Kabareskrim Siap Kooperatif Bantu Komnas HAM Autopsi Ulang 6 Laskar FPI Tewas
Merdeka.com - Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, pihaknya akan kooperatif bersama Komnas HAM dalam mengusut kasus penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek. Termasuk jika diperlukan adanya autopsi ulang jenazah.
"Saya kira prinsipnya terkait dengan hal-hal yang diperlukan Komnas HAM, kami siap memberikan," tutur Listyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (21/12).
Menurut Listyo, pihaknya belum mendapatkan surat pemberitahuan atau pun permintaan autopsi ulang dari Komnas HAM. Meski begitu, berbagai bukti atas kasus tersebut telah disampaikan secara lengkap.
"Data-data terkait autopsi sudah kita paparkan. Nanti akan menjadi penilaian apakah perlu autopsi ulang atau tidak oleh Komnas HAM," jelas Listyo.
Komnas HAM terus melakukan investigasi terhadap enam Laskar Khusus Front Pembela Islam (FPI) yang tewas akibat diterjang timah panas oleh anggota Polda Metro Jaya di Kilometer 50 ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, pihaknya masih terus melakukan investigasi terhadap kasus FPI tersebut. Untuk hasilnya dia berharap bisa cepat.
"Semoga cepat. Karena itu harapan kami semua," kata Anam kepada Liputan6.com, Minggu (20/12).
Menurut dia, investigasi yang melibatkan laskar FPI ini banyak memanggil sejumlah pihak. Karena itu, semuanya masih dalam berproses.
"Namun, karena ini penyelidikan tergantung banyak pihak. Termasuk jadwal ahli ketika kita minta pandangan keahliannya," jelas Anam.
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menerima salinan hasil autopsi jenazah laskar FPI pada minggu lalu.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian menyampaikan, terdapat 18 luka tembakan di jasad Laksar Khusus Front Pembela Islam (FPI). Andi hanya menjelaskan secara umum tanpa merinci jumlah peluru di masing-masing jenazah.
"Secara umum yang bisa saya sampaikan ke publik, luka tembak ada 18. terus, tidak ada tanda-tanda kekerasan lain," kata dia saat dihubungi, Jumat (18/12).
Andi menolak menjelaskan secara gamblang. Menurut dia, itu sudah masuk ke materi penyidikan.
Reporter: Nanda PerdanaSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang disorot soal netralitas aparat selama mengawal jalannya Pemilu tahun ini.
Baca Selengkapnya14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaMencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaHakim PN Jaksel menolak gugatan praperadilan ketua KPK nonaktif Firli Bahuri
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Perika Mantan Anggota TPF Pembunuhan Munir, Apa yang Digali?
Baca SelengkapnyaKetua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Palembang inisial OS (30) dilarikan ke rumah sakit akibat dibacok petugas Linmas, RV (40).
Baca Selengkapnya