Kado pahit Cebongan untuk HUT ke-61 Kopassus

Merdeka.com - Hasil investigasi kasus penembakan empat tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, cukup mengagetkan: 11 anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dinyatakan terlibat!

Temuan ini barangkali tidak mencengangkan, jika saja Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Hardiono Saroso tidak buru-buru menyangkal ada tentara yang terlibat dalam insiden keji, Sabtu (23/3) dini hari itu.

Tapi toh hasil investigasi telah membungkam mulut Pangdam. Pengungkapan keterlibatan Kopassus dalam penembakan sadis itu bak kado pahit yang harus diterima jelang HUT ke-61 pasukan komando.

"Harus diakui ini merupakan kado pahit buat Kopasus yang berulang tahun pada 16 April ini," kata anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Al-Habsy, di Jakarta, Jumat (5/4).

Kopassus dibentuk 61 tahun silam atau tepatnya 16 April 1952 oleh Kolonel A.E. Kawilarang. Kopassus awal bernama Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT).

Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalaman Kawilarang menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS). Komandan pertama saat itu adalah Idjon Djanbi, mantan kapten KNIL Belanda kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus Visser.

Kado pahit dalam sejarah Kopassus juga pernah diterima 11 anggota pasukan komando karena terlibat penculikan aktivis pro-demokrasi pada 1998. Tim Mawar, sebutan gerombolan tentara penculik itu, akhirnya dihukum oleh Mahkamah Militer (Mahmil), meski keluarga korban tetap tak puas karena pemimpinnya justru masih melenggang hingga kini.

Namun demikian, Aboe Bakar menilai apa yang dilakukan 11 anggota Kopassus adalah tindakan personal, bukan institusi.

"Jangan sampai dihubung-hubungkan dengan kesatuan, terlihat dari hasil investigasi tim TNI AD yang menyatakan adanya upaya pencegahan namun gagal," ujar Aboe Bakar.

"Kita tidak ingin kasus ini mencederai mentalitas anggota dari kesatuan yang kita banggakan ini," imbuh politikus PKS ini.