Ikuti Tren Tiktok, Ini Alat yang Dipakai Belasan Siswa SD Situbondo buat Sayat Tangannya Sendiri
Perederan alat mirip pulpen tersebut sedang diselidiki polisi.
Perederan alat mirip pulpen tersebut sedang diselidiki polisi.
Heboh perilaku sejumlah pelajar di Situbondo, Jawa Timur menyakiti anggota tubuh dengan cara disayat. Hal itu mereka lakukan setelah mencontoh sebuah video yang muncul di akun media sosial Tiktok.
Ternyata, pelajar menyayat anggota tubuh mereka menggunakan benda tajam yang menyerupai pulpen. Benda itu kemudin disayatkan pada bagian tubuh seperti tangan bagian dalam.
Satreskrim Polres Situbondo, Jawa Timur, sedang menyelidiki asal muasal benda tajam menyerupai pulpen yang dipakai sejumlah pelajar. Informasi didapat, alat itu dijual pedagang keliling di sekolah dasar.
"Kami lakukan penyelidikan untuk mengetahui benda tajam yang mirip pulpen dijual di lingkungan sekolah dasar," kata Kasatreskrim Polres Situbondo AKP Momon Suwito di Situbondo, Jawa Timur. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (4/10).
Meskipun benda tajam menyerupai pulpen itu boleh dijual bebas di pasaran, polisi menyayangkan pemilik toko atau pedagang keliling malah menjualnya kepada anak-anak di sekitar sekolah.
"Anak-anak ini kan belum mengerti risiko. Jadi, kalau benda tajam itu jangan dijual ke anak-anak apalagi dijajakan ke sekolah-sekolah dasar," tegas Kasatreskrim.
"Kepada para penjual alat kesehatan yang berisiko atau pun benda tajam dan sejenisnya, untuk tidak dijual kepada anak-anak," ujarnya.
Sebelumnya, Kamis (28/9), ditemukan terdapat belasan siswa di salah satu sekolah dasar negeri di kawasan Situbondo menggores tangan mereka dengan menggunakan benda tajam mirip pulpen.
Para siswa itu menggoreskan benda tajam ke tangannya dengan alasan mengikuti tren di salah satu media sosial
Sebelumnya, kepada guru yang menanyainya, para siswa itu mengaku sengaja melukai lengannya sendiri karena mengikuti tren yang viral di medsos TikTok.
"Mereka mengaku membeli alat untuk menggores lengannya sendiri itu dari pedagang yang ada di sekitar sekolah," ujar guru tersebut.
Keesokan harinya, pihak sekolah langsung memanggil para orangtua dari para siswa tersebut.
Menurut seorang guru dan pimpinan SD yang enggan disebut nama dan lembaganya, kasus ini bermula dari seorang guru yang mendapati seorang siswi kelas V SD di sekolah tersebut, lengannya penuh dengan luka sayatan.
Saat itu, pihak sekolah langsung memeriksa seluruh lengan siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Hasilnya didapati, ada 11 siswa yang lengannya penuh luka sayatan. Mereka berasal dari kelas 4, 5 dan 6 SD.
pihak sekolah langsung memanggil para orangtua dari para siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaPara bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaHasoloan menambahkan, sejauh ini pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi. Tiga di antaranya adalah teman korban lalu dua lainnya adalah pihak sekolah.
Baca SelengkapnyaIa pernah diramalkan tak berumur panjang oleh sang kakek.
Baca SelengkapnyaPungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar.
Baca SelengkapnyaPelaku dan barang bukti sajam dibawa ke Mako Polsek Pinang untuk proses hukum lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPungutan infaq untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah.
Baca SelengkapnyaAntar korban dan terduga pelaku berasal dari sekolah berbeda. Namun keduanya adalah teman sepermainan di Bedahan.
Baca Selengkapnya"Supaya tidak terjadi kejadian serupa. Saya kira patut menjadi perhatian," kata Aris
Baca Selengkapnya