IDI Minta Pemerintah Buka Data Pasien Covid-19 kepada Tenaga Medis
Merdeka.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, mengatakan pemerintah menutup data pasien Covid-19. Hal ini mengakibatkan penularan Covid-19 terus terjadi dan jumlah tenaga kesehatan terjangkit virus Sars-Cov2 itu bertambah.
"Kami usul kasus ini dibuka, data kasus ini dibuka. Untuk apa? untuk memudahkan deteksi. Kalau data ini tidak dibuka maka deteksi kita akan kesulitan, kontaknya akan kesulitan sehingga identifikasi kepada siapa yang tertular, siapa yang mungkin akan tertular sulit dideteksi," katanya dalam diskusi virtual Tetap Lindungi Tenaga Medis dari Covid-19, Rabu (16/12).
Seharusnya, kata Daeng, pemerintah membuka data pasien Covid-19. Transparansi data pasien Covid-19 bukan berarti disampaikan secara terbuka kepada publik, melainkan hanya diberikan kepada tenaga kesehatan terkait.
"Dengan identifikasi yang tidak dibuka dengan baik petugas kesehatan tidak mengerti siapa yang sakit, siapa yang tidak, sehingga petugas kesehatan banyak yang tertular dari orang-orang yang datang ke fasilitas kesehatan. Karena dia (kasus Covid-19) sebenarnya kebanyakan tidak mengeluh sakit. Jadi OTG istilahnya. Datang ke petugas kesehatan dengan keluhan yang lain padahal dia sudah tertular," jelasnya.
Bila pemerintah membuka data kasus Covid-19, maka penularan Covid-19 bisa dicegah. Selain itu, tingkat penularan Covid-19 di fasilitas kesehatan dan tenaga medis juga dapat ditekan.
"Ini karena memang sistem deteksi (kasus Covid-19) tidak terbuka," ucap dia.
Daeng menambahkan, sejak Indonesia menyatakan pandemi Covid-19, IDI bersama sejumlah organisasi profesi kesehatan lainnya telah meminta pemerintah membuka data kasus Covid-19. Namun, pemerintah menolak dengan alasan khawatir menimbulkan kegaduhan.
"Pemerintah mempertimbangkan terjadi sedikit ricuh kalau data dibuka. Padahal maksud kami bukan dibuka secara umum tapi dibuka ke petugas-petugas terkait," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPersaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Data Penerima Bantuan Pangan Bulog Ditambah 8 Persen
Presiden Jokowi menyampaikan kenaikan jumlah penerima bantuan untuk alokasi mulai awal tahun 2024 sebesar 8% dari data penerima sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap
Pada 26 Februari lalu, partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya memperoleh 2.001.493 suara atau 2,68 persen.
Baca Selengkapnya