Kelakuan Bule di Bali, Marah-Marah saat Diingatkan Jaga Protokol Kesehatan
Merdeka.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Badung, Bali, I Gusti Agung Ketut Suryanegara banyak menerima keluhan dari para pengusaha restoran dan bar di wilayah Kabupaten Badung, khususnya di Kuta, tentang sulitnya menertibkan para warga asing untuk mentaati protokol kesehatan.
Bahkan kadang-kadang warga asing tersebut malah marah dan ngamuk saat diingatkan untuk menjaga protokol kesehatan.
"Marah-marah, makannya itu kadang-kadang dilema pengusaha. Padahal, begitu masuk mereka semua rata-rata taat. Tapi setelah di dalam sudah mulai (melanggar protokol kesehatan)," kata Suryanegara saat dihubungi, Rabu (6/1).
Dia bersama petugas lainnya sering datang ke tempat-tempat usaha seperti restoran dan bar yang banyak dikunjungi para bule untuk memastikan protokol kesehatan.
"Pertama kesulitan menertibkan masalah tamu. Kadang-kadang mereka kesusahan meminta tamu untuk mentaati protokol kesehatan. Kadang-kadang tamunya marah-marah. Iya itu, resiko seorang pengusaha, mau mengusir susah, mau didiamkan mereka tidak mentaati protokol kesehatan. Seperti itulah," imbuhnya.
Selain itu, keluhan para pengusaha juga banyak bule yang masuk ke restoran dan bar hanya beli bir, air putih dan kopi saja. Tetapi di sana mereka nongkrong sampai lima jam.
"Mereka curhat kepada kita, orangnya banyak tapi yang belanja sedikit. Kadang-kadang, mereka masuk ke tempat hanya beli bir dan air putih saja, bisa lima jam di tempat itu. Sering pengusaha itu mengadu ke kita, tempatnya memang penuh tapi pendapatan sedikit. Iya, itu rata-rata pengusaha-pengusaha yang kita kunjungi dan kedapatan ramai itu," jelasnya.
Ia juga menyampaikan, malah ketika liburan tahun baru 2021 banyak wisatawan domestik yang berani beli banyak dan mereka loyal kepada protokol kesehatan selama liburan di Bali.
"Malah orang yang Indonesia yang sudah balik (liburan) itu kebanyakan mereka yang lebih berani beli ini, beli itu. Lebih loyal tamu Indonesia malahan, lebih gampang komunikasinya dan mereka menyadari situasi dan kondisi. Tapi, kalau bule itu sepertinya tidak percaya adanya Covid-19," jelasnya.
"(Bule) itu beli air putih, bisa sekian jam di tempat itu (nongkrong). Ini kenyataan dan keluhan dari pengusaha-pengusaha memang ramai kelihatan orangnya tapi yang belanja sedikit, paling beli kopi bisa lima jam di tempat sana. (Ada) yang ngamuk lagi. Artinya, rata-rata keluhan pengusaha seperti itu. Setiap pengusaha yang ramai kita kunjungi rata-rata keluhannya sama," ujarnya.
Namun Suryanegara juga memahami, bahwa para warga asing itu berbelanja sedikit karena berhemat selama Pandemi Covid-19 karena masih belum bisa pulang ke negaranya. "Mereka mungkin berhemat, punya uang tapi berhemat karena belum bisa pulang," ujarnya.
Suryanegara meminta para bule tersebut untuk mentaati protokol kesehatan. Karena, selama ini mereka bandel dan pihaknya sudah meminta dukungan kepada para konsulat warga asing itu agar disampaikan untuk taad protokol kesehatan.
"Mungkin ancamannya kalau tidak (mentaati protokol kesehatan) tidak bisa diperpanjang visanya. Dukungan dari konsulat juga artinya sangat penting, karena untuk mengingatkan warga-warganya yang masih ada di Bali ini," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaAlasan Pemprov Bali memberlakukan pungutan bagi wisman senilai Rp150.000, lantaran Pemprovnya merasa tidak mendapatkan pemasukan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.
Baca SelengkapnyaKampung Islam Kepaon di Kota Denpasar memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten Masduki beberkan isi Peraturan Daerah yang melarang warung madura beroperasi 24 jam.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk dalam upacara tersebut mengenakan busana adat suku Bugis.
Baca SelengkapnyaWarung serba ada atau yang dikenal warung Madura saat ini keberadaannya tersebar di Denpasar, di mana mereka berjualan 24 jam.
Baca SelengkapnyaBabak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
Baca Selengkapnya