Ketum PGI Nilai Pilkada Serentak Berjalan Baik di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt Gomar Gultom menyampaikan rasa syukurnya atas diselenggarakannya Pilkada Serentak yang berjalan lancar dan aman. Baik dari Covid-19 maupun keributan.
"Mewakili PGI, saya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas keberhasilan penyelenggaraan Pilkada ini. Apresiasi juga perlu disampaikan kepada KPU, Bawaslu, Kemendagri," kata Pdt Gomar Gultom saat ditemui wartawan di Jakarta, Minggu (13/12).
Gultom mengatakan, pada awalnya PGI khawatir jika Pilkada Serentak bisa menciptakan klaster baru penyebaran virus Corona. Namun setelah ia memantau prosesi Pilkada di hampir seluruh TPS di Indonesia melalui jaringan umat dan pengurus PGI 270 daerah, dia melihat penegakan protokol sudah dilakukan secara ketat.
"Data dari Satgas juga menunjukkan tingkat kepatuhan protokol saat Pilkada antara 89-96 persen. Ini prestasi bersama bangsa Indonesia, bukan hanya menjaga nilai-nilai demokrasi, tapi juga kesehatan, dan keselamatan bersama,"ujarnya.
Menurutnya, doa para umat dikabulkan selama ini agar Pilkada berjalan lancar telah dikabulkan. Selain itu, keberhasilan ini, kata dia, menunjukkan demokrasi di Indonesia yang masih berjalan lancar.
"Partisipasi pemilih yang tidak surut di tengah pandemi ini menandakan doa rakyat dikabulkan. Umat merasa ikut bertanggung jawab pada terciptanya pemerintahan yang efektif melalui paslon yang dipilihnya," kata Gultom.
Sebelumnya, Majelis Pengurus Harian (MPH) PGI memang telah menerbitkan pesan pastoral menjelang Pilkada sebagai bekal umat untuk menentukan pilihan.
PGI meminta kepada umat agar menggunakan hak pilihnya sebagai bentuk tanggung jawab iman dan kewarganegaraan.
"Sebagai warga negara, Pilkada juga merupakan sarana untuk mengembangkan kualitas demokrasi substansial demi terwujudnya kebaikan bersama," kata dia.
Selain itu MPH PGI juga meminta umat untuk menghindari politik sektarian, atau memilih pemimpin karena mahzabnya atau sektenya. Menurutnya pemimpin yang dipilih haruslah berdasarkan jejak keteladanannya. Selain itu, lanjut Gultom, umat juga tidak boleh terikat dalam politik pragmatis maupun transaksional.
"Harus menjauhkan diri dari pemimpin yang menjual suaranya demi alasan-alasan kebutuhan dana bagi pengembangan pelayanan atau pembangunan di lingkungan gereja," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati menggugat proses pencalonan Gibran ke PTUN, PDIP menghormati keputusan MK yang menolak semua gugatan hasil Pilpres 2024 kubu capres-cawapres 01 dan 03.
Baca SelengkapnyaPDIP menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak keseluruhan permohonan sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
DKPP memutuskan memberhentikan tetap Guripa Telenggen sebagai Komisioner Bawaslu Puncak karena melanggar kode etik
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPotensi kerawanan Pilkada 2024 tinggi dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaPenyebutan istilah KKB menjadi OPM memiliki dampak politis serta konsekuensi pada cara menyelesaikan.
Baca SelengkapnyaNantinya dana tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan dan seluruh tahapan penyelanggaraan Pilkada.
Baca SelengkapnyaUsai pendatangan NPHD, dana akan cair paling lambat 14 hari setelahnya.
Baca Selengkapnya