Merdeka.com - Propam Polda Sulsel memeriksa tujuh anggota Satresnarkoba Polrestabes Makassar terkait kematian pengedar narkoba berinisial MAA (18). Di tubuh MAA terdapat luka lebam saat penangkapan.
Kabid Propam Polda Sulsel Kombes Agoeng Adi Kurniawan mengatakan, berkoordinasi dengan Biddokes memeriksa tujuh personel Satresnarkoba Polrestabes Makassar. Menurut dia, hasil pemeriksaan terhadap tujuh personel polisi itu enam di antaranya yang menangkap MAA.
"Kami sudah mengamankan enam anggota yang diduga apa disampaikan (meninggalnya pengedar narkoba). Ada tujuh anggota, tapi satu Polwan itu tidak terlibat. Jadi bersangkutan hanya di tempat saja, sehingga hanya sebagai saksi saja," kata Agoeng saat jumpa pers di Mapolrestabes Makassar, Senin (16/5).
Agoeng mengatakan, penyidik Propam Polda Sulsel masih menyelidiki apakah ada penganiayaan dilakukan personel Satresnarkoba Polrestabes Makassar saat menangkap MAA. Dugaan penganiayaan tersebut harus diperkuat dengan bukti forensik.
"Kita harus buktikan dulu dari forensik masalah yang memar apakah benar ada penganiayaan atau tidak? Kalau tidak mau bagaimana karena faktanya," kata dia.
Meski demikian, Agoeng menegaskan akan menindak tegas jika benar-benar ada pelanggaran disiplin dan kode etik dilakukan anggota Polrestabes Makassar tersebut. Selain itu, keluarga MAA juga telah melaporkan kejadian tersebut ke Propam Polda Sulsel.
"Intinya kalau nanti ditemukan pelanggaran disiplin dan kode etik maka kami proses. Semalam pun keluarganya sudah disampaikan ke kami dan SPKT," kata dia.
Sementara itu, Dokter Forensik Polda Sulsel, dr Denny Mathius mengaku telah melakukan Visum et Repertum terhadap jenazah MAA. Hanya saja, pemeriksaan dilakukan hanya luar jenazah.
"Jadi kemarin dari Biddokes Polda Sulsel sudah melakukan pemeriksaan luar jenazah atas permintaan penyidik. Fakta ditemukan memang ada beberapa terluka mengalami trauma benda tumpul di badan korban. Nanti kami masukan dalam satu laporan lengkap visum et repertum," kata dia.
Denny mengaku tidak bisa memastikan luka lebam di tubuh MAA akibat penganiayaan dilakukan petugas atau tidak. Dia beralasan hal tersebut harus dilakukan autopsi
"Ketika sesuatu mati, autopsi adalah satu cara hal yang kita butuhkan. Namun koordinasi kemarin dengan penyidik dan keluarga ternyata tidak mau diautopsi," tuturnya.
Meski demikian, Denny mengakui ditemukan ada sejumlah luka akibat benda tumpul pada tubuh MAA. Terkait sesak napas yang diduga dialami MAA, Denny mengaku hal tersebut juga membutuhkan autopsi.
"Ketika perlu membuktikan sesak napas adalah harua kita lihat, apakah di paru-paru atau tempat lain. Makanya itu harus autopsi," kata dia.
Dia mengaku Biddokes Polda Sulsel siap mengautopsi meski saat ini jenazah MAA sudah dikebumikan. Walau demikian, autopsi dilakukan jika ada persetujuan dari pihak keluarga.
"Kalau diminta ya kami lakukan, asal ada permintaan. Gali kubur kami laksanakan, selama ada permintaan untuk pembuktian," tegasnya.
Terpisah, Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto menambahkan, akan menindak tegas anggotanya jika terbukti melakukan penganiayaan terhadap MAA saat penangkapan. Meski demikian, terkait kematian MAA, Budhi mengarahkan ke Biddokes Polda Sulsel.
"Anggota yang diduga melakukan penganiayaan pada tersangka, kalau itu memang terbukti kita akan proses. Dalam hal ini, Polri tidak akan melindungi anggota yang berbuat di luar prosedur. Kita terbuka dan kita harapkan semua pihak memberitakan yang sebenarnya," kata Budhi. [gil]
Baca juga:
Pengedar Sabu di Makassar Tewas saat Ditangkap, Polisi: Sesak Napas
Menyamar Jadi Pembeli, Polisi Ringkus Pengedar Sabu Jaringan Aceh-Jawa
Putus Mata Rantai Narkoba, 11 Bandar Dipindahkan ke Nusakambangan
Setiap Lima Menit Satu Orang Meninggal di AS karena Overdosis
Kepala Lingkungan di Medan Ditangkap Polisi karena jadi Bandar Narkoba
Advertisement
PPP Beberkan Syarat Demokrat Gabung KIB: Lakukan Pendekatan dengan Semua
Sekitar 29 Menit yang laluRekening Diblokir, ACT akan Salurkan Hasil Donasi Pakai Dana Tersimpan Secara Tunai
Sekitar 30 Menit yang laluACT Bakal Surati Kemensos, Minta Izin Pengumpulan Sumbangan Kembali Diterbitkan
Sekitar 40 Menit yang laluDemokrat Klaim Tak Syaratkan AHY Jadi Capres atau Cawapres ke Partai Lain
Sekitar 50 Menit yang laluWanita Muda Melahirkan di Pos Kamling Kota Samarinda, Bayinya Meninggal
Sekitar 1 Jam yang laluDisetujui DPR dan Pemerintah, RUU Pemasyarakatan akan Dibawa ke Paripurna 7 Juli 2022
Sekitar 1 Jam yang laluKPU Minta Kominfo Bantu Percepat Pengiriman Hasil Pemilu 2024 & Cegah Serangan Siber
Sekitar 1 Jam yang laluTim Labfor dan Gegana Turun Tangan Selidiki Dugaan Kebocoran Gas CO2 di Cimone
Sekitar 1 Jam yang laluSelama 9 Tahun, PPATK Catat ACT Terima Pemasukan dari 10 Negara Capai Rp64 Miliar
Sekitar 1 Jam yang laluLSI Denny JA: Pengguna WA dan FB Jadi Penentu Pemenang Pilpres 2024
Sekitar 1 Jam yang laluBentuk Tim Kecil, Demokrat-NasDem-PKS Bahas Detail Kerja Sama Pemilu 2024
Sekitar 1 Jam yang laluIbnu Khajar: Polemik Pengelolaan Dana ACT Terjadi di Kepemimpinan Sebelumnya
Sekitar 2 Jam yang laluACT Tetap Salurkan Donasi yang Terkumpul Sebelum Izin PUB Dicabut Kemensos
Sekitar 2 Jam yang laluSoal Kursi Menpan RB, PDIP: Ada Ganjar, Olly dan Hasto
Sekitar 2 Hari yang laluMasih Berduka, Airlangga Sebut Koalisi Belum Bahas Pengganti Tjahjo Kumolo
Sekitar 2 Hari yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 5 Hari yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 2 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 2 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluKunjungi Pasar Alasan di Nias, Jokowi Belanja Pisang Rp50 Ribu
Sekitar 3 Jam yang laluKaesang Hadiri Undangan Pernikahan Ajak Erina Gudono, Kebersamaannya jadi Sorotan
Sekitar 9 Jam yang laluJokowi Kurban 34 Sapi untuk IdulAdha 2022, Beratnya Ada yang Satu Ton
Sekitar 1 Hari yang laluBagikan Bansos di Semarang, Jokowi: Jangan Dibelikan Handphone Apalagi Pulsa
Sekitar 1 Hari yang laluChina Lockdown 1,7 Juta Penduduk Anhui Setelah Kasus Baru Covid Naik
Sekitar 4 Jam yang laluPemerintah Revisi PPKM Jabodetabek jadi Level 1 dalam Sehari, Ini Alasannya
Sekitar 5 Jam yang laluPemerintah Revisi Aturan, Jabodetabek Kembali PPKM Level 1
Sekitar 8 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 6 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 1 Bulan yang laluRusia Klaim Senjata Ukraina yang Dikirim Barat Tersebar di Pasar Gelap Timur Tengah
Sekitar 2 Jam yang laluAS Beri Senjata Canggih ke Ukraina buat Lawan Rusia, Dahsyat saat Diluncurkan
Sekitar 8 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami