Ini struktur komando operasi militer Myanmar habisi etnis Rohingya
Merdeka.com - Militer Myanmar menggelar operasi militer di Negara Bagian Rakhine. Tatmadaw, sebutan bagi tentara, beralasan memburu gerilyawan Militan Rohingya Arakan (ARSA) yang mereka cap sebagai teroris.
Namun aksi militer ini juga diikuti dengan sejumlah pelanggaran HAM pada warga sipil. Sejumlah wanita diperkosa dan desa-desa dibakar. Sejumlah saksi mata juga menyebut tentara Myanmar melakukan pembunuhan massal. Ratusan ribu etnis Rohingya mengungsi ke hutan-hutan di perbatasan dengan Bangladesh.
Operasi militer ini digelar oleh Komando Pasukan Barat yang dikomandani oleh Mayor Jenderal Maung Soe. Secara hierarki dia melapor pada Biro Operasi khusus di Naypyidaw yang langsung memiliki akses pada Panglima Tertinggi Jenderal Senior Min Aung Hliang.
Kekuatan Komando Pasukan Barat tidak main-main. Ada 33 batalyon infanteri yang disebar di tiga divisi. Kekuatan ini ditambah dengan batalyon artileri, kavaleri lapis baja dan dukungan medis serta bantuan logistik dan komunikasi.
Satu batalyon rata-rata berisi 500 orang. Total kekuatan Komando Pasukan Barat ini tak kurang dari 15.000 personel dengan ratusan tank, ranpur lapis baja dan meriam medan.
Kantor Berita Reuters memaparkan yang menjadi ujung tombak operasi militer di Rakhine adalah Divisi Infanteri Ringan ke-15. Ada 4 batalyon yang diterjunkan yaitu batalyon 352, 551, 564 dan 345.
"Ada sekitar 2.000 personel yang terjun dalam operasi militer untuk Rohingya ini. Pasukan infanteri ke-15 memimpin penyerangan ini," kata sumber militer setempat.
Siapa yang mereka hadapi di Rakhine? Ratusan gerilyawan Rakhine dengan senjata ringan dan golok. Yang secara hitung-hitungan militer, sama sekali bukan tandingan tentara Tatmadaw yang bersenjata berat dan canggih.
Reuters juga menyebutkan tim investigasi telah memeriksa Mayjen Maung Soe dan sejumlah stafnya atas dugaan kekerasan yang dilakukan dalam operasi militer ini. Namun pihak berwenang menolak membeberkan hasil pemeriksaan.
Namun sejumlah sumber menyebut hingga kini tak ada sanksi apa pun yang diberikan pada sang jenderal maupun anak buahnya dalam operasi militer di Rakhine.
"Tim investigasi masih mengumpulkan bukti dan menanyai saksi," kata sumber tersebut.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaBerikut potret ratusan Perwira hingga Tamtama datang ke Mako menghadap Komandan Brimob.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Brigadir Amharet tugas di zona merah Papua hingga tidak mengenal baju dinas.
Baca SelengkapnyaBegini suasana latihan ala anggota Brimob yang dikenal keras sampai ditembaki laras panjang.
Baca SelengkapnyaTernyata orangtua dan anak yang berprofesi sebagai polisi dan berkantor di lokasi yang sama banyak dijumpai di korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, Letkol Inf. Nur Wahyudi resmi dilantik menjadi menjadi Dansat-81 Kopassus.
Baca SelengkapnyaBerikut momen prajurit TNI diam seribu bahasa saat istri singgung soal mantan pacar.
Baca SelengkapnyaPersimpangan di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan, mendapat sorotan publik. Penggunaan material keramik membuat pemotor banyak terpeleset.
Baca Selengkapnya