Loteng kelas roboh, puluhan siswa tertimpa, 1 guru dilarikan ke RS
Merdeka.com - Sedikitnya 27 orang siswa kelas II/b SDN 07 Payakumbuh, tertimpa loteng sekolah yang tiba-tiba roboh, sekitar pukul 09.00 Wib, tadi pagi. Seorang guru kelas, Wilnawati Hondro terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Musibah yang menimpa sekolah yang berada di Jalan Khatib Sulaiman No 52 Limo Kampuang, Kecamatan Payakumbuh Selatan itu terjadi ketika siswa sedang melaksanakan Try Out (TO) mata pelajaran. Beruntung tidak ada siswa yang terluka.
"Runtuhan loteng kelas yang terbuat dari bahan gypsum tersebut menimpa siswa dan guru di tengah proses belajar. Alhamdulillah anak-anak kita selamat tidak ada luka, dan sudah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan," kata Kepala Sekolah SDN 07 Payakumbuh, H Musri, Rabu (14/2).
Sementara guru kelasnya yang diduga tertimpa cukup keras harus dilarikan ke rumah sakit karena pingsan. Meski dinyatakan tidak ada luka serius, anak-anak terlihat syok akibat kejadian tersebut.
"Petugas medis dari Puskesmas Padang Karambia sudah melakukan pengecekan kesehatan semua siswa yang tertimpa," katanya.
Suara keras robohnya loteng tersebut terdengar hingga ke bagian ruangan lain. Sehingga guru dan siswa di SD Negeri 07 berhamburan menuju kelas sumber suara runtuhan. Puluhan siswa berada di bagian bawah runtuhan plafon.
Para guru langsung mengangkat runtuhan yang tak terlalu berat itu untuk menyelamatkan siswa. Meski runtuhan plafon tidak terlalu berat, anak-anak yang terkejut diliputi rasa panik. Sehingga proses belajar dihentikan dan para siswa dijemput para orangtua.
"Seluruh anak kita pulangkan, murid kita seluruhnya 323 orang dan untuk anak kelas VI yang TO harus tertunda satu mata pelajaran," katanya.
Disampaikan Masri, sebelumnya tidak ada tanda-tanda akan runtuhnya plafon di kelas II/b itu. Namun, diakuinya retak-retak memang terlihat jelas dari bawah. Bahkan ada lagi dua ruangan di kelas VI/A dan VI/b juga sedang mengalami retak.
"Kita tidak ada melihat tanda-tanda akan ambruk. Ini tiba-tiba saja. Kejadian runtuhnya gypsum ini tidak hanya sekali ini saja, pada tahun 2015-2017 juga ada, tapi peristiwa runtuhnya malam dan sore sehingga tidak ada yang kena imbasnya. Kejadian runtuhnya plafon waktu itu tahun 2015 dan 2017 kemarin di kelas V/b dan kelas 1/a," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut
Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca SelengkapnyaMata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan
Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.
Baca SelengkapnyaLayaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah
Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaTak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaKisah Siswa Kelas 5 SD di Palembang Jualan Keripik demi Hidupi 3 Adik dan Nenek
Tanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMomen Siswa Seba Polri Laporan Pakai Bahasa Arab ke Komandan, Aksinya Bikin Kagum
Begini jadinya bila siswa Seba Polri izin masuk masjid pakai Bahasa Arab ke komandan.
Baca SelengkapnyaLama Sekolah di Kabupaten Bogor Rata-Rata 8,37 Tahun, Setara Kelas 2 SMP
Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengungkapkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Bogor masih 8,37 tahun atau setara kelas 2 SMP.
Baca SelengkapnyaPernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca Selengkapnya