MUI dan Sejumlah Ulama di Bekasi Tolak People Power
Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi segera menerbitkan maklumat menjelang pengumuman hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei. Maklumat tersebut untuk menyikapi adanya isu people power yang digaungkan di berbagai media sosial.
"Maklumat nanti akan disebar ke seluruh wilayah melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas, sampai pimpinan pondok pesantren," kata Sekretaris Umum MUI Kota Bekasi KH Sukandar Gozali di halaman Masjid Al Barkah Bekasi, Jumat (17/5).
Menurut dia, kalimat di dalam maklumat tersebut sedang disusun. Namun poin pentingnya, kata dia, menjaga persatuan dan kesatuan menjalin ukhuwah islamiyah, basyariah (persaudaraan), wathoniyah (kebangsaan), lalu mengedepankan etika, tata krama yang berakhlakul karimah dengan menghormati, menghargai perbedaan pendapat itu.
"Ini menjadi tugas dan fungsi kami, memberikan nuansa atau suasana yang kondusif," kata dia.
Ia menambahkan, dalam pertemuan dengan ulama di Kota Bekasi tadi pagi di Masjid Al Barkah, disepakati penolakan terhadap aksi people power. Mengimbau masyarakat Kota Bekasi tak ikut-ikutan melakukan aksi people power yang diisukan akan digelar di Jakarta. Sebab, menurut dia, aksi tersebut merupakan tindakan kurang tepat, karena sudah ada lembaga yang menangani hasil Pemilu.
"Jangan sampai judulnya demo menyampaikan pendapat tapi praktiknya keluar dari judul tadi, tindakan makar," kata dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia memiliki pesan khusus di Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Baca SelengkapnyaPeople Power adalah gerakan rakyat menggulingkan kekuasaan otoriter.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istana mempersilakan masyarakat melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) apabila memang ada kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMendoakan Indonesia agar mampu mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi rakyatnya.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaMereka sempat meledek massa kontra dengan pemilu yang didominasi dengan orangtua lantaran hanya duduk saja tanpa ada melakukan orasi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diyakini mampu menjaga kerukunan dan kedamaian usai pemilu
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 di Indonesia menjadi momen bersejarah yang menandai pelaksanaan pemilihan umum pertama setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Baca Selengkapnya