Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Mahasiswa Aceh Terjebak 16 Hari di Malaysia Karena Kebijakan Lockdown

Kisah Mahasiswa Aceh Terjebak 16 Hari di Malaysia Karena Kebijakan Lockdown Ilustrasi pandemi corona. ©NICOLAS ASFOURI/AFP

Merdeka.com - Seorang mahasiswa pascasarjana asal Aceh, Mahmud (34) terjebak di Kuala Lumpur, Malaysia karena ada kebijakan lockdown akibat virus corona. Sampai Selasa (24/3), dia sudah 16 hari terisolasi di sana.

Keberadaan dosen Politeknik Aceh di Kuala Lumpur itu hendak konsultasi tesis dengan dosen pembimbingnya di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Sekaligus ada riset yang harus diselesaikan di laboratorium kampus tersebut.

Mahmud berangkat dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar 8 hari sebelum lockdown, tepatnya Minggu, 8 Maret 2020. Rencana awal dia akan kembali ke Aceh pada 15 Maret 2020.

Namun situasi berkata lain. Kerajaan Malaysia mengambil langkah ekstrem menangkal COVID-19 yang menjadi pandemi global. Malaysia menetapkan lockdown. Semua warga diminta untuk menetap di rumah, dilarang berkumpul dan physical distancing (menjaga jarak fisik) diberlakukan.

Semua transportasi publik lumpuh. Kuala Lumpur International Airport-Malaysia ditutup. Siapapun tidak boleh ada yang masuk dan keluar dari Malaysia. Semua harus menetap di rumah masing-masing sejak 17 Maret 2020.

"Bulan April kemungkinan bisa pulang," kata Mahmud melalui pesan WhatsApp, Senin (23/3).

Kendari demikian, Mahmud mengaku sedikit beruntung status sebagai mahasiswa berada di Malaysia selama lockdown. Setiap harinya untuk berangkat ke kampus dari apartemennya, menggunakan kendaraan khusus yang disediakan kampus UKM tersebut.

Mahasiswa kembali diantar ke apartemen pada pukul 17.00 waktu Malaysia dan ini berlangsung setiap hari selama lockdown.

Sampai di kampus, kata Mahmud, seluruh mahasiswa, dosen dan civitas akademika diperiksa suhu tubuh. Bila ada suhu di atas 38 derajat tidak diperkenankan masuk ke kampus.

Selama di kampus, seluruh mahasiswa yang sedang belajar ada bantuan makan siang dari Kementerian Pendidikan Malaysia. Sehingga Mahmud mengaku tidak kesulitan mendapatkan makanan.

"Waktu berada di kampus dibatasi sampai pukul 5 sore (waktu Malaysia)," ungkap Mahmud.

Selama lockdown, kebutuhan makanan di Malaysia tetap tersedia. Mini market, tempat pembelanjaan makanan pokok tetap buka. Yang tidak diperbolehkan, hanya berkumpul dan kontak fisik. Seluruh cafe dan tempat keramaian lainnya sudah tutup selama lockdown.

Tetapi bila hendak membeli kebutuhan makanan, kata Mahmud diperbolehkan keluar dan membeli di toko kebutuhan makanan pokok. Yang kesulitan, tidak ada transportasi publik untuk bepergian.

"Grab juga susah kita dapat, tapi makanan mudah kami dapat," jelasnya.

Terjebak lockdown, Mahmud kini lebih fokus menyelesaikan riset dan tesisnya di kampus UKM, Malaysia. Rencananya dia baru kembali ke Serambi Makah setelah kebijakan lockdown dicabut oleh Kerajaan Malaysia.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Koordinator Aksi Mahasiswa Aceh yang Usir Paksa Rohingya Buka Suara Terkait Dugaan Hubungan dengan Gerindra
Koordinator Aksi Mahasiswa Aceh yang Usir Paksa Rohingya Buka Suara Terkait Dugaan Hubungan dengan Gerindra

Sebelumnya diberitakan, aksi pengusiran paksa pengungsi Rohingya dilakukan mahasiswa dari berbagai kampus di Banda Aceh.

Baca Selengkapnya
Aksi Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya dari Tempat Penampungan Sementara
Aksi Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya dari Tempat Penampungan Sementara

Mahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut

Baca Selengkapnya
Mahfud soal Kertas Suara di Malaysia Sudah Tercoblos 03: Bisa Jadi Operasi Pihak Lain
Mahfud soal Kertas Suara di Malaysia Sudah Tercoblos 03: Bisa Jadi Operasi Pihak Lain

Mahfud menilai bisa saja hal itu menjadi salah satu operasi dari pihak lain seakan-akan pasangan nomor urut 3 melakukan kecurangan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sering Berulah, Geng Remaja di Aceh Besar Ini Disanksi Sebulan Tadarus Alquran di Kantor Polisi
Sering Berulah, Geng Remaja di Aceh Besar Ini Disanksi Sebulan Tadarus Alquran di Kantor Polisi

Kelompok remaja yang menamakan diri gengnya dengan 'Kampung Tengah' itu kerap beraksi kekerasan.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Ucapkan Terima Kasih pada Jokowi, Sinyal Mundur dari Menko Polhukam?
Mahfud MD Ucapkan Terima Kasih pada Jokowi, Sinyal Mundur dari Menko Polhukam?

Mahfud MD mengaku bersyukur, telah diberikan amanah sebagai Menteri

Baca Selengkapnya
Sejarah Desa Alur Jambu Aceh Tamiang, Sudah Ditinggalkan Warganya Akibat Diganggu Mahluk Halus
Sejarah Desa Alur Jambu Aceh Tamiang, Sudah Ditinggalkan Warganya Akibat Diganggu Mahluk Halus

Sebuah pedesaan di Aceh Tamiang sudah tak lagi dihuni warganya akibat gangguan mahluk halus.

Baca Selengkapnya
Mengenal Panglima Laot, Warisan Budaya Tak Benda yang Jaga Pesisir Aceh
Mengenal Panglima Laot, Warisan Budaya Tak Benda yang Jaga Pesisir Aceh

Keberadaan Panglima Laot ini sudah muncul sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17.

Baca Selengkapnya
Istana Buka Suara Respons Isu Mahfud MD Mundur dari Menko Polhukam
Istana Buka Suara Respons Isu Mahfud MD Mundur dari Menko Polhukam

Mahfud yang juga berstatus Cawapres, mendadak mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya
Mahfud Ungkap Hak Angket Siap Diajukan, Naskah Setebal Lebih dari 75 Halaman
Mahfud Ungkap Hak Angket Siap Diajukan, Naskah Setebal Lebih dari 75 Halaman

Bahkan, kata Mahfud, naskah akademik yang disusun untuk hak angket sangat tebal sekali.

Baca Selengkapnya