Jelang Libur Akhir Tahun, Satgas Covid-19 Ingatkan Risiko Kunjungi Lansia
Merdeka.com - Jelang libur akhir tahun 2020, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, mengingatkan masyarakat risiko mengunjungi orang lanjut usia (lansia). Menurutnya, mengunjungi lansia bisa membuka potensi penularan Covid-19 dan kematian.
"Diingatkan lagi terkait waspada saat berkunjung kepada lansia. Tadi kita bilang risiko-risiko (kematian) yang di mana banyak terdapat pada orang-orang yang sudah tua," ujarnya saat mengisi Talk Show Covid-19 Dalam Angka di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Rabu (16/12).
Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menganalisis kematian pasien Covid-19 berdasarkan usia dan riwayat komorbid dalam lima bulan terakhir. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasien Covid-19 yang berada pada kategori umur di atas 60 tahun paling berisiko terhadap kematian.
"Penelitian pada aspek usia menemukan bahwa mereka yang berusia 31 sampai 45 tahun dan 46 sampai 59 tahun berisiko masing-masing sebesar 2,4 dan 8,5 kali lipat pada kematian dibandingkan mereka yang berusia 19 sampai 30 tahun. Risiko ini akan semakin meningkat pada usia di atas 60 tahun yakni 19,5 kali lipat," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Selasa (15/12).
Sementara analisis berdasarkan riwayat komorbid menunjukkan, pasien Covid-19 dengan penyakit ginjal memiliki risiko kematian 13,7 kali besar dibanding tidak memiliki penyakit ginjal. Disusul pasien Covid-19 dengan komorbid jantung, memiliki risiko kematian 9 kali lebih besar.
Kemudian pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes melitus memiliki risiko kematian 8,3 kali lebih besar. Pasien Covid-19 dengan hipertensi memiliki risiko kematian 6 kali lebih besar.
"Penyakit imun memiliki risiko kematian 6 kali lebih besar dibanding tidak memiliki penyakit imun," sambungnya.
Selain itu, Wiku melaporkan, pasien yang memiliki satu penyakit komorbid berisiko 6,5 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19. Pasien dengan dua penyakit komorbid berisiko 15 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19 dibandingkan yang tidak memiliki komorbid.
"Mereka yang memiliki lebih atau sama dengan 3 penyakit komorbid berisiko bahkan 29 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19 dibandingkan yang tidak memiliki komorbid tersebut," jelasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian terbaru mengungkapkan kehebatan alamiah semut ini dalam menangani risiko kematian yang diakibatkan oleh infeksi luka. Simak selengkapnya disini!.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaSejumlah kondisi yang tampak pada mata seseorang bisa sangat menunjukkan kondisi kesehatan termasuk risiko kematian diri pada seseorang.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaSebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca SelengkapnyaMudik Lebaran identik dengan perjalanan panjang yang bisa memicu aritmia hingga henti jantung.
Baca Selengkapnya