Pengamat nilai kematian Sultan buat penyidikan teror di pospol buntu
Merdeka.com - Peneliti terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib menilai, polisi bakal sulit menyelidiki motif penyerangan dilakukan Sultan Azianzah (22) terhadap sejumlah anggota polisi di pos polisi lalu lintas di kawasan Cikokol, Tangerang, Kamis (20/10). Sultan tewas kehabisan darah akibat luka tembak di bagian kaki dan perut.
"Sangat disayangkan, pelaku tewas karena kehabisan darah. Ini membuat penyidikan jadi buntu, gelap" ujar Ridlwan dalam keterangan tertulis kepada wartawan di Jakarta, Jumat (21/10).
Menurut Ridlwan, sudah beredar video di Youtube yang menunjukkan pelaku diinterogasi polisi dalam keadaan luka parah. "Di video itu sama sekali tidak ada upaya pertolongan medis segera supaya dia tetap hidup," kata Ridlwan.
Padahal, kata Ridlwan, jika Sultan bisa dipertahankan nyawanya, dia bisa dibawa ke pengadilan secara terbuka. "Jadi bisa kita ketahui motifnya, kalau tersangka tewas, gelap lagi," katanya.
Dia mengatakan, dari keterangan keluarga, pelaku pernah belajar di Ponpes binaan Fauzan Al Anshari di Ciamis. Namun keterangan itu harus diselidiki lebih lanjut.
"Ustad Fauzan sudah meninggal karena sakit. Namun pesantrennya masih. Itu yang difilmkan dengan judul Jihad Selfie, " kata Ridlwan.
Ridlwan melanjutkan, serangan tunggal seperti yang dilakukan Sultan sangat susah diprediksi. Hal ini berbeda di era Al Qaeda yang setiap kali akan menyerang melakukan rapat dan koordinasi yang rapi. Misalnya serangan bom Bali maupun serangan bom Ritz Carlton 2009.
"Ini membuktikan jejaring ISIS lebih susah ditembus oleh intelijen. Susah disusupi karena ideologinya cair melalui internet," tukasnya
Ridlwan menjelaskan, siapa saja yang bersimpati dengan ISIS bisa mencari bahan dan manual serangan dengan internet. Koordinator Indonesia Intelligence Institute itu juga menjelaskan, ketika basis Isis di Suriah dan Mosul jatuh, praktis akan ada ribuan anggota ISIS yang mudik ke negara asal.
"Mereka sekarang sedang merancang strategi baru yang disebut dengan Digital Khilafah. Mengelola khilafah tanpa basis teritorial," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kematian Seorang Warga saat Kebakaran di Tanjung Priok Dinilai Janggal, Polisi Tangkap Satu Orang
Dari hasil penyelidikan polisi ditemukan kejanggalan terkait penyebab kematian AZSN.
Baca SelengkapnyaKepala Kantor Kemenag Sulbar Dilaporkan Bawahan ke Polisi, Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual
Kepala Kantor Kemenag Sulbar Dilaporkan Bawahan ke Polisi, Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual
Baca SelengkapnyaDiduga Sakit Hati, Sekuriti Basarnas Mamuju Tikam Rekan Kerja 32 Kali
Polisi menyebut, ada dua motif pelaku hingga nekat menikam korban sampai 32 kali. Apa itu?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaPolisi Tetapkan Kepala Puskesmas Bojong Tersangka Korupsi, Potong & Lakukan Pungutan dari Anggaran
Sebanyak 48 orang saksi diperiksa sebelum penetapan tersangka
Baca SelengkapnyaPenjahat Tak Berkutik Usai 'Didor', Tiba di Kantor Polisi Malah Disuapi Makan Anggota jadi Sorotan
Begini jadinya seorang penjahat kasus kejahatan serius disuapi polisi usai ditembak kakinya.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaPolisi Tangkap 4 Pelaku Penganiayaan Santri di Kediri Hingga Tewas, Ini Motifnya
Di sisi lain, pihak ponpes membantah korban tewas karena dianiaya
Baca SelengkapnyaTerungkap Motif Pelaku Siram Air Keras-Bacok Pedagang Semangka di Kramatjati hingga Tewas
Polisi akhirnya mengungkap motif pelaku membunuh korban di Pasar Kramatjati.
Baca Selengkapnya