Lonceng Gempa Besar di Mentawai-Siberut Berbunyi

Merdeka.com - Deretan gempa bumi mengguncang wilayah Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, selama dua minggu terakhir. Gempa di segmen Mentawai-Siberut ini dikhawatirkan menjadi pertanda akan terjadi gempa berkekuatan lebih besar.
Pakar Gempa dan Tsunami GNS Science, Aditya Gusman menjelaskan, segmen Mentawai-Siberut termasuk daerah rawan gempa. Hal ini dikarenakan segmen tersebut merupakan salah satu bagian dari zona subduksi Sumatera. Zona subduksi adalah zona di mana terdapat pertemuan dua lempeng yang salah satu lempeng menunjam ke bawah lempeng lainnya.
Di segmen Mentawai-Siberut, lempeng samudera Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng benua Eurasia. Proses subduksi inilah yang kemudian menghasilkan akumulasi energi bakal sumber gempa.
"Zona subduksi rawan gempa karena ada gesekan lempeng, pergesakan membuat akumulasi energi," ujar Aditya saat dihubungi merdeka.com, Senin (12/9).
Gempa Susulan Akibat Energi di Zona Subduksi
Gempa terjadi ketika akumulasi energi di zona subduksi tersebut sudah tidak mampu ditahan lagi. Energi kemudian dilepaskan dalam bentuk gempa. Sedangkan untuk mencapai gempa besar membutuhkan waktu akumulasi energi yang lama.
"Di lepas pantai Sumatera Barat ini tipe pertemuan lempengnya subduksi. Jadi energi terakumulasi di situ. Akumulasi energi ini pada gilirannya akan lepas dalam bentuk gempa. Semakin lama akumulasinya, semakin besar gempa yang bisa terjadi," kata Aditya.
Sehingga, dia melihat gempa-gempa kecil berkisar magnitude 5 hingga 6 mengguncang Mentawai merupakan bentuk pelepasan energi secara perlahan. Rangkaian gempa skala kecil ini dapat mengurangi akumulasi energi di segmen tersebut.
Namun, dia menekankan, meskipun mengurangi akumulasi energi, potensi gempa besar masih tetap ada. Bahkan, ungkap Aditya, di beberapa kasus justru terjadinya gempa besar diawali gempa kecil sebelumnya. Misalnya gempa bumi di Tohoku, Jepang tahun 2011.
"Jadi energi yang terakumulasi dilepaskan (dari beberapa gempa kecil). Berkurang akumulasinya. Tetapi tidak langsung berarti mengurangi kemungkinan terjadinya gempa besar,” ucap dia.
Potensi Gempa Magnitudo 8,8
Hal senada disampaikan pakar geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas. Dia mengatakan, rentetan gempa mengguncang segmen Mentawai bisa dianggap prekursor. Yakni pertanda adanya gempa besar mendatang.
"Peneliti sudah melihatnya sebagai prekursor. Jadi kan sebelum gempa besar, secara teori, biasanya ada gempa-gempa kecil mendahuluinya," kata Heri kepada merdeka.com, Senin (12/9).
Bahkan, lanjut dia, sudah ada penelitian yang memperhitungkan kekuatan gempa besar mengancam segmen Mentawai-Siberut ini. Hasil penelitian menargetkan kekuatan gempa mencapai Magnitudo 8,8 akan mengguncang Kepulauan Mentawai.
"Hitungannya gempa besar itu masih ada potensi energi untuk gempa (magnitude) 8,8 yang di segmen Mentawai," kata dia.
Terkait waktu terjadinya gempa Magnitudo 8,8 di segmen Mentawai-Siberut tersebut Heri masih belum dapat memprediksi. Hanya saja, apabila benar terjadi demikian, maka kemungkinan gempa besar tersebut akan diikuti tsunami.
"Waktunya belum ada peneliti yang bisa menentukan. Tetapi kalau kira-kira nanti gempa disertai tsunami bisa diprediksikan. Karena gempa lebih dari magnitude 6,5 biasanya ada tsunami kalau terjadinya di segmen megathrust," kata Heri.
Diketahui, megathrust merupakan lajur zona subduksi lempeng yang kedalamannya dangkal kurang dari 50 km. Megathrust sendiri berasal dari kata mega yang artinya besar dan thrust dimaknai dorongan naik.
Posisi Kepulauan Mentawai
Lebih lanjut, ahli vulkanologi Surono menjelaskan, Mentawai termasuk dalam megathrust. Di Indonesia terdapat 13 megathrust. Salah satunya megathrust segmen Mentawai-Siberut yang menjadi posisi rangkaian gempa belakangan ini.
Dia mengatakan, gempa terjadi di megathrust kebanyakan tergolong gempa berkekuatan besar. Selain itu, gempa tersebut ada potensi diikuti tsunami.
"Megathrust itu memang gempa bumi yang besar sekali dimensinya. Karena pertemuan dua lempeng. Dan dalam mekanisme tertentu bisa membangkitkan tsunami," kata Surono saat berbincang dengan merdeka.com (12/9).
Namun demikian, hal lebih penting, kata Surono, adalah bagaimana persiapan masyarakat menghadapi ancaman bencana tersebut. Salah satu caranya melalui pemahaman mitigasi yang benar. Menurutnya, menjadi tanggung jawab pemerintah untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Bila terjadi gempa bumi itu suatu hal yang bisa terjadi dan sangat wajar. Yang diperlukan adalah kesiapan masyarakat. Kunci utama mitigasi itu manusianya," tutup Surono.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pada Senin 29 Agustus lalu terjadi gempa bumi Magnitudo 6,4. Diikuti gempa susulan sebanyak 13 kali.
Kemudian pada Minggu (11/9) pagi, gempa berkekuatan Magnitudo 6,1 kembali terjadi di wilayah yang sama. Setelahnya, tercatat ada empat kali gempa susulan berkisar Magnitudo 4,2 sampai 5,3.
Reporter Magang: Michelle Kurniawan
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Bertemu Tokoh Agama Sulteng, Ganjar Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Bangun RPH
Ganjar Pranowo membahas sejumlah hal yang dianggap menjadi masalah oleh tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di Sulteng
Baca Selengkapnya


Ekspresi Salting Gibran Dipanggil 'Kiyowo' oleh Santriwati, Mukanya Memerah Menahan Tawa
Gibran salah tingkah dipanggil santriwati dengan sebutan Kiyowo.
Baca Selengkapnya


Punggung Ajudan Ganteng Mendadak jadi 'Meja' Pensiunan Jenderal Kopassus, ini Potretnya
Berikut momen punggung ajudan ganteng mendadak menjadi 'meja' oleh pensiunan Jenderal Kopassus.
Baca Selengkapnya


90 Teka-teki Kocak Beserta Jawabannya, Dijamin Bikin OtakBerpikir Keras
Kumpulan teka-teki lucu dan gombal beserta jawabannya.
Baca Selengkapnya


Kasad Jenderal Maruli jadi Irup Pemakaman Doni Monardo di TMP Kalibata
Jenderal Maruli Simanjuntak akan menjadi inspektur upacara pemakaman Letjen Doni Monardo.
Baca Selengkapnya

Mendag Kaget Harga Cabai Tembus Rp120.000 per Kg: Mahal Banget, Enggak Ada yang Beli itu
Banyak pedagang mengeluh kepada Mendag Zulkifli Hasan mengenai tingginya harga cabai.
Baca Selengkapnya

Peneliti Kaget Ada Kandungan Ganja dalam Fosil Manusia yang Terkubur 300 Tahun
Penemuan sebelumnya menemukan kandungan opium dalam tulang tengkorak dan jaringan otak.
Baca Selengkapnya

Mahfud MD Siap Hadapi Debat Cawapres: Mau Duduk atau Berdiri Oke
Mahfud bahkan mempersilakan tema apapun untuk debat yang akan datang.
Baca Selengkapnya

Perjalanan Dedi Koswara, Petani dan Sopir Angkut Sayuran yang Sukses Bangun Rumah Mewah di Bandung
Dedi dulunya merupakan lulusan SMK jurusan otomotif.
Baca Selengkapnya

Cak Imin Bantah Usulkan Ubah Format Debat Cawapres
Cak Imin memastikan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya format debat capres-cawapre kepada KPU.
Baca Selengkapnya

Cara Orang Kaya Hidup Hemat, Mudah Ditiru Siapa Saja
Menabung tidak selalu diartikan dengan menyisihkan atau menyimpan uang.
Baca Selengkapnya