga dan penghilangan sopir Theys, Aristoteles.
Pelaku pun sudah diketahui oleh Polda Papua. "Kami sudah laporkan progresnya, pemeriksaan dan hasil olah TKP. Mudah-mudahan yang akan datang kami sudah bisa petakan siapa pelakunya. Kasus lain, seperti Biak Berdarah dan Mapenduma masih ditangani pemerintah pusat," kata Irjen Paulus usai bertemu Menko Polhukam Luhut di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (18/5).
Pertimbangan empat kasus tersebut diserahkan ke Polda Papua, kata dia karena ada yang butuh keputusan DPR. Sedangkan kasus lain sudah ditangani Komnas HAM dan Kejaksaan Agung.
"Yang lain dianggap sudah selesai, yaitu Makotabuni, pelakunya saat dikejar tertembak dan tewas. Punjen berdarah (empat brimob dan satu TNI jadi korban)," kata dia.
Sementara di tempat yang sama, Komisioner Komnas HAM Imdadun Rahmat menyatakan kasus pelanggaran HAM di Papua dipastikan melalui jalur hukum. Selain itu, pemerintah harus menjamin kasus pelanggaran ham di Papua tidak terulang.
"Oleh karena itu perlu pendekatan yang lebih dialogis dan humanis. Itu dikedepankan demi stabilitas politik di Papua. Ya supaya Papua damai itu bisa terjadi dan tidak sekadar lip service. Itu bisa diterima oleh semua," kata dia.
Menko Polhukam Luhut, kata dia meminta kasus pelanggaran ham di Papua diselesaikan pada tahun 2016 ini.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaMencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca Selengkapnya14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satu yang disorot soal netralitas aparat selama mengawal jalannya Pemilu tahun ini.
Baca SelengkapnyaPolisi dan pegawai negeri di Papua Nugini mogok kerja karena gajinya dipotong.
Baca SelengkapnyaKompolnas menyarankan Angga segera melapor ke Bid Propam Polda Jawa Timur apabila jadi korban
Baca SelengkapnyaHal tersebut untuk menjaga kondusifitas pasca tragedi kerusuhan pemakaman mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Baca SelengkapnyaPenyerangan OPM tersebut dilancarkan seiring dengan niat OPM mengganggu keamanan wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca Selengkapnya