Kelompok terafiliasi ISIS, selama ini tidur dan menunggu waktu bergerak
Merdeka.com - Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara sempat berbincang panjang lebar dengan dua terduga teroris asal Riau yang ditangkap di Palembang, kemarin. Keduanya menyebut polisi sebagai kafir harbi yang harus dimusnahkan.
Dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat di Palembang, Zulkarnain menceritakan kronologi penangkapan dan hasil obrolannya dengan kedua pelaku berinisial HS alias AA dan HH alias AA. Keduanya mengubah nama setelah masuk dalam kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD).
Dari obrolannya itu, Zulkarnain menyebut kedua pelaku hafal Pancasila tetapi benci dengan dasar negara itu. Mereka ingin mengubah Pancasila menjadi khilafah sebagai target perjuangannya.
"Saya tanya hafal Pancasila, ya mereka hafal Pancasila, tapi tidak Pancasilais, sangat tidak senang dengan Pancasila. Saya bilang sama mereka sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, artinya kita beragama. Mereka ngotot, jadi saya anggap mereka bebel, mungkin mereka juga anggap saya bebel," ungkap Zulkarnain, Selasa (15/5).
Zulkarnain mengatakan, mereka mengaku menganut paham salafiyah melalui pengajian. Mereka juga belajar tentang agama dari internet sehingga mudah mengikuti ajaran sesat.
"Mereka pahamnya salafiyah, katanya. Tapi saya kira tidak ada kaitannya dengan agama," ujarnya.
Bagi keduanya, semua orang yang di luar kelompoknya adalah kafir. Terkhusus bagi polisi, mereka anggap sebagai kafir harbi atau kafir musuh utama yang harus dimusnahkan.
"Tapi mereka beraksi tidak sembunyi-sembunyi, harus berhadapan, misalnya mau ngebom," kata dia.
Zulkarnain menambahkan, selama ini kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS ini berdiam diri dan tetap seperti warga biasa. Setelah kerusuhan di Mako Brimob, mereka keluar dan bermaksud melakukan amaliah.
"Selama ini mereka sleeping sel, senyap, tidak bergerak, tapi menunggu waktu. Begitu Mako Brimob pecah mereka bergerak," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lakukan persiapan maksimal menjelang bulan yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim ini.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMasyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaKasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca Selengkapnya