Kantor didatangi Banser, PDIP Banyumas sebut ada salah komunikasi
Merdeka.com - Puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) Banyumas mendatangi kantor DPC PDIP Banyumas, Selasa (26/6) siang. Kedatangan mereka dikarenakan gelaran tahlil oleh 9 warga di Desa Susukan, Kecamatan Sumbang yang dilakukan atas hajat dari istri calon Bupati Banyumas, Mardjoko.
Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Nasyirul Falah Amru, mengatakan semua pihak harus menjaga suasana dingin setelah peristiwa tersebut. Pria yang akrab disapa Gus Falah itu menyampaikan, penyerangan itu tidak terkait bisyaroh atau tradisi pengajian yang dilakukan kiai bersama warga setempat.
"Ini enggak ada kaitannya dengan bisyaroh dan tahlil atau pengajian apapun. ini murni soal money politics, satgas anti money politic menangkap seseorang yang melakukan money politic," kata Gus Falah di Jakarta, Selasa (26/6).
Dia mengimbau anggota Banser dan ormas lain yang turut mendatangi Kantor PDIP Banyumas harus dapat menahan diri dan tidak terpancing pihak yang ingin memperkeruh suasana.
"Jangan terpancing, jaga suasana kondusif. ini tidak ada kaitannya dengan pengajian, ini yang ditangkap karena money politics," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Banyumas, Febrian Nugroho menyampaikan, anggota sejumlah ormas mendatangi Kantor PDIP Banyumas karena ada kesalahan informasi. Setelah dilakukan pertemuan, diketahui masalah sebenarnya adalah penangkapan pelaku money politic di Kecamatan Sumbang oleh Satgas Anti Money Politic, pada Senin (25/6).
Setelah ditelusuri, pihak yang membagikan uang mengaku mendapatkan uang tersebut dari istri Mardjoko. Mardjoko adalah calon bupati Banyumas yang diusung Partai Golkar, PAN, Partai Gerindra, PPP, PKS, dan PKB.
"Jadi enggak ada penyerangan, ini salah komunikasi. Praktik money politics sudah kita laporkan ke Panwaslu dan akan diproses," ucap Febri.
Febri menyampaikan, perwakilan DPC PDIP dan Banser sudah menyatakan tidak ada masalah saat mediasi dengan perwakilan Polres Banyumas. Saat ini, kata Febri, Kantor DPC PDIP Banyumas sudah kembali normal.
"Jadi ini soal money politics terkait Pilbup, bukan dengan ormas atau pengajian," ujarnya.
Seperti diketahui, Banser juga menduga Satgas Money Politics PDIP telah melakukan persekusi kepada warga Nahdiyin di Desa Susukan, sebab mencoreng tradisi ke arah transaksi uang berbau politik. Sedang di sisi lain, Satgas Money Politics PDIP menduga ada indikasi praktik politik uang atas pemberian istri salah satu calon Bupati Banyumas kepada warga Desa Susukan, di tengah masa tenang Pilkada.
Kasatkorcab Banser Banyumas, Andry Widianto menyayangkan Satgas Money Politics PDIP bertindak sendiri dan menuduh warga Nahdiyin yang tengah tahlil bermuatan politik uang. Ia memang membenarkan, tahlil atas permintan istri salah satu calon Bupati, tapi sebatas mendoakan kelancaran di Pilkada. Dalam tahlil tersebut, tak ada upaya mempengaruhi pemilih atau berkampanye tentang salah seorang Calon Bupati.
"Memang ada uang Rp 20.000. Selain itu juga ada berkat berupa makanan. Ini bagian dari tradisi saja, uang itu sodaqoh," kata Andry.
Sedang Wakil Ketua Bidang Hukum dan Keamanan DPC PDIP, Agus Priyanggodo yang menemui puluhan Banser di halaman kantor DPC PDIP mengatakan bahwa Satgas Money Politics PDIP sebatas melaporkan ada indikasi praktik politik uang. Ia juga menegaskan indikasi yang lantas dilaporkan ke Panwas Banyumas, tidak ada irisan baik dengan Banser maupun NU. Kebenaran adanya praktik politik uang akan diperiksa dan ditentukan oleh Panwas.
"Ini sebatas indikasi money politics. Sebab ada pembagian uang yang dilakukan istri dari salah satu calon justru di masa tenang," ujar Agus.
Mencegah persoalan tersebut semakin meruncing, Kapolres Banyumas, Bambang Yudhantara Salamun memediasi perwakilan PDIP, Banser dan PCNU Banyumas untuk duduk bersama. Ia menegaskan di penghujung Pilkada, tensi politik yang meningkat perlu disikapi dengan kearifan. Ia meminta masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapat dengan mengutamakan rasa persaudaraan.
"Kita sudah menjalani tahap-tahap Pilkada dengan baik dan harmonis. Jangan sampai di penghujung Pilkada ini demokrasi terciderai," kata Yudhantara.
Usai melakukan mediasi kurang lebih satu jam, masing-masing pihak baik dari PDIP, Banser dan perwakilan PCNU Kabupaten Banyumas sepakat untuk mengakhiri persoalan. Pihak PDIP sepakat untuk mencabut laporan indikasi politik uang di Panwas Banyumas. Sedang pihak Banser juga mencabut laporan dugaan persekusi yang dilakukan Satgas Money Politik PDIP di Polres Banyumas.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaPengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca SelengkapnyaArief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaGus Fahrur mengimbau masyarakat di Indonesia agar tetap tenang menikmati masa pencoblosan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebanyak 191 bangunan mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung.
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan harus jadi momentum untuk meningkatkan kesabaran dan pengendalian diri
Baca SelengkapnyaBansos merupakan program pemerintah, sehingga tidak benar jika hanya diklaim salah satu paslon.
Baca Selengkapnya