Pantauan Curah Hujan Masih Tinggi, BMKG Minta Warga Cisolok Waspada Longsor Susulan
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, untuk waspada terhadap kemungkinan longsor susulan. Sebab curah hujan di daerah tersebut diperkirakan masih tinggi.
"Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, maka besar kemungkinan adanya longsor susulan. Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor. Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal, dan tersusun oleh tanah gembur," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Cisolok, Sukabumi, seperti dikutip di dalam keterangan pers BMKG. Demikian dikutip dari Antara, Sabtu (12/1).
Saat berkunjung ke Cisolok, kepala BMKG tampak bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo serta Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani.
Dwikorita mengungkapkan PVMBG telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrem kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Dengan demikian diharapkan pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayahnya.
"Dalam peta tersebut, wilayah ini termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah. Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, yaitu hujan dengan intensitas lebat atau hujan dengan durasi panjang selama beberapa jam ataupun beberapa hari," katanya.
Air hujan yang meresap ke dalam lereng mengakibatkan peningkatan tekanan air tanah sebagai daya dorong longsor. Oleh karena itu, dia mengimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area permukiman warga, tetapi dijadikan kawasan lindung.
Menurut dia, relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.
Dalam kunjungan tersebut, Dwikorita bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala PVMBG Kasbani juga melakukan penanaman tanaman vetifer (akar wangi). Tanaman akar wangi bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, dan menguatkan daya ikat tanah pada lereng agar lebih stabil.
Selain itu, tanaman-tanaman yang berakar tunggang dapat pula berperan sebagai jangkar penguat alamiah pada lereng tanah. Sementara itu, pencetakan sawah beririgasi atau kolam/empang pada atau di atas lereng yang rawan longsor harus dihindari karena dapat meresapkan air ke dalam tanah yang mengakibatkan tekanan air meningkat dan mendorong butiran-butiran tanah bergerak longsor.
Bencana tanah longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 31 Desember 2018 lalu.
Sebanyak 29 rumah tertimbun material longsor. Akibat bencana tersebut 32 orang ditemukan meninggal dunia, satu orang dinyatakan hilang, 64 orang selamat, dan 3 orang cedera.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Longsor tersebut terjadi pada Minggu (7/1) sore, setelah kawasan Desa Cipondoh diguyur hujan deras dari siang.
Baca SelengkapnyaErnawati (47) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tertimbun longsor
Baca SelengkapnyaBencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem di Semarang menyebabkan banjir, tanah longsor sampai angin kencang
Baca SelengkapnyaBPBD meminta pengendara selalu waspada jika melintasi jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaLongsor disebabkan curah hujan tinggi terjadi sejak pukul 13.45 WIB
Baca SelengkapnyaBencana tanah longsor di Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu menyebabkan empat orang warga meninggal dan jalan provinsi terputus.
Baca Selengkapnya