Polisi diminta selesaikan kasus Novel secepat ungkap kebohongan Ratna Sarumpaet
Merdeka.com - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid meminta proses hukum Ratna Sarumpaet didasari keadilan hukum bagi rakyat Indonesia. Jangan sampai hanya karena politik atau sekadar capres-cawapres, apalagi dengan agenda-agenda menghadirkan framming dan stigma negatif.
"Kalau urusannya kemudian ternyata hanya melakukan hal itu, untuk kemudian menghadirkan tuntutan hukum pada Pak Prabowo dan Pak Sandi, ini orang jadi memikirkan, 'jangan-jangan dia dipakai untuk menjebloskan Pak Prabowo dan pak Sandi' dan itu tidak boleh dilakukan semacam itu," katanya usai Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Pondok Pesantren Daarul Ukhuwah, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Kamis (4/10).
Dia menegaskan, tidak boleh kepolisian begitu cepat menyampaikan kasus Ratna Sarumpaet, namun bersikap berbeda dengan kasus lain. Polisi, katanya dengan cepat mendapatkan data-data tentang perbankan dan data-data semua tentang kebohongan Ratna Sarumpaet, kendati saat itu masih muncul banyak pertanyaan.
"Kalau polisi bisa melakukan itu semua dengan sangat cepat, mestinya beragam kasus yang lain juga. Tadi Pak Mardani Ali Sera, Bu Neno Warisman itu sudah berkali-kali melaporkan ke polisi. Bagaimana mereka dipersekusi, tetapi tidak ada apa-apa. Tidak ada tindak lanjutnya itu," jelasnya.
Kemudian juga banyak kasus yang dilaporkan termasuk kasus Novel Baswedan juga belum terselesaikan. Semua kasus harus diselesaikan dengan dasar Indonesia negara hukum yang berkeadilan tanpa pilih kasih.
"Harusnya, Indonesia menjadi negara hukum betul-betul tegak sebagai negara hukum berkeadilan. Janganlah terhadap kelompok tertentu cepat ditangkap, tapi kalau dengan kelompok yang lain malah tidak ada progresnya. Itu bukan contoh baik bagi penegakan hukum," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nestapa Petani Kacung Supriatna, Syok Tak Pernah Ngutang Tiba-Tiba Dapat Tagihan Rp4 M dari Bank
Saat dia mencocokkan data yang dibawa penagih, diduga ada praktik pemalsuan data-data tersebut diduga palsu.
Baca SelengkapnyaIdentitas Satpam dan Istrinya Dicatut Kredit Rp100 Juta, Nama Sama Tapi Foto dan Tanda Tangan Beda
Suratul Padli mengatakan bahwa dirinya bersama istri mengetahui adanya pencatutan nama mereka untuk kredit tersebut.
Baca SelengkapnyaMenyusuri Sungai Sarang Buaya, Polisi Cek TPS Rawan Pemilih Ganda
Tak peduli apapun rintangan, hambatan, ujian, cobaan, dan medan yang terjal harus ditempuh untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Fakta Baru Penangkapan Terduga Dukun Santet di Tangsel: Pelaku Punya 2 Senpi, Granat hingga Magasin
Pria lansia berinsial HE (67) yang diduga sebagai dukun santet di Ciputat Timur, Tangerang Selatan diamankan polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaBawaslu Ingatkan Partai Serius Laporkan Dana Kampanye, Ini Sanksinya
Data dari PPATK bisa dijadikan peringatan oleh seluruh peserta Pemilu.
Baca SelengkapnyaMasih Dikejar Polisi, Ini Identitas 14 Napi Kabur dari Polsek Tanah Abang
Para tahanan yang kabur tersebut terdiri dari tindak pidana kriminal umum, narkoba, dan titipan jaksa.
Baca SelengkapnyaPolisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019
Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaEnam Prajurit TNI Tersangka Pengeroyok Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali Ditahan, Sembilan Dikembalikan ke Satuan
Sembilan prajurit TNI AD itu berstatus saksi akan diperiksa apabila dibutuhkan keterangan lanjutan.
Baca Selengkapnya